Meskipun pandemi Covid-19 masih mengganas pada tahun 2021, Indonesia justru mampu pulih secara perlahan di berbagai sektor utamanya menjelang akhir tahun lalu. Salah satunya ditunjukkan oleh jumlah lowongan pekerjaan yang terus bertambah serta lonjakan tingkat penggangguran dapat ditekan.
Mengutip dari hasil survei JobStreet bertajuk “Job Outlook Report 2022”, iklan lowongan kerja di Indonesia mengalami peningkatan sejak bulan Juli 2021. Secara month-to-month (MtM), pada periode Juli hingga Agustus 2021 terjadi kenaikan jumlah iklan lowongan kerja di platform JobStreet sebesar 19,5 persen ke angka 35,9 juta. Pada bulan-bulan berikutnya, trennya terus meningkat meskipun tidak setinggi periode Juli – Agustus 2021.
Lebih lanjut, bertambahnya lowongan kerja yang tersedia di Indonesia linear dengan peningkatan populasi yang telah divaksinasi lengkap. Sebagaimana diketahui, vaksinasi lengkap juga menjadi salah satu syarat rekrutmen pada beberapa perusahaan.
Manufaktur jadi industri penyedia lowongan kerja terbanyak tahun 2021
Data dari JobStreet menunjukkan bahwa manufaktur menempati peringkat pertama industri penyedia lowongan kerja terbanyak di Indonesia pada tahun 2021 dengan total 22,7 ribu iklan lowongan kerja terpasang di platform JobStreet. Angka ini mencakup 12,1 persen dari total industri penyedia lowongan kerja yang terdaftar di JobStreet.
Sementara itu, industri ritel dan perdagangan berada di posisi ke-2 dengan 21,2 ribu iklan lowongan kerja (11,3 persen) diikuti industri perbankan dan keuangan di posisi ke-3 dengan 13,4 ribu (7,1 persen) iklan lowongan kerja pada tahun 2021.
Beberapa industri lainnya yang termasuk dalam 10 besar pemasang iklan lowongan kerja terbanyak sepanjang tahun 2021 secara berurutan di antaranya industri komputer/IT, transportasi, produk konsumen, hingga makanan dan minuman. Jumlah iklan lowongan kerja yang dipasang masing-masing industri ini berkisar antara ribuan hingga puluhan ribu.
Di sisi lain, industri yang mengalami peningkatan iklan lowongan kerja tergahar jatuh kepada industri kecantikan, kesehatan, dan kebugaran dengan kenaikan sebesar 82,4 persen bila dibandingkan secara year-on-year (YoY) dengan tahun sebelumnya. Jumlah iklan lowongan kerja di industri ini naik sebanyak 1 ribu ke angka 2,3 ribu iklan lowongan kerja pada tahun 2021.
Kenaikan ini sangat drastis bila dibandingkan dengan industri ritel dan perdangangan yang berada di posisi ke-2 dengan peningkatan iklan lowongan kerja sebesar 35,3 persen secara YoY. Sementara itu, industri transportasi berada di posisi berikutnya dengan pertumbuhan sebesar 31,8 persen ke angka 11,3 ribu iklan lowongan kerja pada tahun 2021.
Total lamaran kerja sepanjang tahun 2021 tembus 100 juta
Pada tahun 2021, jumlah total lamaran pekerjaan yang masuk di platform JobStreet menembus angka 110,8 juta. Lagi-lagi industri manufaktur meraih peringkat pertama industri dengan lamaran kerja terbanyak menembus angka 17,5 juta lamaran pada tahun 2021. Raihan ini menjangkau 15,8 persen dari seluruh lamaran kerja dari total industri yang terdaftar dalam platform JobStreet.
Sementara itu, posisi ke-2 diraih oleh industri ritel dan perdagangan dengan jumlah pelamar sebanyak 12,8 juta (11,5 persen). Berikutnya, industri produk konsumen berada di posisi ke-3 dengan 8,8 juta lamaran kerja atau sebesar 7,9 persen dari total lamaran kerja sepanjang tahun 2021.
Kemudian secara berurutan, industri transportasi, perbankan dan keuangan, makanan dan minuman, hingga pertanian masuk dalam daftar 10 besar industri dengan lamaran kerja terbanyak pada tahun 2021.
Di sisi lain, industri transportasi mengalami peningkatan jumlah lamaran kerja terbanyak mencapai 40,3 persen, naik 2,5 juta ke angka 8,7 juta lamaran bila dibandingkan secara YoY dengan tahun 2020. Industri ritel dan perdagangan menyusul di posisi berikutnya dengan pertumbuhan sebesar 32,5 persen diikuti industri manufaktur mengalami kenaikan volume lamaran kerja sebesar 31 persen sepanjang tahun 2021.
Adapun temuan dari JobStreet menganalisis terdapat sejumlah industri yang mencatatkan pertumbuhan serta pemulihan yang kuat di tengah masa pandemi. Lima industri yang disorot di antaranya ialah transportasi dan logistik, grosir, layanan kesehatan dan medis. Diikuti industri perawatan, kecantikan, dan kebugaran serta terakhir zat kimia, pupuk, dan pestisida.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya