Menjelang semarak kontestasi demokrasi yang akan dihelat pada November mendatang, pasangan calon di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta berlomba-lomba merebut suara Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang unggul dari beragam lembaga survei.
Political Strategy Group (PSG) sebagai salah satu lembaga survei, merilis hasil survei terbaru pada Sabtu (7/9). Survei yang dilakukan pada 6-15 Agustus 2024 sebelum penetapan calon cagub-cawagub Jakarta ini membandingkan elektabilitas tiga nama besar, yakni Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, dan Ridwan Kamil (RK).
Dalam survei ini, sebanyak 39% responden memilih mendukung Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendapat 22% suara, dan Ridwan Kamil memperoleh 15%.
"Artinya, warga Jakarta pada dasarnya cenderung menginginkan mantan gubernurnya itu kembali memimpin mereka," ujar Kepala Peneliti PSG Ahsan Ridhoi dikutip CNBC dari siaran pers PSG, Senin (9/9/2024).
Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dan memiliki margin of error ±2,7% pada tingkat kepercayaan 95% dengan jumlah sampel sebanyak 1.540 orang.
Swing Voter dan Banyaknya Pergeseran Suara
Di sisi lain, survei PSG juga menunjukkan bahwa sebanyak 58% responden menyatakan kemungkinan memilih Ridwan Kamil, meskipun hanya 19% di antaranya yang secara loyal mendukungnya tanpa berpindah ke calon lain. Sebaliknya, 42% responden memastikan tidak akan memilih Ridwan Kamil, siapapun lawannya.
Menurut Ahsan, pemilih loyal Ridwan Kamil sebenarnya sangat kecil dibandingkan dengan Anies dan Ahok. "Yang fans RK ini kira-kira ya hampir 20% dari populasi Jakarta," tutur Ahsan.
Ia turut menegaskan bahwa jumlah swing voter di Pilkada Jakarta cukup signifikan dan bisa menjadi penentu hasil akhir. Selain itu, setelah pengumuman resmi pasangan calon gubernur, terdapat pergeseran suara dari pendukung Anies dan Ahok ke Ridwan Kamil sebesar masing-masing 47% dan 58%.
Baca Juga: Cek Tingkat Elektabilitas Terkini di Pilkada Jakarta di 4 Lembaga Survei
Kemungkinan Terjadi Dua Putaran
Setelah pengumuman calon resmi yang mendaftar, terdapat potensi pergeseran suara pemilih Anies ke RK sebesar 47%, lebih sedikit dari pemilih Ahok yang bergeser ke RK yaitu sebesar 58%. Sedangkan gabungan pemilih Anies dan Ahok yang belum memutuskan pilihannya sebesar 40%.
Pemilih Jakarta, menurut Ahsan, akan mengalami distressed atau tekanan psikologi elektoral karena dua teratas calon gubernur paling disukai dan paling akan dipilih, Anies dan Ahok batal berlaga di Pilkada 27 November.
"Untuk itu, kemungkinan Pilkada Jakarta dua putaran masih sangat terbuka," katanya.
Sementara itu, Ahsan juga memperingatkan pasangan calon Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono untuk menyusun strategi kampanye yang lebih mendalam untuk memenangkan hati pemilih.
“Pramono-Rano harus lebih serius dalam membangun narasi kampanye, sementara RK-Suswono perlu mendalami keinginan warga terkait isu-isu penting, termasuk dukungan fanatik dari pendukung Persija yang belum tergarap maksimal,” jelas Ahsan.
Menurutnya, berpuas diri dengan kampanye di media sosial tidak akan cukup untuk memenangkan suara swing voter di Jakarta. Kedua pasangan perlu bekerja lebih keras dalam merespons aspirasi warga Jakarta, terutama terkait isu hunian yang menjadi perhatian utama responden dalam survei.
Baca Juga: Pilgub Jakarta 2024: Tiga Paslon Terdaftar, Siapa yang Bakal Dapat Suara Pendukung Anies?
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor