Menjelang Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar pada 27 November 2024, antusiasme dan kesadaran masyarakat terhadap ajang pemilihan gubernur semakin meningkat. Berdasarkan survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI), mayoritas penduduk Jakarta sudah mengetahui tentang pelaksanaan Pilkada dan siap untuk berpartisipasi. Tingkat kesadaran yang mencapai 86,7% ini mengindikasikan tingginya minat publik dalam menentukan pemimpin masa depan mantan ibu kota.
Tidak ada kotak kosong yang maju, sehingga kompetisi untuk memperebutkan kursi gubernur menjadi semakin terbuka lebar. Beberapa nama besar muncul sebagai kandidat yang diunggulkan. Dalam hal ini, popularitas dan kesan positif publik terhadap para calon menjadi faktor kunci yang dapat menentukan hasil akhir.
Di antara para kandidat, Ridwan Kamil dan Rano Karno mencuat sebagai sosok paling dikenal oleh masyarakat. Rano Karno, yang dikenal luas sebagai “Si Doel,” menduduki posisi strategis dengan popularitas yang tinggi, meskipun persaingan tetap ketat. Seiring meningkatnya kesadaran publik, kedisukaan terhadap kandidat juga memainkan peran penting dalam menentukan arah dukungan warga Jakarta.
Awareness dan Likeability Tokoh Calon
Dalam pemilihan kepala daerah, dua faktor krusial yang menentukan keberhasilan seorang calon adalah tingkat kesadaran (awareness) publik terhadap nama mereka dan kedisukaan (likeability) dari masyarakat yang mengenalnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), sosok Ridwan Kamil dan Rano Karno muncul sebagai dua kandidat dengan tingkat kesadaran publik yang sangat tinggi.
Ridwan Kamil, yang dikenal luas karena rekam jejaknya sebagai Gubernur Jawa Barat, memiliki tingkat awareness mencapai 95,2%, menunjukkan hampir seluruh penduduk Jakarta sudah mengenal sosok ini. Dari mereka yang mengenalnya, 76,6% menyatakan suka terhadap Ridwan Kamil.
Popularitas Ridwan Kamil yang tinggi dipengaruhi oleh pengalamannya di pemerintahan, proyek-proyek pembangunan, dan kesan positif sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa.
Di sisi lain, Rano Karno, yang terkenal melalui karakternya sebagai "Si Doel," juga memiliki tingkat popularitas yang hampir setara. Sebanyak 93% warga Jakarta tercatat mengenal Rano Karno, dengan 86,2% dari mereka menyatakan suka kepadanya. Meskipun bukan pejabat pemerintahan yang aktif, popularitas Rano didorong oleh rekam jejaknya sebagai aktor dan citra publiknya sebagai pribadi yang dekat dengan rakyat.
Namun, tingkat kedisukaan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil pemilihan. Sosok seperti Pramono Anung, yang memiliki 45,8% awareness, masih perlu meningkatkan pengenalannya di tengah publik, meskipun dari jumlah yang mengenalnya, 55,6% suka padanya. Perbedaan awareness ini menjadi tantangan tersendiri bagi kandidat yang kurang dikenal untuk bersaing di Pilkada mendatang.
Grafik yang dihasilkan dari survei ini memperlihatkan jelas bahwa popularitas tokoh tidak hanya didorong kesan media, tetapi juga bagaimana mereka berhasil mendekati masyarakat. Keduanya, baik Ridwan Kamil maupun Rano Karno, berada dalam posisi strategis untuk menarik lebih banyak dukungan dengan memperkuat pesan kampanye mereka.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Jejak Digital Politisi Jadi Sorotan Masyarakat
Awareness Penduduk Jakarta Terhadap Pilkada
Menjelang Pilkada DKI Jakarta mendatang, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pemilihan ini terbilang cukup tinggi. Berdasarkan survei LSI, 86,7% masyarakat Jakarta mengaku tahu atau telah mendapat informasi bahwa Pilkada akan diselenggarakan, menunjukkan kesiapan publik dalam menghadapi pesta demokrasi ini.
Selain tingkat kesadaran, survei ini juga mencatat niat warga Jakarta untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Sebanyak 93,3% responden menyatakan bahwa mereka pasti akan datang dan memilih pada hari pemilihan, sementara 5,4% belum memastikan akan datang, dan hanya 1% menyatakan tidak akan datang. Angka ini menggambarkan tingginya semangat warga dalam menjalankan hak politik mereka, meski masih ada sedikit kelompok yang ragu.
Kesadaran masyarakat terhadap Pilkada juga sangat dipengaruhi oleh aktivitas kampanye dan sosialisasi dari masing-masing kandidat. Sebagian besar masyarakat (64,2%) menyatakan bahwa mereka baru akan menentukan pilihan setelah kampanye resmi dimulai atau bahkan saat mendekati hari pencoblosan. Ini berarti ruang masih terbuka lebar bagi kandidat untuk meningkatkan elektabilitas mereka melalui kampanye efektif yang menyentuh isu-isu penting bagi masyarakat Jakarta.
Kesadaran politik yang tinggi ini tentu menjadi modal penting untuk memastikan Pilkada berjalan lancar dengan tingkat partisipasi yang memadai. Para kandidat harus memanfaatkan momentum ini untuk tidak hanya menggalang suara, tetapi juga memperkuat koneksi dan kepercayaan dari masyarakat Jakarta yang siap menentukan masa depan ibu kota.
Baca Juga: Berebut Suara Mantan: Swing Voter Pasca Penetapan Paslon di Pilkada Jakarta 2024
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor