Konflik militer terjadi antara militer Sudan dan Paramiliter Sudan Rapid Support Forces (RSF) sejak tanggal Sabtu (15/4) lalu. Konflik yang mengancam situasi keamanan di Sudan tersebut turut membuat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum menetapkan status Siaga 2 pada Minggu (16/4) lalu dan menaikkan status ke Siaga 1 pada empat hari kemudian.
Menanggapi status tersebut, Kementerian Luar Negeri segera melakukan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Sudan mulai Minggu (23/4) lalu waktu setempat. Sebelum tiba di Indonesia, WNI yang dievakuasi melalui perjalanan yang panjang, yakni mulai dari perjalanan darat selama 15 jam, perjalanan kapal laut menuju Jeddah, hingga pesawat menuju Indonesia.
Pemulangan WNI tahap pertama menampung sebanyak 385 orang yang tiba pada Jumat (28/4) lalu dengan pesawat Garuda Indonesia. Pada tahap kedua, terdapat total 363 WNI yang tiba di Jakarta pada Minggu (30/4) menggunakan pesawat yang sama.
Pada tahap ketiga, terdapat 75 WNI yang telah tiba di Jakarta pada Senin (1/5) lalu menggunakan pesawat TNI-AU. Yang terbaru, ada 100 WNI yang tiba di pemulangan tahap keempat pada Selasa (2/5) menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Sementara itu, ada 6 WNI yang mengatur kepulangannya secara mandiri. Artinya, telah terdapat 929 WNI yang telah kembali ke tanah air hingga Selasa (2/5).
Sebelum dipulangkan ke daerahnya masing-masing, WNI yang tiba di tanah air akan menginap di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Dalam keterangan resminya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada ragam pihak atas proses evakuasi yang berjalan dengan baik.
"Kita patut bersyukur, proses evakuasi WNI dapat dijalankan dengan baik di tengah banyak negara yang masih berusaha mengevakuasi warga negaranya dari Sudan. Pada kesempatan ini, saya ingin sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Mesir dan Persatuan Emirat Arab yang telah membantu evakuasi beberapa WNI keluar dari Sudan," kata Menlu Retno Marsudi dalam keterangan resminya (1/3) lalu.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya