Simak Infrastruktur yang Berpotensi Terdampak Banjir Agustus 2024

Penting untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat guna mengurangi risiko dan dampak dari bencana banjir yang mungkin terjadi.

Simak Infrastruktur yang Berpotensi Terdampak Banjir Agustus 2024 Ilustrasi Jembatan Terendam Banjir | Dok.BPBD

Banjir merupakan fenomena alam yang terjadi ketika air meluap dan menggenangi wilayah yang seharusnya kering. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang tidak memadai, hingga perubahan tata guna lahan yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air.

Di banyak daerah, banjir menjadi ancaman serius yang dapat menimbulkan kerugian besar, baik secara material maupun non-material, serta mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.

Di Indonesia, risiko terjadinya banjir pada bulan Agustus ini cukup tinggi di beberapa wilayah. Meskipun bulan Agustus biasanya masuk dalam musim kemarau, perubahan iklim global membuat pola cuaca menjadi lebih sulit diprediksi.

Beberapa daerah di Indonesia yang memiliki curah hujan tidak teratur sering mengalami hujan deras yang menyebabkan banjir secara tiba-tiba. Selain itu, fenomena hujan yang terjadi di wilayah hulu sungai dapat mengakibatkan banjir bandang di daerah hilir.

Hal ini menjadi ancaman serius mengingat Indonesia memiliki banyak sungai besar yang melintasi berbagai wilayah padat penduduk.

Jika banjir terjadi, berbagai infrastruktur di wilayah terdampak berpotensi terendam air. Kondisi ini diakibatkan oleh sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air yang besar, tata kelola lahan yang kurang baik, dan adanya sedimentasi di sungai dan saluran air.

Terendamnya infrastruktur tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga memperpanjang waktu pemulihan pasca banjir.

Jumlah infrastruktur di Indonesia yang berpotensi terdampak banjir, jembatan nomor satu | GoodStats

Pada bulan Agustus 2024, potensi terjadinya banjir di Indonesia diprediksi akan berdampak pada sejumlah infrastruktur penting di berbagai wilayah.

Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terdapat 173 jembatan yang berpotensi terendam banjir. Jembatan ini sangat vital dalam menjaga konektivitas antar daerah, sehingga kerusakan pada infrastruktur ini dapat mengakibatkan gangguan transportasi yang signifikan.

Selain jembatan, sebanyak 17 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) juga tak luput dari ancaman banjir. Sistem ini memainkan peran krusial dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat, sehingga jika terendam, risiko terhadap kesehatan masyarakat dan kelangsungan aktivitas sehari-hari akan meningkat.

Tidak hanya itu, 16 ruas jalan nasional juga berpotensi terkena dampak banjir, yang dapat menghambat mobilitas dan distribusi logistik di berbagai daerah.

Kerugian lebih lanjut berpotensi dirasakan pada sektor perumahan dan fasilitas umum. Sebanyak 14 rumah khusus dan 4 rumah susun sederhana sewa (rusunawa) juga terancam oleh banjir, yang berpotensi menyebabkan ratusan hingga ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal sementara.

Infrastruktur lain yang juga terancam rusak adalah 8 unit pengaman pantai, memperbesar risiko erosi pantai dan bencana alam lainnya.

Selain itu, 2 unit prasarana umum dan 2 pengendali sedimen juga masuk dalam daftar infrastruktur yang berpotensi terdampak banjir, menambah panjang daftar kerusakan yang mungkin terjadi.

Tak hanya itu, tempat pembuangan akhir (TPA) dan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang masing-masing berjumlah 1 unit, juga berisiko terendam. Jika hal ini terjadi, masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat akan semakin kompleks, mengingat pentingnya fasilitas ini dalam pengelolaan sampah dan limbah.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan betapa luasnya potensi dampak kerugian yang bisa terjadi akibat banjir pada Agustus 2024. Pemerintah dan masyarakat perlu bersiap untuk menghadapi kemungkinan ini, dengan memperkuat upaya mitigasi dan respons cepat untuk meminimalkan kerugian yang mungkin timbul.

Baca Juga: Banjir di 2024 Nyaris Tembus 500 Kejadian

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook