Kecepatan Internet Indonesia Terendah Ke-2 di Asia Tenggara

Median kecepatan unduh internet mobile Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara hanya sebesar 28,35 Mbps per Juni 2024.

Kecepatan Internet Indonesia Terendah Ke-2 di Asia Tenggara Ilustrasi Penggunaan Internet | Telkom University

Kecepatan internet mobile Indonesia masih jauh dibawah negara-negara Asia Tenggara lainnya. Per Juni 2024, Speedtest Global Index menyebutkan bahwa median kecepatan unduh internet mobile dunia mencapai 56,43 megabit per second (Mbps).

Secara global, Indonesia menduduki posisi ke-80 dari 108 negara dengan median kecepatan unduh internet mobile sebesar 28,35 Mbps.

Median kecepatan unduh internet mobile Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara.
Median kecepatan unduh internet mobile Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara | GoodStats

Ketika disandangkan dengan negara-negara tetangga lainnya di Asia Tenggara, kecepatan unduh internet mobile Indonesia masih sangat kurang. Singapura sebagai negara dengan median kecepatan unduh internet mobile terkencang di Asia berada di urutan 13 secara global, kecepatannya mencapai 104,98 Mbps. Nilai tersebut naik dari Desember 2023, di mana median kecepatannya sebesar 93,42 Mbps.

Malaysia menunjukkan peningkatan paling signifikan, median kecepatan unduhnya naik menjadi 98,84 Mbps, membuatnya duduk di urutan ke-19 dunia. Padahal, pada Desember 2023 lalu, kecepatan unduhnya berada di median 69,92 Mbps.

Vietnam mengisi posisi ketiga di Asia Tenggara sekaligus ke-48 global dengan kecepatan unduh sebesar 53,38 Mbps. Thailand menyusul dengan median kecepatan unduh internet mobile sebesar 52,05 Mbps, diikuti Filipina (33,19 Mbps), Myanmar (30,89 Mbps), dan Laos (28,92 Mbps).

Jika dibandingkan dengan periode Desember 2023, kecepatan unduh Indonesia mengalami peningkatan, dari 24,96 Mbps menjadi 28,35 Mbps. Peringkatnya juga naik, dari urutan kesembilan di Asia Tenggara pada 2023 menjadi kedelapan di 2024. Meski begitu, memang tidak tersedia data dari Brunei Darussalam dan Timor Leste dalam peringkat kali ini.

Secara global, Qatar menduduki peringkat pertama negara dengan median kecepatan unduh internet mobile tercepat di dunia, mencapai 334,63 Mbps. Uni Emirat Arab berada di urutan kedua dengan kecepatan unduh sebesar 323,61 Mbps, disusul Kuwait dengan 226,56 Mbps.

Sebaliknya, negara dengan kecepatan unduh terendah dipegang oleh Kuba dengan 4,02 Mbps, kemudian diikuti Yaman dengan 6,38 Mbps. Bolivia dengan 11,87 Mbps, Belarus dengan 11,87 Mbps, dan Venezuela dengan 12,66 Mbps.

Kecepatan internet yang baik sangat dibutuhkan saat ini, memasuki revolusi industri 4.0 yang banyak berhubungan dengan teknologi. Rendahnya kecepatan internet Indonesia saat ini justru menghambat pertumbuhan setiap sektor industri di dalamnya, yang pada akhirnya dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebutkan terdapat tiga aspek penting dalam meningkatkan kecepatan akses internet, yakni melalui kesehatan industri, kualitas dan perluasan layanan, serta pertumbuhan ekonomi.

Bukan Hanya Kualitas, Penetrasi Internet Harus Ditingkatkan

Tidak hanya kualitas internet yang perlu diperbaiki, penyebaran akses terhadap internet di Indonesia juga perlu ditingkatkan. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat terjadi kenaikan tingkat penetrasi internet dalam negeri sejak tahun 2016 lalu. Di 2024 ini, tingkat penetrasi internet mencapai 79,5%. 

Tingkat penetrasi internet di Indonesia terus bertambah, mencapai 79,5% di 2024.
Tingkat penetrasi internet di Indonesia terus bertambah, mencapai 79,5% di 2024 | GoodStats

Hal ini berarti, terdapat 221.563.479 jiwa yang terkoneksi internet dari total 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia. Dibandingkan periode 2023, terdapat peningkatan 1,5%.

"Ini menandakan peningkatan konsisten grafik tren positif penetrasi internet Indonesia dalam lima tahun terakhir yang naik secara signifikan," ujar Ketua Umum APJII Muhammad Arif, mengutip laman resmi APJII

Berdasarkan jenis kelamin, maka pengguna internet Indonesia didominasi oleh laki-laki (50,7%) dibanding wanita. Dari segi usia, maka mayoritas orang yang menggunakan internet adalah Gen Z, proporsinya mencapai 34,4%, disusul Generasi Milenial dengan 30,62%.

Dari segi geografis, maka pengguna internet Indonesia kebanyakan berasal di wilayah urban, kontribusinya mencapai 69,5% dibanding daerah rural dengan 30,5%.

Adapun survei ini melibatkan 8.720 responden di 38 provinsi Indonesia, dilaksanakan dari 18 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024 dengan metode wawancara tatap muka.

Internet Menjadi Kebutuhan Masyarakat Modern

Tidak dapat dipungkiri bahwa semuanya kini membutuhkan internet. Tanpa koneksi yang baik, maka aktivitas sehari-hari akan terhambat. Mulai dari bekerja, belajar, bahkan untuk mencari hiburan, tidak ada yang tidak bisa dilakukan di internet.

Masifnya penggunaan internet dalam negeri harus didukung oleh komitmen pemerintah untuk menciptakan kualitas internet yang lebih baik lagi. Salah satunya melalui peningkatan kecepatan internet. Meski dampaknya tidak bisa dilihat secara langsung, infrastruktur internet yang memadai dapat mendorong sumber daya manusia Indonesia menjadi semakin berkualitas dan secara tidak sadar turut meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan bangsa.

Ke depannya, kualitas serta penetrasi internet di Indonesia diharapkan bisa terus membaik. Berkaca dari kisah sukses negara-negara maju saat ini, hampir semuanya memiliki kecepatan internet yang tinggi dan penetrasi internet yang menyeluruh, menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah perlu memberi perhatian khusus untuk terus menggali potensi internet di tanah air.

Baca Juga: 185,3 Juta Pengguna Internet Tercatat di Indonesia pada 2024

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Finlandia Jadi Negara yang Penduduknya Paling Banyak Tinggal Sendiri

Finlandia jadi negara dengan proporsi penduduk yang tinggal sendiri tertinggi di dunia, mencapai 32%.

Dominasi Bahan Bakar Fosil: Mengapa Dunia Masih Bergantung pada Sumber Energi Tak Terbarukan?

76,54% energi primer yang dikonsumsi oleh dunia secara global dihasilkan dari bahan bakar fosil, sumber energi tak terbarukan yang mencemari lingkungan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook