Inilah Provinsi RI Pengambil Kredit Tertinggi, Tiga Teratas Di Luar Jawa

Banyak rumah tangga yang melakukan kredit dalam berbagai mekanisme

Inilah Provinsi RI Pengambil Kredit Tertinggi, Tiga Teratas Di Luar Jawa Rupiah | Foto: Peace-loving/Shutterstock

Perekonomian adalah hal terpenting dalam suatu peradaban. Dalam usaha menyeimbangkan ekonomi rumah tangga, terkadang masyarakat melakukan kredit uang untuk menambah modal dalam berbagai kegiatannya.

Hal ini juga terjadi di Indonesia. Berbagai rumah tangga melakukan kredit dalam berbagai mekanisme. Berbagai data dapat dilihat untuk mengetahui provinsi di Indonesia mana saja yang rumah tangganya paling tinggi melakukan kredit.

Dalam data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat daftar mengenai provinsi dengan angka kredit rumah tangga tertinggi. Dalam data tersebut, provinsi yang menduduki posisi pertama adalah Provinsi Gorontalo. Provinsi yang terletak di Sulawesi bagian utara ini memiliki persentase sebesar 38,02%.

Selanjutnya terdapat Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki persentase rumah tangga pengambil kredit sebesar 33,98%. Provinsi sampingnya yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur berada di posisi ketiga dengan persentase sebesar 33,03%. Hal ini dapat dijadikan perhatian bersama karena tiga besar Indonesia semuanya berada di luar Pulau Jawa.

Posisi keempat diisi oleh provinsi di Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Tengah. Provinsi dengan ibukota Semarang ini memiliki persentase kredit rumah tangga sebesar 29,73%, disusul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan persentase kredit sebesar 29,17%.

Setelah Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat Provinsi Bengkulu. Provinsi yang terletak di Pulau Sumatra ini memiliki persentase kredit rumah tangga sebesar 28,36%. Kemudian, Provinsi Sumatra Barat menyusul dengan memiliki persentase kredit rumah tangga sebesar 27,83%

Pada peringkat kedelapan, Provinsi Bali mengisi daftar ini dengan memiliki persentase kredit rumah tangga sebesar 27,46%, kemudian Provinsi Sulawesi Tengah dengan memiliki persentase kredit rumah tangga sebesar 26,67%.

Provinsi Jawa Timur mengisi peringkat kesepuluh dengan memiliki persentase kredit rumah tangga sebesar 25,82%.

Kredit Yang Dilakukan: KPR dan Kartu Kredit

Rilis dari Bank Indonesia melalui pemberitaan di Bisnis menjelaskan bahwa mekanisme kredit rumah tangga di Indonesia yang masih terpantau menjanjikan adalah KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) serta kartu kredit. Hal ini tampak dari stabilnya permintaan pembiayaan melalui mekanisme tersebut.

"Permintaan kredit rumah tangga yang terjaga terutama didukung oleh peningkatan pengajuan kartu kredit dan KPR," tulis Bank Indonesia melalui pemberitaan di Bisnis.

Namun, Kepala Center of Economics and Finance INDEF M Rizal Taufikurrahman menyatakan bahwa meskipun KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) memiliki peran yang tinggi, namun suku bunga dalam KPR dinilainya menjadi penghambat pertumbuhan sektor properti.

“Dalam kondisi kenaikan suku bunga dan resesi tersebut sehingga membuat perbankan lebih selektif dalam memberikan pinjaman pembiayaan termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA),” kata M Rizal Taufikurrahman dalam sebuah berita yang dimuat oleh Medcom.

Ia menambahkan, sektor properti merupakan sektor yang masih menarik saat ini. Baiknya sektor properti menurutnya masih ada di area luar Pulau Jawa.

“Para tenaga kerja itu tentu membutuhkan sewaan oleh sebab itu perumahan akan tetap menjadi primadona investasi di sana," kata M Rizal Taufikurrahman.

Keberadaan berbagai mekanisme kredit rumah tangga merupakan sebuah mekanisme yang dapat membantu perekonomian secara umum. Namun, seluruh pihak harus dengan bijak memanfaatkan hal baik yang ada di dalamnya. Segala potensi buruk yang muncul akibat terlalu banyak mengambil kredit rumah tangga harus segera dihindari karena berakibat buruk secara jangka panjang.

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Standar Hidup Layak Orang Indonesia Naik Jadi Rp1,03 Juta per Bulan, Jakarta Tertinggi

BPS mencatat standar hidup layak nasional berdasarkan pengeluaran mencapai Rp1,03 juta per bulan, lebih rendah dibanding Jakarta yang sebesar Rp1,66 juta.

Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat, Pertanda Kestabilan Ekonomi?

Survei konsumen BI menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap stabil pada level optimis.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook