Media sosial merupakan bagian dari dunia Gen Z. Kedekatannya dengan media sosial, menempatkannya sebagai wadah untuk bebas mengekspresikan diri. Namun, apakah penggunaan media sosial masih berada di ambang batas normal atau telah memunculkan efek samping yang mempengaruhi kehidupan Gen Z?
Gen Z Jawaranya Konsumsi Media
Talker Research merilis "Media Consumption Trend Report" pada tahun 2024. Laporan ini berisi hasil survei terhadap 2.000 orang Amerika Serikat pada 24 Juli-1 Agustus 2024 dan memberi gambaran perilaku konsumsi media dari berbagai generasi.
Salah satu isu yang dibahas dalam laporan tersebut mengenai jumlah waktu yang digunakan setiap generasi untuk mengonsumsi media. Hasilnya, Gen Z menempati posisi pertama dengan rata-rata waktu yang dihabiskan adalah 6,6 jam setiap harinya. Bahkan, hasil survei tersebut mengungkap bahwa sejumlah 11% Gen Z menghabiskan waktu kurang lebih 15 jam setiap hari untuk berselancar di media sosial.
Angka tersebut mengalahkan generasi sebelumnya, seperti Milenial yang menghabiskan waktu sebesar 6,3 jam setiap harinya. Diikuti Gen X (5,8 jam), Baby Boomers (5,7 jam), dan Silent Generation (4,8 jam) sebagai generasi dengan waktu paling sedikit dalam mengonsumsi media.
Format ‘Short-Content’ Menjadi Andalan Gen Z
Selain konsumsi media, Talker Research dalam laporannya juga memberi gambaran soal 3 media sosial yang paling banyak digunakan oleh setiap generasi. Gen Z menjadi generasi pertama yang mulai meninggalkan Facebook dan beralih ke Tiktok (57%) sebagai media sosial favorit, diikuti Instagram (68%) dan Youtube (82%).
Jika diperhatikan lebih dalam, 3 media sosial favorit Gen Z tersebut menyediakan karakter konten yang lebih pendek, seperti Tiktok, Youtube Shorts, dan Instagram Reels. Hal ini menandakan bahwa Gen Z merupakan generasi yang menyukai format ‘short-content’ dan cenderung memilih konten yang menyediakan informasi secara instan.
Untuk generasi sebelumnya, yaitu Milenial memilih Youtube (78%) sebagai sosial media favorit, diikuti Facebook (72%) dan Instagram (52%). Sedangkan, untuk 3 generasi lain, yaitu Gen Z, Baby Boomers, dan Silent Generation memiliki karakter konten media sosial yang sama, yaitu mempertahankan Facebook sebagai media sosial favorit, diikuti Youtube dan Instagram.
Tingginya Konsumsi Media Picu Penurunan Daya Fokus Gen Z?
Tingginya waktu yang dihabiskan dalam menggunakan media sosial bukan berarti tak membawa dampak negatif bagi Gen Z. Salah satu dampak yang paling banyak dibicarakan saat ini terkait dengan penurunan daya fokus akibat level penggunaan dan format konten media sosial.
Talker Research juga memaparkan bagaimana pengaruh waktu dan format konten bisa berdampak terhadap daya fokus setiap generasi. Gen Z yang sebelumnya menjadi generasi yang paling banyak menghabiskan waktu dan cenderung mengonsumsi ‘short-content’ cenderung daya fokus yang rendah, dengan rata-rata 40,4 menit saat mengerjakan satu tugas tertentu.
Angka tersebut menjadi yang terendah dibandingkan generasi lainnya, yaitu Milenial (45,2 menit), Gen X (41 menit), Baby Boomers (48,8 menit), dan Silent Generation (47,3 menit). Rendahnya daya fokus akan mempermudah Gen Z untuk terdistraksi dari satu tugas ke tugas tertentu. Hal ini akan mempengaruhi produktivitas dan kreativitas Gen Z yang erat kaitannya dengan ‘flow’.
Gloria Mark, PhD., seorang Profesor Informatika dari University of California mengungkapkan dampak penurunan daya fokus dengan apa yang disebut dengan ‘switch cost’. Pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan dalam waktu singkat, menyita waktu yang lebih banyak akibat daya fokus yang rendah. Hal ini membutuhkan sumber daya mental yang lebih besar.
“Jadi, bayangkan jika Anda sedang menulis sebuah bab dan tiba-tiba Anda berhenti dan mengalihkannya ke sesuatu yang lain. Kemudian, Anda kembali lagi, itu akan memakan waktu untuk merekonstruksi kembali apa yang sedang Anda kerjakan” ungkap Gloria, dalam siniarnya bersama American Psychology Association (APA).
Baca Juga: Orang Indonesia Paling Sering Habiskan Waktu untuk Main Sosial Media
Penulis: Nur Fitriani Ramadhani
Editor: Editor