Baru-baru ini lembaga survei ternama di Jakarta, Jakpat merilis temuan survei terbarunya pada Rabu (24/8). Survei tersebut diberi tajuk "Instant Noodle Price Increase" yang secara umum berisi tanggapan masyarakat Indonesia terhadap dinamika konsumsi mi instan.
Apalagi, beberapa waktu lalu (8/8) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sempat menyebut bahwa harga mi instan akan naik tiga kali lipat akibat perang Ukraina-Rusia. Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah webinar.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum enggak bisa keluar. Jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) tiga kali lipat. Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget, sementara kita impor terus," kata Menteri Pertanian dalam sebuah webinar dikutip CNBC Indonesia.
Dalam bagian pembuka surveinya, Jakpat merilis temuan 10 merek mi instan terbaik yang dinilai berdasarkan pengetahuan dan konsumsi masyarakat Indonesia. Setiap merek mi masing-masing memiliki nilai ketahuan, nilai konsumsi, serta konversi dari kedua nilai tersebut.
Apabila ditinjau dari konversi kedua nilai tersebut, Indomie menjadi yang tertinggi dengan nilai ketahuan 95 persen dan konsumsi 91 persen serta memiliki persentase konversi sebesar 95 persen. Mie Sedaap berada di posisi kedua dengan persentase akhir 73 persen (88 persen ketahuan dan 65 persen konsumsi).
"Indomie adalah merek mi instan terpopuler di Indonesia dan memiliki tingkat konversi tertinggi (91 persen) dari responden yang mengetahui merek ini hingga yang benar-benar mengonsumsinya dalam tiga bulan terakhir," tulis Jakpat dalam laporannya.
Posisi lima besar lainnya diisi oleh Supermi dengan nilai 35 persen (81 persen ketahuan + 28 persen dikonsumsi), Lemonilo dengan nilai 37 persen (73 persen + 28 persen), dan Mi ABC dengan nilai 28 persen (63 persen + 18 persen).
Posisi enam hingga sepuluh diisi Samyang dengan nilai 29 persen (61 persen + 18 persen), Gaga dengan nilai 24 persen (52 persen + 12 persen), Supermi Nutrimi dengan nilai 23 persen (27 persen + 9 persen), Nissin dengan nilai 22 persen (36 persen + 8 persen), dan Bakmi Mewah dengan nilai 22 persen (36 persen + 8 persen).
"Ada dua merek berlogo "Pilihan Lebih Sehat" yang masuk ke dalam Top 10 merek mi instan, yakni Lemonilo dan Supermi Nutrimi," jelas Jakpat dalam deskripsi temuan surveinya (24/8).
"Sedangkan samyang merupakan satu-satunya mi instan impor yang masuk dalam Top 10 dengan awareness 61 persen, lebih tinggi dari berbagai merek lokal lainnya," sambungnya.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya