Menurut survei yang dilakukan Jakpat, sebanyak 45% Gen Z tercatat memilih untuk menghindari interaksi dengan dunia luar dan menarik diri dari lingkungan sekitar ketika merasa kondisi mentalnya kurang stabil.
Survei Jakpat bertajuk Gen Z Characteristics and Behavior ini melibatkan 1.155 responden Gen Z yang lahir pada 1997-2012. Survei dilakukan pada tanggal 6-9 Desember 2024.
Tidur Jadi Pilihan Utama Gen Z Hadapi Masalah Mental
Tidur menjadi pelarian utama yang dilakukan Gen Z ketika menghadapi masalah mental, di mana persentase pada perempuan lebih tinggi ketimbang laki-laki. Selain tidur, Gen Z juga memilih untuk mendengarkan musik. Perempuan lebih banyak mendengarkan musik dengan persentase sebanyak 57%, meski tidak begitu jauh dari laki-laki yang sebesar 52%.
Media sosial juga menjadi tempat pelarian bagi Gen Z yang menghadapi masalah mental, dengan 44% laki-laki dan 54% perempuan memilih bermain media sosial ketika mental tidak stabil.
Banyak pula Gen Z yang memilih mengisolasi diri, menonton TV atau serial film, makan makanan kesukaan, atau fokus pada hobi untuk menyembuhkan diri dari masalah mental yang tengah dihadapi.
61% Gen Z Alami Perubahan Suasana Hati
Sebanyak 61% Gen Z tercatat mengalami perubahaan mood secara tiba-tiba yang memengaruhi produktivitas sehari-hari. Selain itu, 54% Gen Z juga tercatat mengalami gangguan tidur, termasuk kesusahan tidur dan tidur berlebih.
Sebanyak 38% Gen Z memiliki masalah pengendalian yang membuatnya sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Tak hanya masalah pengendalian, 37% Gen Z menghadapi kecemasan.
Masalah kesehatan seperti trauma berada pada angka 29%. Disusul dengan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pasca trauma yang muncul pada saat seseorang mengalami peristiwa yang traumatik dan pengalaman yang tidak menyenangkan. Terakhir, 19% Gen Z tercatat mengalami OCD (Obssesive-Compulsive Disorder).
Faktor Pemicu Kesehatan Mental Gen Z
Sumber gangguan kesehatan mental pada Gen Z kebanyakan berasal dari kekhawatiran akan masa depan yang penuh ketidakpastian. Selain itu, masalah keuangan juga turut membebani kesehatan mental Gen Z, meski terdapat perbedaan antara mereka yang memiliki anak dan tidak.
Faktor tekanan sosial lebih banyak dirasakan oleh Gen Z tanpa anak dengan persentase 42%, sedangkan Gen Z dengan anak hanya 35%.
Ketidakmampuan mengendalikan situasi turut jadi pemacu gangguan kesehatan mental Gen Z, disusul oleh kelebihan beban kerja. Kewalahan dan merasa tidak punya cukup waktu juga masuk dalam daftar.
Baca Juga: Love-Hate Relationships Anak dan Orang Tua, Ada Kaitan dengan Kecemasan & Depresi?
Penulis: Vhebedyzarel Putri
Editor: Editor