Tembakau merupakan salah satu komoditas dagang utama di Indonesia. Secara ekonomi, Industri Hasil Tembakau (IHT) memainkan peran strategis dalam menyerap tenaga kerja dan menopang pendapatan jutaan keluarga. Dari proses budidaya, panen, pengolahan, hingga distribusi, IHT menciptakan mata rantai ekonomi yang luas dan padat karya.
Pada tahun 2024, luas keseluruhan perkebunan tembakau di Indonesia mencapai 252,9 ribu hektare (ha) yang didominasi oleh Jawa Timur dengan luas 144,6 ribu ha, disusul Jawa Tengah dengan luas 50 ribu ha dan Nusa Tenggara Barat sebesar 39,3 ribu ha. Posisi keempat diisi oleh Jawa Barat dengan luas perkebunan tembakau mencapai 9 ribu ha. Beberapa provinsi lain seperti Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan DI Yogyakarta turut masuk jajaran pemilik kebun tembakau terluas pada 2024.
Kenaikan area perkebunan tembakau ini diikuti dengan kontribusi ekspor produk hasil tembakau yang mencapai US$1,7 miliar pada 2024, meningkat 21,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa tembakau memiliki peranan penting bagi ketahanan fiskal dan neraca pembayaran nasional.
Namun di balik kontribusinya yang signifikan ini, industri tembakau tengah mengalami tekanan besar terkait bagaimana mempertahankan potensi ekonomi pertembakauan tanpa mengabaikan isu kesehatan akibat konsumsi rokok. Jutaan orang menggantungkan hidupnya pada sektor tembakau, dengan 99,6% produksi tembakau nasional berasal dari petani rakyat, mencakup kurang lebih 2,3 juta keluarga.
Dalam menghadapi hal tersebut, pemerintah saat ini tengah memaksimalkan peluang produk tembakau non-rokok seperti untuk keperluan kesehatan, misal ekstraksi nikotin yang dapat digunakan untuk terapi.
Selain itu, di sektor peternakan, tembakau berpeluang digunakan sebagai bahan baku organik dalam pupuk atau pakan ternak setelah fermentasi, sehingga sebagian limbah petani bisa dimaksimalkan. Pupuk fermentasi ini telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga kesuburan lahan.
Lebih lanjut, pengembangan varietas unggul menjadi kunci menaikkan daya saing. Hasil riset pertanian secara konsisten menghasilkan bibit tembakau baru yang tahan penyakit dan produktivitas tinggi.
Para ahli juga menyarankan untuk membuat roadmap industri tembakau 2026–2029 yang inklusif, meliputi aspek kesehatan, lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi agar kebijakan berikutnya tidak keliru sasaran.
Baca Juga: Provinsi Pengahsil Tembakau Terbesar 2023
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/02/28/8cfe1a589ad3693396d3db9f/statistik-indonesia-2025.html
https://timesindonesia.co.id/kopi-times/544866/industri-tembakau-kepentingan-ekonomi-dan-kesehatan
https://agri.kompas.com/read/2025/06/19/105922184/masa-depan-industri-tembakau-indonesia?page=all#google_vignette
https://radarsurabayabisnis.jawapos.com/industri-perdagangan/2186117739/ekspor-tembakau-tahun-2024-melonjak-217-persen-indonesia-dapat-predikat-ini
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor