Pilkada Jakarta 2024 tinggal hitungan hari, dan atmosfer politik kian terasa di setiap sudut ibu kota. Warga Jakarta, dengan segala dinamika dan keragamannya, menjadi sasaran utama strategi kampanye pasangan calon gubernur. Ketiga pasangan calon (paslon) yang bersaing tampaknya memahami bahwa sosialisasi yang efektif bukan hanya soal memperkenalkan visi dan misi, tetapi juga tentang mendekatkan diri dengan hati rakyat.
Para politisi ini menggunakan dua pendekatan besar: cara-cara konvensional yang mengedepankan pertemuan tatap muka dan atribut visual, serta pendekatan modern yang memanfaatkan media sosial dan teknologi digital.
Data yang digunakan dalam analisis ini berasal dari survei Indikator Politik Indonesia melalui dua metode, yaitu survei tatap muka dan survei telepon. Survei tatap muka dilaksanakan pada 30 Oktober hingga 8 November 2024 dengan melibatkan 1.600 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error sebesar ±2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.
Survei telepon, di sisi lain, dilakukan pada 15-21 November 2024 dengan melibatkan 1.229 responden yang memiliki telepon atau ponsel. Responden untuk survei ini diambil dari data survei tatap muka sebelumnya menggunakan metode double sampling. Dengan margin of error sekitar ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, survei telepon memberikan fleksibilitas dalam menjangkau responden di berbagai lokasi secara cepat.
Baca Juga: Pasca Gandeng Anies dan Ahok, Pramono-Rano Berpeluang Satu Putaran di Pilkada Jakarta 2024
Sosialisasi Langsung/Konvensional Terhadap Paslon Pilkada Jakarta 2024
Ketika bicara tentang pendekatan konvensional, cara ini tetap menjadi jalan utama untuk menyentuh akar rumput. Meski media digital berkembang pesat, sentuhan personal lewat pertemuan langsung atau keberadaan visual di ruang publik masih relevan.
Tatap Muka yang Memikat Hati Pemilih
Pertemuan langsung adalah cara klasik yang kerap digunakan untuk membangun hubungan emosional. Dalam sebulan terakhir, pasangan Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel) terlihat paling agresif. Mereka berhasil menjangkau 13,4% warga melalui pertemuan tatap muka.
Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono hanya mampu mencatatkan angka 7,6%, dan Dharma Pongrekun-R. Kun Wardana lebih tertinggal di 2,2%. Meski mayoritas warga (79,6%) menyatakan tidak pernah menghadiri pertemuan langsung, keberadaan pasangan Pramono-Rano di ruang-ruang ini menunjukkan fokus mereka dalam membangun hubungan personal.
Atribut Visual yang Menghiasi Ibu Kota
Spanduk, baliho, dan stiker menjadi elemen visual yang mendominasi ruang publik. Tidak mengherankan jika pasangan Pramono-Rano kembali unggul dengan persentase 75,3%, mengalahkan Ridwan Kamil-Suswono di angka 64%.
Dengan dominasi atribut seperti ini, mereka seolah ingin mengingatkan warga bahwa mereka hadir di mana-mana, membawa visi dan misi yang selalu terlihat di jalanan.
Kegiatan Sosial sebagai Pendekatan Personal
Selain pertemuan langsung, kegiatan sosial seperti pembagian sembako atau pengobatan gratis menjadi strategi penting. Pramono-Rano berhasil menjangkau 12,2% warga melalui kegiatan ini, dibandingkan Ridwan Kamil-Suswono dengan 7,1%.
Sementara itu, kunjungan simpatisan Pramono-Rano yang mencapai 14,4% menjadi nilai tambah, menunjukkan kedekatan mereka dengan warga hingga tingkat rumah tangga.
Pendekatan-pendekatan ini mencerminkan bagaimana setiap paslon mencoba menyentuh hati pemilih melalui kehadiran fisik yang nyata, baik di pertemuan langsung maupun aktivitas sosial.
Sosialisasi Modern Terhadap Paslon Pilkada Jakarta 2024
Di era digital ini, pasangan calon menyadari pentingnya menjangkau masyarakat melalui platform modern. Dengan mayoritas warga Jakarta yang semakin akrab dengan internet dan media sosial, strategi ini menjadi tidak terhindarkan.
Dominasi Televisi dan Portal Online
Televisi tetap menjadi media yang paling banyak menjangkau pemilih. Pasangan Pramono-Rano mencatat 64,1% eksposur, sedikit di atas Ridwan Kamil-Suswono dengan 61,9%.
Sementara itu, portal berita online menjadi pelengkap utama, dengan Ridwan Kamil-Suswono unggul di angka 28%, disusul Pramono-Rano sebesar 25,6%. Televisi tetap menjadi kekuatan besar, tetapi portal berita online mencerminkan strategi adaptif paslon untuk menjangkau audiens digital.
Media Sosial sebagai Medan Perang Baru
Instagram menjadi platform favorit Ridwan Kamil-Suswono dengan 21,6% eksposur. Dengan gaya komunikasinya yang santai dan visual yang menarik, pasangan ini berhasil menarik perhatian generasi muda. Namun, Pramono-Rano tetap bersaing dengan 16,4% keterpaparan di platform yang sama.
WhatsApp juga menjadi alat penting, meski dengan angka keterjangkauan yang hampir sama untuk kedua paslon, sekitar 11%. TikTok, Facebook, dan Twitter menunjukkan angka eksposur yang lebih kecil tetapi tetap relevan untuk memperluas jangkauan.
Podcast dan Inovasi Digital Lainnya
Menariknya, platform seperti podcast juga digunakan dalam kampanye. Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono-Rano masing-masing mencatat angka sekitar 8%, menunjukkan bahwa pasangan calon mulai menyasar segmen pemilih yang lebih spesifik melalui konten-konten diskusi yang lebih mendalam.
Media modern menawarkan fleksibilitas luar biasa dalam menjangkau pemilih. Namun, efektivitasnya membutuhkan strategi komunikasi yang terencana, terutama untuk menarik perhatian audiens muda dan digital.
Merangkul Pemilih dari Dua Sisi
Sosialisasi konvensional dan modern memiliki peran penting dalam Pilkada Jakarta 2024. Pasangan Pramono Anung-Rano Karno tampaknya lebih unggul dalam pendekatan tatap muka dan atribut visual, menunjukkan kemampuan mereka untuk membangun kedekatan secara langsung dengan warga. Di sisi lain, Ridwan Kamil-Suswono lebih menonjol dalam memanfaatkan media digital, khususnya Instagram dan portal berita online, untuk menjangkau kelompok muda dan urban.
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, kedua strategi ini akan terus diuji efektivitasnya. Perebutan simpati pemilih menjadi lebih ketat, terutama untuk kelompok yang masih belum menentukan pilihan. Pada akhirnya, pasangan yang mampu memadukan kedekatan emosional dengan inovasi digital memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan hati Jakarta.
Baca Juga: Dana Kampanye RK-Suswono Capai Rp1 M, Bagaimana dengan Paslon Lain?
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor