Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,05% di 2023 (c-to-c). Hal ini disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilis resmnya, Senin (5/2). Pertumbuhan ekonomi di tahun lalu melambat dibanding tahun 2022 yang sebesar 5,31%.
Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap memandang hal ini sebagai cerita positif dari perekonomian Tanah Air di tengah melambatnya perekonomian global.
“Ini merupakan suatu cerita positif dari perekonomian Indonesia di tahun 2023, tahun yang sejak awal diprediksi oleh banyak lembaga internasional sebagai tahun yang penuh tantangan dan turbulensi,” tulis Sri Mulyani dalam unggahan di Instagram-nya @smindrawati, dikutip Selasa (6/2).
“Meski perekonomian dunia mengalami perlambatan, Alhamdulillah perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh positif,” tambahnya.
Menurut lapangan usahanya, sumber pertumbuhan tertinggi ekonomi Indonesia di 2023 diperoleh dari sektor industri pengolahan sebesar 0,95%, didorong oleh permintaan domestik dan global yang stabil terhadap produk-produk logam.
Diikuti lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang berkontribusi sebesar 0,63%, akibat aktivitas perdagangan barang domestik khususnya sepeda motor yang meningkat.
Seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, sektor transportasi dan pergudangan juga tumbuh stabil dengan mencatatkan kontribusi sebesar 0,58%.
Kemudian posisi keempat ditempati oleh sektor informasi dan komunikasi dengan kontribusi 0,49%, didukung oleh penetrasi pengguna internet yang semakin tinggi.
Adapun Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan di tahun lalu mencapai Rp20.892,4 triliun, atau Rp74,96 juta per kapita (US$4.919,7).
Struktur PDB Indonesia 2023 tidak mengalami perubahan berarti dari tahun sebelumnya.
Industri pengolahan tampak masih mendominasi perekonomian dengan kontribusi PDB sebesar 18,67%, diikuti kontribusi lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,94%.
Kemudian lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi 12,53%, disusul lapangan usaha pertambangan dan penggalian serta lapangan usaha konstruksi yang mencatat kontribusi masing-masing 10,52% dan 9,92%.
Kelima lapangan usaha tersebut mendominasi hingga 64,58% PDB Indonesia di 2023.
Selain itu, PDB ADHK seluruh lapangan usaha di tahun lalu juga tercatat tumbuh positif.
Pertumbuhan tertinggi dicatatkan pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 13,96%, jasa lainnya 10,52%, dan penyediaan akomodasi makan dan minum 10,01%.
Dalam laporannya BPS menyebut, pertumbuhan ketiga lapangan usaha ini didorong antara lain oleh peningkatan mobilitas masyarakat, aktivitas persiapan pemilu, hingga penyelenggaraan event internasional seperti Piala Dunia U-17, KTT ASEAN, MotoGP Mandalika.
Penulis: Raka B. Lubis
Editor: Iip M Aditiya