Ini Dia Negara dengan Tingkat Perselingkuhan Tertinggi, Ada Indonesia?

Thailand menjadi negara dengan tingkat perselingkuhan tertinggi di dunia. Mengapa perselingkuhan terus terjadi?

Ini Dia Negara dengan Tingkat Perselingkuhan Tertinggi, Ada Indonesia? Ilustrasi Perselingkuhan | Pinterest

“Apakah mempunyai satu pasangan tidaklah cukup?” menjadi sebuah pertanyaan yang terlontar dari korban perselingkuhan. Belakangan ini, kasus perselingkuhan sedang marak terjadi, bukan hanya di Indonesia melainkan di negara-negara lainnya.

Dari banyaknya angka perselingkuhan yang terjadi, apakah benar fenomena ini sudah dianggap lumrah di tengah masyarakat?

Istilah perselingkuhan diambil dari kata dasar selingkuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), selingkuh artinya suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur; curang; suka menggelapkan uang; korup.

Berdasarkan penjelasan di atas, istilah selingkuh pun tidak hanya merujuk pada suatu hubungan romansa, tetapi dapat diartikan untuk berbagai aktivitas lainnya. Namun pada intinya, kasus perselingkuhan merupakan tindakan menyimpang di tengah masyarakat, khususnya bagi mereka yang menganut budaya monogami.

Monogami sendiri terdiri atas beberapa jenis, mulai dari monogami sosial, seksual, serial, dan genetik. Semua istilah tersebut merujuk pada bentuk komitmen untuk berhubungan pada satu pasangan saja.

Bagi hewan, monogami merupakan investasi yang besar karena mengharuskan binatang untuk menempatkan seluruh investasi reproduksinya hanya pada satu individu.

Dalam konteks hubungan manusia, budaya monogami juga melibatkan komitmen besar terhadap satu pasangan. Jika pasangan tidak memenuhi harapan atau kualitas yang diinginkan, maka dapat timbul ketidakpuasan dan masalah dalam hubungan, mirip dengan tekanan dan risiko yang dihadapi binatang dalam monogami.

Ketika salah satu individu menjalin hubungan eksklusif dengan orang lain di luar hubungan tersebut, hal itu disebut sebagai perilaku perselingkuhan.

Secara universal, perselingkuhan dianggap sebagai pelanggaran moral, tanda ketidaksetiaan, rendahnya komitmen terhadap pernikahan, dan ketidakmampuan mengendalikan dorongan seksual.

Tidak ada orang yang memulai hubungan romantis dengan niat untuk berselingkuh, kecuali bagi mereka yang meyakini bahwa memiliki banyak pasangan akan memudahkan mereka menemukan yang spesial.

Perselingkuhan menjadi sumber berbagai masalah kejiwaan, hingga menyebabkan perceraian dan kehancuran rumah tangga. Perselingkuhan tidak hanya menimbulkan trauma bagi pasangan, tetapi juga bagi anak-anak mereka. Tak jarang, dalam budaya timur yang erat dengan kehidupan keluarga, perceraian akibat perselingkuhan juga dapat merusak hubungan antar keluarga besar.

Belakangan ini, tren perselingkuhan tampaknya semakin meningkat di berbagai belahan dunia. Berdasarkan data terbaru, negara-negara seperti Thailand, Jerman, dan Amerika Serikat menunjukkan persentase yang mengkhawatirkan terkait tingkat perselingkuhan di kalangan pasangan.

Data Perselingkuhan Global

Thailand menjadi negara dengan angka perselingkuhan tertinggi | GoodStats
Thailand menjadi negara dengan angka perselingkuhan tertinggi | GoodStats

Thailand memiliki tingkat perselingkuhan tertinggi di dunia dengan 51% pasangan mengakui pernah berselingkuh. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka ini adalah budaya yang lebih permisif terhadap hubungan di luar nikah serta tekanan sosial dan ekonomi.

Posisi kedua diduduki Jerman, dengan 45% pasangan mengakui pernah berselingkuh. Meskipun negara ini memiliki norma-norma sosial yang lebih liberal, angka perselingkuhan yang tinggi juga dapat dikaitkan dengan kebebasan individu yang tinggi dan rendahnya stigma sosial terhadap hubungan di luar nikah.

Amerika Serikat memiliki angka perselingkuhan sebesar 35%, membuatnya berada di urutan ketiga. Tingginya tingkat perselingkuhan ini kebanyakan disebabkan oleh tekanan hidup modern, kurangnya kepuasan emosional, dan kemudahan akses ke media sosial dan aplikasi kencan.

Di Swiss, 25% pasangan mengakui pernah berselingkuh. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan dengan Thailand, Jerman, dan Amerika Serikat, perselingkuhan tetap menjadi masalah signifikan yang mempengaruhi kehidupan banyak pasangan.

Di peringkat kelima, Slovenia memiliki tingkat perselingkuhan yang lebih rendah, yaitu 11%. Uruguay mencatat angka perselingkuhan terendah dalam data ini, yaitu 10%. 

Kasus Perselingkuhan di Indonesia

Fenomena perselingkuhan ternyata tidak hanya menjadi isu global, tetapi juga sangat relevan di Indonesia. Indonesia secara mengejutkan menempati posisi kedua sebagai negara dengan tingkat perselingkuhan tertinggi di Asia.

Survei yang dilakukan oleh JustDating mengungkapkan bahwa tingkat perselingkuhan di Indonesia mencapai 40%, membuatnya sebagai negara dengan tingkat perselingkuhan tertinggi kedua di Asia.

Selama beberapa waktu terakhir, film berjudul Ipar Adalah Maut yang dirilis pada 13 Juni 2024 lalu menjadi viral. Film tersebut diangkat dari kisah nyata, yakni kisah perselingkuhan yang merusak rumah tangga seorang wanita bernama Nisa, setelah adiknya, Rani, tinggal bersama dia dan suaminya, Aris.

Film tersebut ramai diperbincangkan karena sesuai dengan realita yang terjadi di tengah masyarakat saat ini. Terdapat beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya angka perselingkuhan di berbagai negara, seperti:

1. Kurangnya Kepuasan Emosional

Banyak individu merasa tidak puas secara emosional dalam hubungan mereka, sehingga mendorong mereka mencari afeksi di luar hubungan yang sah.

2. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi dan kemudahan akses media sosial membuat orang lebih mudah untuk berhubungan dengan orang lain di luar hubungan mereka, yang turut meningkatkan risiko perselingkuhan.

3. Perubahan Nilai Sosial

Di beberapa budaya, nilai-nilai sosial mengenai kesetiaan dalam pernikahan mungkin mengalami perubahan, mengurangi stigma sosial terhadap perselingkuhan.

4. Tekanan Hidup Modern

Stres dari pekerjaan, keuangan, dan kehidupan sehari-hari juga dapat menjadi pemicu seseorang mencari pelarian melalui perselingkuhan.

Penanggulangan dan Pencegahan

Dalam mengatasi fenomena perselingkuhan, terdapat beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

1. Peningkatan Komunikasi

Pasangan harus berusaha untuk meningkatkan komunikasi dan saling terbuka mengenai perasaan mereka satu sama lain. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari kedua pihak untuk sama-sama berusaha mempertahankan hubungan.

2. Konseling Pernikahan

Konseling turut membantu pasangan mengatasi masalah dan memperbaiki hubungan mereka. Saat ini, sudah banyak layanan konseling untuk pasangan yang tersedia di Indonesia.

3. Pendidikan dan Kesadaran

Meningkatkan kesadaran mengenai dampak negatif perselingkuhan dapat membantu mencegah tindakan perselingkuhan.

4. Penguatan Nilai Keluarga

Memperkuat nilai-nilai keluarga dan komitmen dalam pernikahan dapat menjadi langkah preventif yang efektif.

Fenomena perselingkuhan masih terus meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun data menunjukkan tingkat perselingkuhan yang berbeda di setiap negara, penyebab dan dampaknya memiliki banyak kesamaan.

Dengan memahami penyebab utama dan mengambil langkah preventif, diharapkan kasus perselingkuhan dapat diminimalisir, dan hubungan antar pasangan dapat menjadi lebih kuat dan harmonis.

Baca Juga: Bukan Kesehatan Mental, Milenial Lebih Khawatirkan Isu Ini!

Penulis: Zakiah machfir
Editor: Editor

Konten Terkait

Seluk Beluk Kebiasaan Menabung dan Pengelolaan Keuangan Anak Muda: Sudahkah Cerdas Finansial?

Kurangnya disiplin (37%) dan kebutuhan mendesak (29,4%) menjadi hambatan utama anak muda dalam menabung, mencerminkan tantangan dalam mengelola keuangan.

Transformasi Indonesia Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2024 mencapai 75,02, masuk kategori tinggi menurut data BPS.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook