Perjalanan solo (solo travelling) akhir-akhir ini sedang menjadi tren. Meski demikian, perempuan terkadang masih sering menghadapi kesulitan saat berpergian sendirian. Bahkan, laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, sepertiga perempuan di dunia atau sekitar 736 juta tercatat pernah mengalami kekerasan fisik maupun seksual.
Setiap negara di dunia memiliki tingkat keamanan yang berbeda-beda untuk perempuan. Tak semua negara memiliki reputasi yang sama terhadap kesetaraan gender juga kenyamanan bagi perempuan. Ini dibuktikan oleh Georgetown Institute for Women, Peace and Security dan PRIO Centre on Gender, Peace and Security yang merilis laporan mengenai negara paling inklusif dan aman untuk perempuan, baik untuk ditinggali maupun tujuan perjalanan solo.
Adapun, laporan tersebut memberikan peringkat terhadap 177 negara di dunia dalam hal inklusi, keadilan, dan keamanan perempuan dengan menggunakan indeks Women, Peace and Security (WPS). Hasilnya, Denmark menempati peringkat pertama dalam hal inklusivitas, keadilan, dan keamanan bagi perempuan dengan mencatatkan skor 0,932 poin dari skala 0-1 pada 2023.
“Negara ini adalah salah satu dari 13 negara di dunia, di mana semua perempuan di negara tersebut memiliki akses ke rekening bank. Selain itu, Denmark juga salah satu dari 14 negara dengan hukum yang adil dan ramah gender. Terlebih, Denmark juga mendapat skor tertinggi pada akses terhadap keadilan untuk perempuan,” tulis Georgetown University pada situs resminya.
Menyusul Denmark, Swiss berada di posisi kedua dengan skor indeks WPS mencapai 0,298 poin pada 2023. Diikuti oleh Swedia yang dinobatkan menjadi negara paling inklusif dan aman ketiga bagi perempuan dengan skor 0,926 poin.
Di sisi lain, Afghanistan justru mendapatkan nilai terburuk dengan hanya mencatatkan skor indeks WPS sebesar 0,286 poin. Capaian tersebut lantas menempatkan Afghanistan sebagai negara yang paling tidak aman bagi perempuan pada 2023.
“Di Afghanistan, perempuan rata-rata bersekolah kurang dari tiga tahun. Lalu, jumlah perempuan yang memiliki akses ke rekening bank mereka sendiri masih kurang dari lima persen. Selain itu, lebih dari 90% perempuan di Afghanistan yang tinggal di dekat wilayah konflik. Angka kematian ibu di negara tersebut juga termasuk di antara sepuluh negara teratas yang terburuk di dunia,” papar Georgetown University.
Lebih lanjut, indeks ini disusun menggunakan tiga pilar utama, yakni keadilan, inklusi, dan keamanan. Selanjutnya, ketiga pilar tersebut diukur dengan 13 indikator, yang mencakup capaian pendidikan, akses terhadap keadilan, ketenagakerjaan, kekerasan dalam rumah tangga, persepsi mengenai keamanan komunitas, hingga tingkat kematian ibu.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya