Di era digital yang menuntut konektivitas tinggi, akses internet bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, melainkan bagian penting dari kehidupan ekonomi, pendidikan, hingga sosial masyarakat.
Dalam hal ini, keterjangkauan harga internet menjadi hal penting untuk diperhatikan. Laporan We Are Social menyebutkan bahwa harga internet Indonesia jadi yang termahal di kawasan ASEAN, dengan harga median sebesar US$0,41 per Mbps untuk fixed broadband. Hal ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat ke-12 secara global per Februari 2025.
Di saat negara tetangga berhasil menyediakan akses internet dengan harga terjangkau, pengguna di Indonesia masih harus mengeluarkan biaya yang relatif lebih tinggi untuk memperoleh layanan serupa. Kondisi ini dapat berdampak pada kemajuan ekosistem digital Indonesia, mulai dari bisnis daring, pendidikan digital, hingga pemerataan akses informasi.
Menyusul Indonesia, Filipina berada di urutan kedua dengan harga internet sebesar US$0,14 per Mbps, diikuti oleh Malaysia (US$0,09 per Mbps), Vietnam (US$0,04 per Mbps), dan Singapura (US$0,03 per Mbps). Thailand jadi yang termurah di kawasan ASEAN dengan median harga internet sebesar US$0,01 per Mbps.
Secara nasional, Uni Emirat Arab jadi negara dengan harga internet termahal, mencapai US$4,31 per Mbps, sedangkan Romania jadi yang termurah dengan US$0,01 per Mbps.
Adapun data-data ini diperoleh dari Cable, semua kurs diubah ke dalam US$ sesuai dengan nilai tukar yang berlaku ketika data diambil.
Meski harganya paling mahal, kualitasnya belum tentu terbaik. Data dari Speedtest Global menunjukkan bahwa median kecepatan unduh internet Indonesia baru sebesar 39,88 Mbps untuk layanan fixed broadband per Agustus 2025, berada di posisi terakhir di ASEAN sekaligus ke-116 dari 154 negara dala, daftar.
Singapura memuncaki daftar dengan median kecepatan unduh mencapai 394,3 Mbps, diikuti Thailand (262,42 Mbps), Vietnam (261,8 Mbps), Malaysia (154,03 Mbps), Filipina (105,17 Mbps), Brunei Darussalam (83,14 Mbps), dan Laos (47,46 Mbps).
Menurut pengamat telekomunikasi sekaligus Dekan Fakultas Hukum Universitas Mitra Bangsa Kamilov Sagala dalam keterangannya, harga internet dipengaruhi oleh beragam faktor
"Saat ini harga layanan internet (telekomunikasi) ditentukan oleh banyak faktor seperti harga infrastruktur, beban regulasi (regulatory cost) yang harus ditanggung, layanan yang akan diberikan, serta target konsumen yang menjadi objektif perusahaan telekomunikasi," ujar Kamilov, Kamis (27/2/2025).
Menurutnya, hal yang membuat harga internet di Indonesia mahal biasanya adalah akibat tingginya beban regulasi yang ditanggung perusahaan telekomunikasi. Dalam hal ini, pemerintah diminta untuk memangkas regulatory cost yang terlalu besar.
"Jika struktur biaya di hulu sudah sangat tinggi, pasti harga layanan yang diterima konsumen di hilir sudah pasti lebih mahal, sehingga yang membuat harga layanan telekomunikasi mahal adalah negara sendiri," lanjutnya.
Ia berharap negara bisa menghitung ulang regulatory cost ini agar industri bisa bergerak lebih baik.
Baca Juga: Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Biaya Internet Termahal di Asia 2025
Sumber:
https://wearesocial.com/id/blog/2025/02/digital-2025/
https://www.speedtest.net/global-index#fixed
https://www.liputan6.com/tekno/read/5937637/ini-penyebab-layanan-internet-di-indonesia-masih-mahal-apa-kata-pengamat
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor