Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa jumlah kejahatan dan risiko tingkat kejahatan pada 2022 secara nasional melonjak cukup tinggi. Terjadi peningkatan hingga 133.484 jumlah kejahatan jika dibandingkan dengan 2021.
Jika dilihat per provinsi, Polda Jawa Timur mencatat jumlah kejahatan paling banyak di Indonesia pada 2022, yaitu dengan 51.905 kasus. Di posisi kedua, ada Polda Sumatra Utara dengan 43.555 kasus.
Data BPS Jawa Timur menunjukkan lonjakan kasus kejahatan yang sangat signifikan antara tahun 2021 menuju 2022. Surabaya menjadi daerah dengan jumlah kasus kejahatan tertinggi di Jawa Timur. Dalam setahun, lebih dari 8.000 kasus kejahatan terjadi.
Tiga Polda dengan jumlah kejahatan paling tinggi berikutnya diisi oleh Polda Metro Jaya dengan 32.534 kasus, Polda Jawa Tengah dengan 30.060 kasus, dan Polda Jawa Barat dengan 29.485 kasus.
Sementara itu, Gorontalo, Maluku, Kep. Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Maluku Utara merupakan lima provinsi dengan jumlah kejahatan paling rendah di 2022.
Jawa Timur juga tercatat menjadi provinsi dengan kasus kejahatan terhadap nyawa paling tinggi. Terdapat 102 kejahatan yang menyangkut nyawa terjadi di Jawa Timur pada 2022. Kemudian, disusul oleh Sumatra Utara dengan 84 peristiwa, Jawa Barat dengan 53 peristiwa, Jawa Tengah dengan 52 peristiwa, dan Sumatera Selatan dengan 51 peristiwa.
Selain itu, catatan narkotika juga paling banyak ditemukan di Jawa Timur dengan 5.006 kasus.
Bagaimana dengan Tingkat Risiko Kejahatannya?
Meskipun memiliki rekam kasus kejahatan paling banyak, tingkat risiko kejahatan di Jawa Timur cukup rendah mengingat jumlah penduduknya yang besar. Tingkat risiko kejahatan paling tinggi justru ditempati oleh Sulawesi Utara dengan nilai 364 per 100.000 penduduk.
Akan tetapi, dalam beberapa kategori, kejahatan justru paling banyak terjadi di Sumatra Utara.
Berdasarkan kategori kejahatan fisik atau badan, Sumatra Utara ada di puncak daftar dengan 5.934 kejadian.
Serupa dengan kejahatan terhadap kesusilaan, Sumatra Utara kembali memuncaki data dengan 453 kejadian.
Pada kejahatan terhadap hak milik atau barang dengan kekerasan, Sumatra Utara masih memegang jumlah kasus tertinggi, dengan total 636 kejadian.
Kejahatan terhadap hak milik atau barang tanpa kekerasan, juga dipimpin oleh Sumatra Utara dengan total 16.347 kasus.
Baca juga: Seberapa Berpengaruh Urbanisasi dan Tingkat Kemiskinan terhadap Tingkat Kriminalitas?
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor