Perilaku bullying atau perundungan sering kali tidak disadari. Padahal, aksi mengejek, mendorong, merebut atau merusak barang orang lain dengan sengaja merupakan contoh bullying yang selalu diacuhkan karena dianggap sebagai hal sepele dan biasa di tengah masyarakat, khususnya dalam pertemanan.
Mengutip situs Stopbullying.gov, bullying merupakan perilaku agresif yang tidak diinginkan dan dilakukan secara berulang. Dampaknya, korban yang diintimidasi memiliki trauma dan masalah serius berkepanjangan dengan pelaku.
Bullying mencakup tindakan seperti membuat ancaman, menyebarkan desas-desus, menyerang seseorang secara fisik atau verbal, dan mengucilkan seseorang dari kelompok. Berdasarkan platform riset data Jajak Pendapat (Jakpat), 7 dari 10 atau sebanyak 72,8% responden mengaku pernah mengalami bullying.
Survei Jakpat menunjukkan, kekerasan verbal merupakan jenis bullying yang paling banyak dialami oleh korban dengan persentase mencapai 87,6% responden. Diikuti oleh kekerasan fisik dan cyber bullying dengan persentase masing-masing sebanyak 27,5% dan 19,6% responden. Selain itu, ada juga responden yang mengalami jenis bullying lainnya sebanyak 0,9%.
Adapun, survei tersebut dilaksanakan secara daring pada periode 14 Maret 2023 melalui aplikasi Jakpat dengan jumlah responden yang berpartisipasi mencapai 2.929 orang. Jenis pertanyaan survei adalah multiple answer, di mana responden diperbolehkan untuk memilih lebih dari satu jawaban.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) mengaku kekerasan dan bullying masih menjadi konsen utama dalam dunia pendidikan. Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Budaya (Mendikbud) memaparkan bahwa masih ada 24,4% potensi bullying di lingkungan sekolah.
Survei itu melibatkan sekitar 260 ribu sekolah di Indonesia pada level SD/Madrasah hingga SMA/SMK dengan jumlah 6,5 juta peserta didik dan 3,1 juta guru/pengajar.
"Ini angka yang sangat besar. Menariknya, ada korelasi negatif antara (sekolah) punya program perundungan dengan insidensi perundungan yang terjadi," ungkap Nadiem seperti yang dikutip dari Kumparan.com.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya