Tahun 2023 menjadi periode yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dilaporkan melambat menjadi 5,05%, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,31%.
Namun, di tengah badai ekonomi global dan inflasi yang tinggi, Indonesia tetap menunjukkan ketangguhan. Dalam laman resmi Sekertariat Kabinet Republik Indonesia, pemerintah berhasil memproyeksikan rintangan ekonomi global yang menghadang di tahun 2024. Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diungkapkan untuk kuartal pertama 2024 menunjukkan optimisme.
Lembaga riset Danareksa Sekuritas memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,16% year on year (yoy) pada Q1 2024. Proyeksi ini didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
Konsumsi rumah tangga juga diprediksi tumbuh sebesar 5,02% (yoy) pada Q1 2024, lebih tinggi dari periode sebelumnya.
Faktor-faktor seperti kenaikan upah minimum dan bantuan sosial dari pemerintah turut mendorong daya beli masyarakat.
Sementara itu, belanja pemerintah diproyeksikan meningkat, terutama menjelang pemilihan umum yang akan digelar pada Februari 2024.
Namun, terdapat penurunan dalam sektor investasi yang diprediksi tumbuh sebesar 4,10% (yoy) pada Q1 2024. Faktor ketidakpastian menjelang pemilu menjadi penyebab utama dari penurunan ini.
Tahun 2024 juga akan diwarnai oleh tantangan global yang signifikan, menurut proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF). Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat menjadi 2,9%, dipicu oleh berbagai faktor termasuk perang di Ukraina, inflasi tinggi, dan kenaikan suku bunga.
IMF memperkirakan inflasi global akan mencapai 6,5% pada tahun 2023, yang kemudian turun menjadi 4,1% pada tahun 2024. Sementara suku bunga kebijakan global diperkirakan naik menjadi 5,2% pada tahun 2024.
Prospek dan tantangan ekonomi Indonesia di 2024
Selain tantangan global, Indonesia juga menghadapi tantangan domestik pada tahun 2024. Pemilihan umum presiden dan legislatif dapat menimbulkan ketidakpastian politik dan ekonomi yang memengaruhi investasi dan belanja konsumen.
Kenaikan harga pangan dan energi global dapat menyebabkan inflasi di Indonesia meningkat, sementara defisit anggaran pemerintah diperkirakan akan meningkat karena belanja pemerintah untuk persiapan pemilu dan pembangunan infrastruktur.
Untuk mengatasi tantangan ekonomi ini, pemerintah telah dan akan terus mengambil langkah-langkah kebijakan seperti menjaga stabilitas ekonomi dengan menjaga inflasi dan nilai tukar rupiah stabil, mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan investasi dan ekspor, serta melindungi masyarakat miskin dengan bantuan sosial dan subsidi.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,0% menurut IMF, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat dan belanja pemerintah. Namun, inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Penulis: Willy Yashilva
Editor: Iip M Aditiya