Industri streaming video on demand (SVoD) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Platform seperti Netflix, Amazon Prime Video, Disney+, dan HBO Max telah menjadi bagian integral dari kehidupan banyak orang, menawarkan akses ke berbagai film, serial TV, dan konten lainnya.
Namun, tren ini sekaligus menjadi strategi bisnis bagi perusahaan untuk menaikkan harga berlangganan. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak platform SVoD telah mengumumkan kenaikan harga bagi pengguna yang berlangganan.
Data Statista di tahun 2024 menunjukkan fakta bahwa di Amerika Serikat, Netflix, Amazon, dan Disney mendominasi pasar industri ini. Amazon dan Disney tercatat lebih agresif dalam menaikkan harga berlangganan dalam enam bulan terakhir.
Pada Oktober 2023, Netflix pertama kalinya menaikkan harga paket Basic sebesar $2 dan paket Premium sebesar $3. Kenaikan harga ini bertepatan dengan langkah Apple, Amazon, dan Disney yang serentak menaikkan biaya bulanan sebesar $3.
Kenaikan harga biasa dilakukan perusahaan dengan mengumumkan add-on pada paket yang ada untuk menghilangkan iklan seperti yang dilakukan oleh Amazon.
Pelanggan Max, layanan SVoD dari HBO, bahkan harus menghadapi kenaikan harga lebih awal di tahun ini, meskipun biaya dasar paket standar mereka sudah relatif tinggi.
Belum dapat diprediksi apakah kenaikan harga ini akan mampu mengimbangi efek makroekonomi dan perkembangan pasar lainnya. Untuk saat ini, perusahaan di balik platform tersebut tampaknya masih optimis untuk mempertahankan stabilitas populasi pelanggan mereka.
Misalnya Disney yang mengklaim bahwa telah terjadi kenaikan profit dari pasar streaming pada kuartal fiskal keempat 2024, meskipun harus kehilangan 1,3 juta pelanggan selama periode antara Oktober dan Desember 2023.
Kenaikan Harga Mengancam Eksistensi Platform
Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga SVoD. Salah satunya adalah biaya produksi film dan serial TV orisinal yang terus meningkat. Platform SVoD harus mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan hak cipta konten populer.
Persaingan di industri SVoD pun semakin ketat. Platform baru terus bermunculan, dan platform yang sudah ada harus berinvestasi dalam konten dan fitur baru untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor inflasi global juga berkontribusi terhadap kenaikan harga SVoD. Biaya operasional platform SVoD, seperti gaji karyawan dan biaya infrastruktur juga meningkat.
Meskipun demikian, kenaikan harga langganan platform SVoD juga dapat memiliki beberapa risiko negatif bagi industri hiburan.
Pelanggan berpotensi merasa enggan membayar untuk terus berlangganan platform SVoD jika harga terus naik. Hal ini dapat menyebabkan platform terancam kehilangan pelanggan.
Kenaikan harga SVoD juga dapat mendorong orang untuk beralih ke platform bajakan untuk menonton film dan serial TV karena menganggap kenaikan harga sebagai kebijakan tidak adil bagi mereka yang setia menggunakan platform tersebut.
Penulis: Christian Noven Harjadi
Editor: Iip M Aditiya