Pada tahun 2023, produksi batu bara di Indonesia mencapai angka 766,95 juta ton. Hal tersebut tercatat dalam data dari Minerba One Map Indonesia (MODI) di bawah naungan Kementerian ESDM RI.
Angka tersebut berada di atas target yang ditetapkan yaitu 694 juta ton. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyebut bahwa hal tersebut terjadi karena permintaan pasar yang baik
"Harga 2023 relatif positif, meski jika dibandingkan rerata harga 2022 ya tentu jauh karena harga 2022 itu exceptional ya tertinggi sepanjang sejarah. Permintaan 2023 juga relatif bagus. Faktor cuaca juga mendukung. Selain itu kapasitas alat berat juga memadai," kata Hendra Sinadia dalam CNBC Indonesia.
Ekspor Batu Bara RI Terpantau Naik
Dari angka MODI tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) menuliskan bahwa sebanyak 379 juta ton batu bara di antaranya diekspor ke luar negeri. Angka tersebut terpantau naik 19,6 juta ton dibanding tahun lalu.
Kenaikan jumlah ekspor batu bara ini terpantau terjadi selama tiga tahun berturut-turut. Penurunan ekspor terakhir kali terjadi pada tahun 2020. Ketika itu, volumenya turun 33,4 juta ton menjadi 341,5 juta ton.
Hendra Sinadia pada tahun tersebut menyatakan bahwa penyebab penurunannya adalah karena negara tujuan ekspor mencoba mengutamakan produksi dalam negeri.
"Kedua karena stockpile mereka juga masih cukup seperti misalnya China ada kecenderungan mereka sedang membatasi kuota impor mereka. Negara-negara tujuan ekspor utama batu bara kita seperti China dan India itu sedang mengetatkan impor," kata Hendra, mengutip CNBC Indonesia.
Rekor ekspor batu bara di tanah air sendiri pernah mencapai rekor di tahun 2013. Pada tahun tersebut, jumlahnya berada di 381,3 juta ton.
India dan Tiongkok Menjadi Negara Tujuan Ekspor Batu Bara Indonesia Tertinggi
Nilai ekspor batu bara Indonesia pada tahun 2023 berada di angka US$34,5 miliar. Dalam data terusan dari BPS tersebut, dijelaskan bahwa negara tujuan ekspor batu bara tertinggi tanah air adalah India.
Negeri eks jajahan Inggris ini menjadi tujuan ekspor batu bara Indonesia dengan nilai US$7,25 miliar. Angka ini mengalami penurunan US$3,33 miliar dibanding tahun sebelumnya yang mencapai rekor.
Negara tujuan ekspor tertinggi nomor dua adalah Republik Rakyat Tiongkok dengan nilai ekspor batu bara US$6,97 miliar. Angka tersebut juga terlihat turun, sebanyak US$820 juta dibanding angka di 2022.
Berbeda dengan tahun 2022, kali ini tidak ada batu bara yang diekspor ke Spanyol. Padahal, negara tersebut sempat menjadi tujuan ekspor batu bara Indonesia senilai US$23,2 juta, dan masuk urutan ke-10.
Dalam kesempatan lain, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Lana Saria menyebut bahwa Kementerian ESDM RI memiliki rencana yang cukup baik berkaitan dengan ekspor batu bara tanah air ke depannya.
”Intinya, sampai dengan 2035, rata-rata bisa sampai 700 juta ton. Baru nanti dengan peta jalan net zero emission (NZE), bertahap pada 2035-2060, kami akan melaksanakan penurunan tingkat produksi. Nanti akan menjadi 500 juta ton dan pada 2060 sebanyak 250-an (juta ton). Setelah itu, kami tidak lagi menggunakan batu bara,” kata Lana dalam Kompas.
Baca juga: Pemerintah Setujui Rencana Produksi Batu Bara 922 Juta Ton Pada 2024
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor