Kasus virus monkeypox atau yang di Indonesia lebih akrab disebut cacar monyet sedang menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia. Bagaimana tidak, jumlah kasus terkonfirmasi terlus mengalami peningkatan sejak pertama kali diumumkan kasus pertama pada 6 Mei lalu.
Virus yang memiliki beberapa gejala awal, yakni demam tingi; pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar leher, badan, dan selangkangan; serta sakit kepala ini patut diwaspadai. Lebih lanjut, juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Mohammad Syahril mengungkap pembeda cacar monyet dengan penyakit cacar biasa.
"Biasanya 6-18 hari, tapi ada juga yang sampai 21 hari (masa inkubasinya). Ini yang perlu diketahui, gejalanya ada dua tahapan: yang pertama gejala awal atau fase prodromal 1-3 hari," ungkapnya dalam konferensi pers 'Kasus Hepatitis Akut dan Cacar Monyet di Indonesia (24/5) lalu.
"Ini yang menjadi pembeda dengan cacar lain yaitu adanya pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening di leher, di ketiak, ke badan, ini di selangkangan bisa terjadi. Itu 1-3 hari setelah terinfeksi," lanjutnya.
Ia menambahkan, kasus cacar monyet lebih lanjut atau disebut dengan pasien erupsi menimbulkan gejala ruam atau lesi di kulit, terutama di wajah yang kemudian akan menyebar ke badan dan tangan. Namun, dirinya menyebut ruam tersebut akan sembuh dengan sendirinya meskipun pasien usia lanjut dan komorbid tetap perlu perhatian khusus ketika terkonfirmasi cacar monyet.
Berdasarkan data dari situs Our Wold In Data, jumlah kasus kumulatif cacar monyet di dunia terus meningkat dalam dua pekan terakhir. Misalnya, pada 22 Mei lalu jumlah kasus terkonfirmasi berada di angka 109 kasus. Namun, hanya berselang satu minggu jumlah kasus sudah berada di angka 430 pada 29 Mei.
Pada 1 Juni, jumlah kumulatif berada di angka 702 kasus dan data terakhir pada 4 Juni lalu telah terdapat 919 kasus total cacar monyet di seluruh dunia. Britania Raya menjadi kawasan yang paling banyak mengonfirmasi kasus ini dengan total 227 kasus, diikuti Spanyol dan Portugal dengan 189 dan 143 kasus.
Hingga 6 Mei, Indonesia sendiri belum sama sekali mengonfirmasi kasus cacar monyet di negaranya. Namun, Kemenkes RI melalui juru bicaranya berharap seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap waspada akan penyakit ini.
"Belum ada kasus konfirmasi maupun suspek sampai saat ini, tetapi semuanya wajib tetap waspada," ujar Mohammad Syahril dilansir dari Detik (6/6).
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya