Di era serba digital seperti sekarang ini, anak muda dihadapkan pada banyak pilihan dalam membelanjakan uangnya. Mulai dari langganan layanan hiburan, belanja online, sampai berwisata, semua bisa dilakukan dengan mudah lewat sentuhan layar saja. Namun di balik seluruh kemudahan ini, terdapat tantangan besar menanti, yakni terkait pengelolaan keuangan.
Anak muda Indonesia terkenal akan perilakunya yang cenderung boros dan kurang mampu mengelola keuangannya dengan baik. Prinsip hidup YOLO (you only live once) sering kali mendorong anak muda untuk membelanjakan uangnya dengan bebas karena hidup ini memang hanya sekali. Ditambah dengan rasa FOMO (fear of missing out) atau takut ketinggalan, sebagai dampak dari pengaruh media sosial, tidak heran jika generasi muda saat ini dikenal sebagai generasi boros.
Survei terbaru dari Deloitte menyebutkan masalah biaya hidup jadi kekhawatiran utama Gen Z dan Milenial global saat ini, dengan rincian 39% Gen Z dan 41% Milenial. Hal ini menggarisbawahi pentingnya mempelajari manajemen finansial yang baik sejak dini bagi generasi muda. Mengelola keuangan sejatinya bukan cuma soal menabung, tapi juga soal pemahaman akan prioritas saat ini dan membangun kebiasaan finansial yang sehat.
Menurut laporan Populix, ada beberapa cara yang dilakukan Gen Z dan Milenial di Indonesia dalam mengelola keuangan.
Menurut survei tersebut, sebanyak 42% responden tercatat sudah terbiasa memisahkan pengeluaran untuk belanja dan tabungan, sehingga dalam keadaan darurat sekali pun, mereka tetap bisa merasa aman secara finansial. Memiliki tabungan membantu anak muda mengantisipasi ketidakpastian masa depan.
Selain itu, 31% responden berbelanja tanpa perencanaan khusus, benar-benar sesuai yang dibutuhkan. Ada pula 27% responden yang memilih untuk mengutamakan tabungannya. Mereka menyisihkan pendapatan untuk tabungan dahulu, baru untuk kebutuhan dan belanja. Sebaliknya 26% responden lebih suka memenuhi kebutuhannya dulu, baru sisa uangnya ditabung.
Lebih lanjut, meski sedikit, sudah ada anak muda yang merasakan pentingnya investasi, dengan 23% responden tercatat menyisihkan dana untuk investasi sebelum belanja. Terakhir, ada yang membagikan uangnya pada keluarga.
Adapun survei ini dilakukan secara daring, melibatkan 1.100 responden pada 20-25 Februari 2025. Responden terbagi rata atas Gen Z (18-28 tahun) dan Milenial (29-44 tahun).
Dalam mendorong pemahaman akan pentingnya pengelolaan keuangan, Kementerian Keuangan mengadakan acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) di sejumlah kampus di Indonesia. Acara ini merupakan rangkaian kolaborasi dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan. Like It bertujuan untuk memberi pemahaman mendalam pada generasi muda terkait literasi keuangan, sekaligus mendorong anak muda untuk mulai berinvestasi.
Pada 2024 lalu, indeks literasi keuangan generasi muda di rentang usia 18 hingga 25 tahun sebesar 70%, sedangkan indeks inklusi keuangan sebesar 79%.
Baca Juga: Daftar Produk Investasi Paling Diminati 2025, Perhiasan Berpeluang Tinggi
Sumber:
https://www.deloitte.com/global/en/issues/work/genz-millennial-survey.html
https://info.populix.co/data-hub/reports/millennials-and-gen-z-report-navigating-youth-financial-habits-in-the-digital-age
https://fiskal.kemenkeu.go.id/baca/2024/09/30/4517-ratusan-gen-z-antusias-tingkatkan-literasi-keuangan
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor