Maskapai asal Korea Selatan, Jeju Air, mengalami kecelakaan pada 29 Desember 2024 lalu. Sebanyak 179 orang meninggal dalam insiden yang terjadi di Bandara Internasional Muan tersebut. Catatan kelam Jeju Air menjadi penutup insiden penerbangan yang terjadi pada 2024.
Kabarnya, serangan burung menjadi faktor malfungsi pesawat ini. Akan tetapi, serangan burung atau hewan lainnya dinilai bukan hal baru di dunia penerbangan.
“Tabrakan dengan burung terjadi jauh lebih sering, tetapi biasanya tidak menyebabkan kecelakaan pesawat,” tutur Editor Airline News, Geoffrey Thomas, melalui Reuters.
Meskipun pilot sempat melaporkan bahwa pesawat menabrak kawanan burung, analisis kotak hitam akan tetap dilakukan. Prosesnya melibatkan ahli dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Beberapa hari sebelum kabar duka Jeju Air, dunia juga berduka atas kecelakaan yang melibatkan Azerbaijan Airlines. Pesawat ini berangkat dari Baku, Azerbaijan, menuju Grozny, Chechnya, Rusia.
Temuan awal menunjukkan bahwa pesawat ini menjadi korban salah target dari sistem pertahanan udara Rusia. Terdapat bekas tembakan di ekor pesawat dan jalur komunikasinya rusak karena sistem peperangan elektronik ketika pesawat makin dekat dengan Grozny.
Kecelakaan Jeju Air menimbulkan paling banyak korban jiwa. Peristiwa ini pun tergolong dalam tragedi pesawat paling mematikan di Korea Selatan.
Kecelakaan antara Japan Airlines dan Japan Coast Guard pada awal tahun 2024 menimbulkan 5 korban jiwa, namun melibatkan 379 orang lainnya. Kecelakaan ini terjadi di landasan pacu Bandara Haneda, Tokyo, Jepang.
Diketahui, Japan Coast Guard yang baru diizinkan untuk berada di holding point, mendahului perintah dan melaju ke landasan pacu. Bersamaan dengan itu, Japan Airlines mendarat dengan 379 penumpang di dalamnya. Tabrakan pun tak terhindari, hingga pesawat terbakar.
Seluruh penumpang dan awak pesawat Japan Airlines selamat, namun 5 dari 6 awak Japan Coast Guard yang bersiap mengantar bantuan korban gempa, meninggal dunia.
Beberapa pesawat non-komersil juga alami kecelakaan, seperti SAM Air di Gorontalo.
Insiden malfungsi pesawat juga dialami Air Canada dan KLM Royal Dutch Airline yang juga terjadi di akhir Desember 2024, seperti peristiwa Jeju Air dan Azerbaijan Airlines.
Menilik Tragedi Beberapa Tahun ke Belakang
The Boeing Company 2023 Statistical Summary menunjukkan, ada 279 kecelakaan pesawat komersial sepanjang 2014 hingga 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 251 kecelakaan termasuk tidak fatal. Sementara itu, 28 lainnya tergolong kecelakaan fatal.
Salah satu yang paling dikenang adalah hilangnya Malaysia Airlines Penerbangan 370 pada Maret 2014. Hingga kini, penumpang maupun pesawat tersebut belum berhasil ditemukan. Dalam perjalanan menuju Beijing dari Kuala Lumpur, pesawat ini hilang kontak dan diperkirakan jatuh di Samudera Hindia.
Jatuhnya pesawat di Indonesia juga sempat terjadi beberapa kali. Salah satunya adalah Sriwijaya Air yang jatuh pada awal Januari 2021 lalu di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta. Sebanyak 62 orang menjadi korban.
Kecelakaan Lion Air pada 2018 lalu di sekitar pantai Karawang pun cukup mengguncang, dengan 189 penumpang sebagai korbannya.
Baca Juga: Rencana Garuda Indonesia Tambah 20 Armada Pesawat di 2025
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor