Film Bajakan "Oppenheimer" Menjadi Film Bajakan dengan Pangsa Pasar Terbesar

Film-film asing sering kali menjadi incaran penonton yang penasaran namun tidak memiliki akses langsung, mendorong bertumbuhnya pasar film bajakan.

Film Bajakan "Oppenheimer" Menjadi Film Bajakan dengan Pangsa Pasar Terbesar Ilustrasi Poster Film "Oppenheimer" | Universal Pictures

Keberadaan film bajakan bukanlah hal yang asing. Sejak era VCD dan DVD hingga era digital yang penuh dengan kemudahan akses internet, keberadaan film bajakan semakin menjamur.

Tidak dapat dipungkiri, fenomena ini menjadi salah satu masalah utama dalam industri hiburan, terutama perfilman. Banyak orang yang memilih untuk menonton film bajakan ketimbang menontonnya di platform resmi. Harga tiket bioskop yang dianggap mahal, hingga keterbatasan akses terhadap film-film tertentu menjadi segelintir faktor yang mendorong tingginya jumlah film bajakan di dunia.

Banyak orang yang merasa bahwa menonton film bajakan adalah solusi praktis dan murah untuk menikmati film terbaru tanpa harus merogoh kocek lebih dalam. Bagi sebagian besar masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil, mendapatkan akses ke bioskop atau layanan streaming legal sering kali menjadi tantangan tersendiri.

Alhasil, film bajakan yang dapat diakses dengan mudah melalui internet atau penjual fisik di pinggir jalan, menjadi pilihan yang lebih menarik dan terjangkau.

Film Bajakan Terlaris 2023

10 Film Bajakan Terlaris | GoodStats

Data dari Muso menunjukkan bahwa film "Oppenheimer" (2023) menduduki peringkat teratas sebagai film bajakan terlaris dengan pangsa pasar sebesar 15,38%. Ini menandakan tingginya minat penonton terhadap karya terbaru Christopher Nolan yang mengangkat kisah kehidupan ilmuwan Robert Oppenheimer. 

Film ini menarik perhatian tidak hanya karena tema sejarah yang kuat, tetapi juga karena penyutradaraan yang dikenal inovatif, membuat banyak orang menontonnya melalui saluran ilegal.

Di posisi kedua, "Avatar: The Way of Water" (2022) menempati 14,63% dari pangsa pasar film bajakan. Sebagai sekuel yang sangat dinanti dari film pertama "Avatar", yang sukses besar di box office global, film ini memiliki daya tarik yang kuat bagi penonton yang ingin menyaksikan teknologi CGI terbaru yang memukau, meskipun harus melalui jalur tidak resmi.

Selanjutnya, "John Wick: Chapter 4" (2023) dengan 11,18%, menunjukkan bahwa aksi kejar-kejaran dan kekerasan yang epik masih menjadi favorit banyak orang.

Sementara itu, "Transformers: Rise of the Beasts" (2023) dengan pangsa pasar 9,19%, juga membuktikan bahwa seri film yang berbasis pada robot-robot yang dapat berubah bentuk ini masih memiliki basis penggemar yang besar, meski mengalami penurunan popularitas di bioskop.

Film animasi "Puss in Boots: The Last Wish" (2022) dan "The Super Mario Bros. Movie" (2023), masing-masing dengan pangsa pasar 8,79% dan 8,03%, mengindikasikan bahwa animasi berkualitas tinggi tetap dicari oleh penonton, terutama oleh keluarga yang mungkin memilih opsi lebih ekonomis dengan menonton di rumah.

"Mission: Impossible - Dead Reckoning Part 7" (2023) dan "Guardians of the Galaxy Vol. 3" (2023), dengan masing-masing pangsa pasar 8,50% dan 8,43%, menunjukkan bahwa film franchise yang telah dikenal luas terus menarik antusiasme masif, meskipun masih banyak penonton lebih memilih untuk mengaksesnya secara ilegal.

Film "Barbie" (2023) menyusul dengan pangsa pasar 8,40%. Meski terkesan ringan, ternyata film satu ini memiliki daya tarik besar, terutama karena keberhasilannya menggabungkan elemen nostalgia dengan interpretasi baru yang segar.

Terakhir, "Spider-Man: Across the Spider-Verse" (2023), meski berada di posisi kesepuluh dengan 7,48%, tetap menunjukkan bahwa film animasi superhero dengan narasi dan visual yang unik berhasil menarik perhatian signifikan, meskipun diakses melalui jalur ilegal.

Data ini secara keseluruhan menggambarkan kecenderungan penonton dalam memilih film-film bajakan populer dengan visual dan tema yang kuat, meskipun melalui cara yang merugikan industri perfilman.

Baca Juga: 10 Negara dengan Kunjungan Situs Film Bajakan Terbanyak, Ada Indonesia

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Indonesia Jadi Negara yang Paling Cemas Terhadap Korupsi

Tidak ada satu negara pun yang sepenuhnya kebal terhadap bahaya korupsi. Masyarakat di seluruh dunia memiliki alasan kuat untuk waspada terhadap praktik ini.

Persebaran Kasus Cacar Monyet di Uni Afrika Hingga Tahun 2024

Cacar monyet menjadi perhatian utama bagi otoritas kesehatan di Afrika dalam usahanya untuk mengendalikan penyebaran dan melindungi masyarakat.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook