Jawa Dominasi Jumlah Guru Indonesia 2024

Jawa Barat menjadi rumah bagi 476 ribu guru, menjadikannya provinsi dengan guru terbanyak di Indonesia.

Jawa Dominasi Jumlah Guru Indonesia 2024 Ilustrasi Guru Mengajar | felicities/Freepik

Salah satu kunci memajukan bangsa, baik dari segi ekonomi, pembangunan, teknologi, maupun industri adalah dari sumber daya manusia. Pemberdayaan sumber daya manusia yang baik menjadi bahan bakar yang mendorong kesejahteraan suatu bangsa. Bagaimanapun juga, sebuah bangsa bisa ada karena ada penduduk di dalamnya. Pembangunan manusia yang berkelanjutan dapat menjadi modal utama yang dimiliki Indonesia untuk menghadapi persaingan tingkat global.

Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk sumber daya manusia yang maju dan berkualitas. Terutama bagi Indonesia yang saat ini sedang dalam visi untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Sistem pendidikan, baik dari segi infrastruktur, kurikulum, hingga tenaga pendidik yang terlibat, semuanya saling bersinergi membangun sumber daya manusia yang lebih baik di masa mendatang.

Meski sistem pendidikan Indonesia berangsur membaik, peran guru di dalamnya masih sering dinomorduakan. Profesi guru dipandang sebelah mata, upahnya yang tidak seberapa dan kesejahteraannya yang terus menurun membuat generasi muda lebih memilih untuk mencari peluang karier lain. 

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mengungkapkan bahwa Indonesia kekurangan 1,3 juta guru di 2024. Hal ini disebabkan oleh banyaknya guru yang pensiun.

“Indonesia akan mengalami kekurangan 1,3 juta guru pada 2024, karena banyaknya guru yang pensiun,” tutur Nunuk, mengutip Antara.

Pada tahun ajaran 2022/2023, terdapat sekitar 3,3 juta guru di tanah air, lebih tepatnya di sekolah negeri. Jumlah tersebut terus berkurang akibat banyaknya guru yang pensiun. Jumlahnya disinyalir mencapai 70.000 guru per tahun.

Menurut Data Pokok Pendidikan dari Kemendikbudristek, pada Semester Ganjil 2024/2025 ini, terdapat total 3,39 juta guru di tanah air, tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk pula tenaga pengajar Indonesia yang ditempatkan di luar negeri yang sebanyak 845 orang.

Provinsi dengan Guru Terbanyak 2024/2025

Provinsi di Pulau Jawa dominasi jumlah guru tanah air | GoodStats
Provinsi di Pulau Jawa dominasi jumlah guru tanah air | GoodStats

Adapun provinsi dengan jumlah guru terbanyak dipegang oleh Jawa Barat. Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar, Jawa Barat menjadi rumah bagi 476 ribu guru, menurun sekitar 2 ribu guru dibanding Semester Genap 2023/2024. Jumlah sekolah di provinsi ini mencapai 62 ribu, salah satu yang terbanyak di Indonesia. 

Peringkat kedua provinsi dengan jumlah guru terbanyak diduduki oleh Jawa Timur dengan 408 ribu guru. Sama seperti sebelumnya, jumlah guru di Jawa Timur juga menurun dari 410 ribu pada Semester Genap 2023/2024.

Jawa Tengah menempati posisi ketiga dengan total 349 ribu guru. Beralih dari Jawa, Sumatra Utara menduduki peringkat keempat dengan 213 ribu guru, diikuti dengan Sulawesi Selatan dengan 137 ribu guru.

Di Indonesia, tenaga pendidik kebanyakan berada di Pulau Jawa. Kemendikbudristek mencatat bahwa 44,1% guru Indonesia berada di Pulau Jawa, totalnya mencapai 1,5 juta guru pada Semester Ganjil 2024/2025.

Jumlah guru di Jawa pada semester ganjil 2024/2025 | GoodStats
Jumlah guru di Jawa pada Semester Ganjil 2024/2025 | GoodStats

Di Pulau Jawa, DI Yogyakarta memiliki jumlah guru paling sedikit, yakni sebesar 50.010 guru. Meski paling sedikit di Jawa, jumlahnya masih cukup tinggi dibandingkan provinsi di wilayah timur. DI Yogyakarta menduduki posisi ke-23 provinsi dengan jumlah guru terbanyak secara nasional.

Sebaliknya, provinsi paling minim guru tercatat mendominasi bagian timur. Papua Pegunungan tercatat hanya memiliki 7,1 ribu guru, sedikit menurun dari semester sebelumnya yang sebanyak 7 ribu guru. Papua Selatan menyusul dengan 8,4 ribu guru, diikuti oleh Papua Barat Daya (10 ribu guru), Papua Tengah (10,1 ribu guru), dan Papua Barat (10,4 ribu guru).

18% Murid Indonesia Ada di Jawa Barat

Murid terbanyak di Indonesia berada di Pulau Jawa | GoodStats
Murid terbanyak di Indonesia berada di Pulau Jawa | GoodStats

Pada tahun ajaran ini, terdapat 53 juta murid di Indonesia, mulai dari jenjang TK dan KB hingga SMA dan SMK. Dari jumlah tersebut, 18% atau sekitar 9,8 juta berada di Jawa Barat, sekali lagi menunjukkan masifnya dominasi provinsi tersebut di sektor pendidikan tanah air.

Jawa Timur menyusul di urutan kedua dengan 6,5 juta peserta didik, diikuti oleh Jawa Tengah dengan 6,2 juta peserta didik. Dari luar Jawa, Sumatra Utara berada di posisi keempat dengan 3,1 juta peserta didik.

Jumlahnya sangat timpang dengan Papua Barat Daya yang hanya memiliki 119 ribu peserta didik. Ketimpangan ini juga dirasakan dari jumlah sekolahnya, dimana Jawa Timur memiliki 67 ribu sekolah, sedangkan di wilayah timur khususnya Papua Selatan hanya memiliki 1.184 sekolah.

Sekolah di Jawa Barat jadi yang terbanyak di Indonesia, melebihi 67 ribu | GoodStats
Sekolah di Jawa Barat jadi yang terbanyak di Indonesia, melebihi 67 ribu | GoodStats

Dari total 438 ribu sekolah di Indonesia, 67 ribu berada di Jawa Timur, 62 ribu di Jawa Barat, dan 53 ribu di Jawa Tengah. Provinsi di timur Indonesia tercatat memiliki jumlah sekolah paling sedikit dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

Tingkatkan Kualitas Guru Indonesia

Mengingat peran krusial guru dalam membentuk masa depan bangsa, sudah seharusnya para tenaga pendidik di Indonesia ini diberi pembekalan yang memadai.

Demi meningkatkan kualitas guru, Kemendikbudristek mendorong kerja sama 10 universitas dari Indonesia dan 5 universitas Australia melalui program khusus Pendidikan Guru Indonesia-Australia (PGIA). Program yang baru diluncurkan pada Selasa (24/9) ini bertujuan untuk untuk memberi perbekalan bagi guru-guru Indonesia agar bisa mengajar dengan percaya diri di kelas. Kerja sama ini merupakan hasil dari studi banding ke Australia pada 2022 lalu. 

Program ini memperluas kesempatan bagi guru untuk menempuh pendidikan di luar negeri, termasuk Australia. Majunya pendidikan di Australia dapat menjadi peluang bagi guru-guru Indonesia. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Iwan Syahril menyebutkan bahwa kunci kerja sama ini adalah kolaborasi antara kedua pihak.

“Kami merasa bahwa dengan bermitra bersama universitas di Australia akan menghasilkan inovasi yang membentuk sebuah ekosistem dan transformasi, khususnya mendongkrak peningkatan guru dan sistem pembelajaran bagi peserta didik,” tutur Iwan pada Antara.

Adapun 10 universitas Indonesia yang tergabung dalam kerja sama ini adalah sebagai berikut.

  • Universitas Pendidikan Indonesia
  • Universitas Negeri Malang
  • Universitas Negeri Surabaya
  • Universitas Negeri Padang
  • Universitas Sanata Dharma
  • Universitas Muhammadiyah Malang
  • Universitas Sebelas Maret
  • Universitas Negeri Jakarta
  • Universitas Negeri Medan
  • Universitas Negeri Manado

Sementara itu, 5 universitas Australia yang menjadi mitra kerja sama ini adalah:

  • Western Sydney University
  • Deakin University
  • Central Queensland University
  • University of Adelaide
  • University of Newcastle

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan dapat terjadi transformasi dalam ekosistem pendidikan tanah air. Pendidikan yang bermutu akan melahirkan pribadi-pribadi berkualitas yang pada akhirnya mendorong kemajuan suatu bangsa. Untuk itu, negara-negara maju sangat menghargai tenaga pendidik mereka.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru di Indonesia melalui program kerja sama dengan Australia merupakan langkah awal yang baik untuk memperbaiki kualitas guru tanah air.

Baca Juga: Gaji Guru Bakal Naik di Era Prabowo-Gibran?

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Gempa Beruntun Guncang September 2024

September 2024 mencatatkan aktivitas gempa yang cukup tinggi di berbagai wilayah Indonesia. BMKG telah memberikan peringatan dan imbauan kepada masyarakat.

Dunia Pendidikan Indonesia: Raffi Ahmad dan Polemik Pemberian Gelar Guru Besar

Ramai isu pemberian gelar kepada Raffi Ahmad, survei menunjukkan sebanyak 50,5% masyarakat menganggap pemberian gelar untuk non-akademisi tak layak.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook