Cacar monyet atau monkeypox, merupakan penyakit zoonotik yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo dan sejak saat itu dilaporkan di beberapa negara di Afrika.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, kasus cacar monyet telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk di wilayah yang sebelumnya tidak pernah melaporkan adanya penyakit ini. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran virus cacar monyet kini menjadi perhatian global.
Penyebaran cacar monyet di berbagai negara dan wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah interaksi manusia dengan hewan yang menjadi inang alami virus ini, seperti primata dan hewan pengerat di Afrika.
Selain itu, mobilitas antar negara yang semakin tinggi juga berperan dalam menyebarkan virus ini ke wilayah-wilayah baru. Penularan cacar monyet dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, sehingga lingkungan sosial dan budaya juga memengaruhi tingkat penyebaran penyakit ini.
Selain itu, perbedaan dalam sistem kesehatan dan respons kebijakan pemerintah di setiap negara juga menjadi faktor penentu dalam jumlah kasus cacar monyet.
Negara dengan sistem kesehatan yang kuat dan upaya pencegahan yang efektif cenderung dapat menekan jumlah kasus lebih baik dibandingkan negara dengan sumber daya kesehatan yang terbatas.
Berdasarkan data yang dikumpulkan antara 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024, terlihat bahwa sebaran kasus cacar monyet sangat bervariasi di berbagai wilayah dunia.
Wilayah Amerika melaporkan jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi dengan 62.904 kasus. Angka ini sangat tinggi, setara dengan 63,4% dari 99.176 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia.
Posisi kedua diikuti oleh Eropa dengan 27.529 kasus atau sebanyak 27,75% dari keseluruhan kasus di dunia. Kedua wilayah ini menunjukkan jumlah kasus yang cukup signifikan, mencerminkan tingginya laju transmisi virus di daerah tersebut.
Di sisi lain, wilayah Afrika, yang merupakan tempat asal virus cacar monyet, melaporkan 4.232 kasus. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan Amerika dan Eropa, penting untuk diingat bahwa penyakit ini endemik di beberapa bagian Afrika, sehingga jumlah kasus yang dilaporkan mungkin hanya mencerminkan sebagian dari yang sebenarnya terjadi.
Wilayah Pasifik Barat mencatat 3.491 kasus, sementara Asia Tenggara dan Mediterania Timur masing-masing melaporkan 925 dan 95 kasus.
Angka-angka di atas menunjukkan bahwa meskipun cacar monyet telah menyebar ke berbagai benua, tingkat keparahan dan jumlah kasusnya sangat bervariasi.
Variasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perbedaan dalam sistem kesehatan, respons kebijakan pemerintah, tingkat kesadaran masyarakat, dan mobilitas penduduk.
Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan memahami dinamika penyebaran virus ini untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian yang efektif di masing-masing wilayah.
Baca Juga: Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Total 88 Kasus Sejak 2022
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor