Asuransi adalah sebuah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak tertanggung membayar sejumlah premi untuk memberikan penggantian. Mengutip Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penggantian tersebut dapat terjadi atas risiko kerugian, kerusakan, kematian, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan dan mungkin akan diderita karena suatu peristiwa tak terduga.
Platform riset dan data berbasis digital Populix baru-baru ini merilis laporannya yang bertajuk Indonesia’s Perceptions and Attitude: Towards Health & Life Insurance Product. Dalam hasil surveinya, mayoritas atau sekitar 67 persen dari total 1.041 responden mengaku bahwa mereka memiliki asuransi. Sementara, sisanya sebanyak 33 persen belum memiliki asuransi.
Terdapat beberapa alasan masyarakat yang belum memiliki asuransi. Berdasarkan laporan, faktor keuangan rupanya menjadi alasan utama masyarakat belum memiliki asuransi. Sebagian besar atau sebanyak 57 persen responden beralasan bahwa mereka tidak mempunyai budget untuk membayar premi. Ini diikuti oleh alasan premi yang mahal sebanyak 29 persen.
Kemudian, ada beberapa alasan lainnya, seperti kurang memahami manfaat asuransi (25 persen), merasa belum butuh asuransi (22 persen), mendengar pengalaman buruk tentang asuransi (19 persen), dan prosedur yang terbelit-belit (18 persen).
Adapun, asuransi dari pemerintah BPJS menjadi jenis asuransi yang paling banyak dimiliki oleh responden dengan persentase mencapai 75 persen menurut survei Populix. Sisanya, atau sebanyak 25 persen lainnya mengaku memiliki asuransi swasta.
Di antara pemilik asuransi swasta, mayoritas dari mereka membayar premi dari kantong mereka sendiri, dengan mayoritas membayar kurang dari Rp750 ribu per bulan. Perlindungan dan medis adalah alasan utama yang mendasari mereka membeli asuransi menggunakan dana pribadi. Oleh karena itu, mereka memilih penyedia asuransi yang dapat menyediakan layanan yang mereka cari.
Lebih dari setengah responden mengaku sudah memiliki asuransi swasta sejak lebih dari 2 tahun lalu, sementara kebanyakan orang membeli asuransi swasta selama pandemi. Mereka kebanyakan mendapatkan informasi tentang penyedia asuransi dari agen asuransi (67 persen). Diikuti oleh media sosial (57 persen), teman/keluarga (55 persen), media massa (46 persen), dan influencers (21 persen).
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya