Litbang Kompas Publikasi Elektabilitas Parpol Terbaru 9 Bulan Jelang Pemilu 2024, Siapa di Puncak?

Salah satu yang meningkat dan masih konsisten di puncak hingga saat ini adalah PDI-P yang memiliki elektabilitas di angka 23,3%

Litbang Kompas Publikasi Elektabilitas Parpol Terbaru 9 Bulan Jelang Pemilu 2024, Siapa di Puncak? Kumpulan pin berbentuk logo partai peserta Pemilu 2024 | Yunus Nugraha/Shutterstock

Lembaga media riset ternama Litbang Kompas kembali melakukan survei periodik pada bulan Mei ini. Melakukan survei selama periode 29 April-10 Mei 2023, Litbang Kompas tak absen membahas elektabilitas partai politik (parpol) jelang Pemilu 2024 yang tinggal 9 bulan lagi.

Jika dikomparasikan dengan survei elektabilitas parpol Litbang Kompas Januari lalu, ada beberapa partai yang mengalami peningkatan elektabilitas. Namun, tak sedikit juga partai yang mengalami penurunan elektabilitas akibat ragam peristiwa politik yang terjadi dalam tiga bulan terakhir.

Salah satu yang meningkat dan masih konsisten di puncak hingga saat ini adalah Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) yang memiliki elektabilitas 23,3% atau naik sekitar 0,4% dari periode Januari lalu. Hal yang sama berlaku pada Gerindra yang naik signifikan sekitar 4,3% menjadi 18,6% pada periode kali ini.

Sayangnya, penurunan terjadi pada beberapa parpol seperti Demokrat, Golkar, Nasdem, PKB, PKS, Perindo, PBB, PSI, dan Gelora. Namun, meskipun Demokrat mengalami penurunan sekitar 0,7%, partai berwarna biru tersebut berhasil naik ke posisi tiga besar (8%) karena Golkar mengalami penurunan elektabilitas yang cukup signifikan, yakni sebesar 1,7% menjadi 7,3%.

Tingkat elektabilitas parpol menurut Litbang Kompas per Mei 2023 | GoodStats

Tak hanya Demokrat, penurunan elektabilitas juga terjadi pada parpol kubu Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres RI 2024. Nasdem dan PKS sama-sama mengalami penurunan elektabilitas hingga 1%. Namun, posisi Nasdem saat ini masih berada di 5 besar.

"Sulit dielakkan, narasi dominan saat ini masih didominasi Presiden Jokowi dalam mengonsolidasi partai-partai yang akan berkoalisi. Parpol sulit menghindar dari ”pengaruh Jokowi” karena sekitar 15 persen dari pemilih menyatakan pasti akan mengikuti petunjuk Jokowi dalam memilih penentuan capres," tulis Kompas di situsnya, Selasa (23/5) lalu.

"Nasdem, Demokrat, dan PKS makin mematangkan koalisi untuk mengajukan Anies sebagai bakal capres. Namun, belum semuanya meraih efek ekor jas dari pencalonan tersebut. PKS yang turut mengusung Anies tampaknya belum meraih dampak efek ekor jas. Terbukti selama tiga survei terakhir elektabilitasnya justru berkurang," sambung Kompas.

Yang menarik, pada survei kali ini PKS termasuk ke dalam 12 partai yang memiliki elektabilitas di bawah 4% atau sesuai dengan batas parlementer yang berarti parpol tersebut tidak dapat memiliki wakil di parlemen. 11 Partai lainnya antara lain PAN, Perindo, PPP, Hanura, PBB, PSI, Gelora, Buruh, Garuda, Ummat, dan PKN.

Kompas menyimpulkan, hasil survei menunjukkan bahwa elektabilitas parpol masih terlihat dinamis. Lebih lanjut, Kompas juga beropini bahwa Joko Widodo sebagai Presiden RI saat ini turut berperan dalam naik-turunnya elektabilitas parpol.

“Akhirnya, dari hasil survei terlihat bahwa elektabilitas parpol masih dinamis. Hal seperti susunan koalisi parpol, pasangan capres, dan arah dukungan Jokowi diduga turut menentukan elektabilitas parpol. Di sisi lain, peran Jokowi dalam kiprah pencapresan yang terlihat cukup intens mulai memancing sejumlah kritik,” tulis Kompas.

Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Dukungan Presiden di Battle Ground Pilkada Jawa Tengah

Bagaimana elektabilitas kedua paslon di Jawa Tengah hingga membutuhkan dorongan besar Presiden RI?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook