Gejala Gangguan Mental yang Umumnya Dirasakan Orang Indonesia

Masih dalam suasana Hari Kesehatan Mental Sedunia, sebagian masyarakat Indonesia sadar pernah mengalami gejala gangguan kesehatan mental dalam hidupnya.

Gejala Gangguan Mental yang Umumnya Dirasakan Orang Indonesia Ilustrasi berbagai macam emosi | SewCream/Shutterstock

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Namun demikian dalam praktiknya di lapangan, tidak segelintir yang memandang sebelah mata orang-orang dengan gangguan kesehatan mental.

Mereka, penyintas gangguan kesehatan mental sering dianggap sosok yang mengerikan dan aneh. Tak jarang, bila para penyintas gangguan kesehatan mental mengalami kesulitan untuk menceritakan kondisi sebenarnya kepada orang lain tanpa takut dihakimi.

Tidak sedikit pula yang memandang gangguan kesehatan mental sebagai aib, padahal anggapan ini sangat keliru. Pesan-pesan inilah yang digaungkan melalui peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day yang jatuh pada tanggal 10 Oktober setiap tahunnya.

Mental yang sehat menjadikan pikiran lebih positif sehingga tubuh dapat berfungsi secara optimal baik secara emosional, psikologis, serta sosial. Tentunya, kondisi kesehatan mental sudah sepatutnya selalu diperhatikan oleh tiap individu.

Sebuah survei yang dirilis oleh Populix pada 10 Oktober 2022 bertajuk “Indonesia’s Mental Health State and Access to Medical Assistance” berusaha menggali berbagai perspektif serta pengalaman masyarakat Indonesia terkait dengan kesehatan mental. Menurut hasil survei, seperti apakah kondisi mental masyarakat Indonesia saat ini?

Sebagian responden sadar pernah alami gangguan kesehatan mental

Berdasarkan hasil survei terhadap responden yang mengalami gejala gangguan kesehatan mental, sebesar 52 persen responden menyadari kondisi kesehatan mentalnya saat ini, terutama perempuan yang berada di golongan usia 18 hingga 24 tahun. Sementara itu, sebagian lagi yakni 48 persen menyatakan masih belum menyadari.

Persentase tingkat kesadaran responden terhadap kondisi mental yang dialami pribadi masing-masing tahun 2022 | GoodStats

Adapun mayoritas telah menyadari kondisi kesehatan mentalnya dalam kurun waktu 1 hingga 6 bulan terakhir dengan raihan sebesar 58 persen responden. Kemudian, sebesar 16 persen responden telah menyadari kondisi kesehatan mentalnya sejak 6 hingga 12 bulan lalu dan sisanya 26 persen menyatakan sudah mengetahui lebih dari 1 tahun.

Mood swing jadi gejala paling lumrah dialami

Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, mayoritas responden mengungkapkan bahwa mereka mengalami perubahan suasana hati atau mood swing sebagai gejala gangguan kesehatan mental. Adapun persentasenya mencapai 57 persen responden pada tahun 2022.

Gejala gangguan kesehatan mental yang umumnya dirasakan oleh responden dalam kurun waktu 6 bulan terakhir tahun 2022 | GoodStats

Sementara itu, gejala berikutnya yang umumnya dirasakan oleh responden dalam 6 bulan terakhir ialah perubahan kualitas tidur serta nafsu makan dengan raihan sebesar 56 persen responden.

Kemudian, sebesar 42 persen responden mengungkapkan bahwa mereka mengalami keletihan yang parah serta 40 persen di antaranya mengaku mengalami ketakutan dan rasa cemas yang berlebih.

Selain itu, gejala-gejala gangguan kesehatan mental lainnya yang ditunjukkan oleh responden antara lain ialah merasa bingung, pelupa, marah, mudah tersinggung, terluka, khawatir terus menerus, serta takut tanpa alasan dengan raihan sebesar 37 persen.

Diikuti dengan kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi (35 persen), menarik diri dari interaksi sosial (30 persen), tidak mampu mengatasi stress atau masalah sehari hari (26 persen), mengalami rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan (13 persen), serta marah berlebih dan rentan terhadap kekerasan (10 persen).

Di sisi lain, sebesar 9 persen responden menyatakan tidak ada mengalami gejala terkait gangguan kesehatan mental dalam kurun 6 bulan terakhir. Secara garis besar, gejala gangguan kesehatan mental umumnya muncul 2 hingga 3 kali dalam satu minggu pada sebagian besar responden dengan persentase sebesar 42 persen.

Sebagian besar responden belum pernah gunakan layanan kesehatan mental

Temuan lebih lanjut dari hasil survei Populix mengungkapkan bahwa mayoritas responden yang pernah mengalami gejala gangguan kesehatan mental yakni sebesar 69 persen belum pernah mengakses layanan kesehatan mental.

Terhitung hanya 3 dari 10 responden yang menggunakan layanan kesehatan mental untuk berkonsultasi kepada profesional di fasilitas kesehatan atau aplikasi telemedicine.

Jenis layanan kesehatan mental yang diakses oleh responden tahun 2022 | GoodStats

Berbicara tentang jenis layanan kesehatan mental yang diakses orang mereka yang pernah menggunakan, mayoritas berkonsultasi secara langsung kepada psikolog atau psikiater di fasilitas kesehatan terdekat dengan raihan sebesar 61 persen responden.

Sementara itu, 54 persen responden mengungkapkan bahwa mereka menggunakan layanan kesehatan mental lewat aplikasi telemedicine.

Berikutnya, sebesar 38 persen responden mengatakan bahwa mereka mengikuti komunitas yang berfokus terhadap kesehatan mental, 36 persen responden berkonsultasi dengan pemimpin agama, serta 1 persen responden menggunakan metode lain.

Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook