Berdasarkan data dari GATS (Global Adult Tobacco Survey), jumlah perokok aktif di Indonesia di tahun 2021 menyentuh lebih dari 69 juta perokok. Jumlah ini mengalami peningkatan yang signifikan, dimana jumlah perokok aktif di Indonesia meningkat sebanyak 8,8 juta orang dari tahun 2021.
Dari jumlah tersebut, dapat diketahui bahwa 25% dari seluruh populasi Indonesia di tahun 2021 adalah perokok aktif, jumlah yang cukup tinggi. Sementara itu dari data yang sama, diketahui bahwa jumlah perokok pasif di Indonesia menyentuh angka 120 juta orang.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tahun 2021, 3,69% dari seluruh masyarakat Indonesia di bawah umur adalah perokok. Lebih rincinya, 9,59% dari masyarakat usia 16-18 adalah perokok, kemudian 1,44% di kelompok usia 13-15 tahun, dan 0,07% di kelompok usia 10-13 tahun. Meski persentase tersebut cukup besar untuk perokok di bawah umur, tapi angka tersebut terus mengalami penurunan sejak tahun 2019.
Sementara itu, BPS juga memiliki publikasi mengenai persentase perokok di atas 14 tahun dari setiap provinsi di Indonesia pada tahun 2021. Dari data tersebut, setidaknya ada 5 provinsi teratas yang memiliki persentase tertinggi.
Berikut ini adalah provinsi dengan persentase perokok tertinggi di Indonesia.
Lampung
Berdasarkan data BPS, Lampung menjadi provinsi dengan persentase perokok tertinggi di tahun 2021 dengan persentase sebesar 34,07%. Persentase tersebut pun naik dari tahun sebelumnya yang berada di angka 33,43%.
Rokok menjadi komoditi yang berpengaruh cukup besar dalam kenaikan garis kemiskinan di Lampung. BPS mencatat, rokok menjadi komoditi dengan pengeluaran terbesar kedua bagi masyarakat miskin di Lampung pada tahun 2021.
Pengeluaran masyarakat miskin di Lampung untuk membeli rokok hanya kalah dari pengeluaran untuk membeli beras. Fenomena tersebut tentu berkaitan dengan tingginya persentase masyarakat Lampung yang merokok. Sementara itu, kebiasaan merokok juga ditengarai menjadi salah satu pemicu naiknya garis kemiskinan di Lampung.
Bengkulu
Bengkulu berada di urutan kedua dalam daftar provinsi dengan persentase perokok tertinggi, dimana 33,17% dari masyarakat berusia di atas 15 tahun di Bengkulu adalah perokok.
Berdasarkan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) di tahun 2021, lebih dari 80 persen perokok di Bengkulu adalah perokok berat, dimana mereka dapat menghabiskan lebih dari 60 batang rokok dalam satu minggu. Di sisi lain, rata-rata perokok di Bengkulu menghabiskan 98 batang rokok dalam seminggu, atau rata-rata 14 batang dalam sehari.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat memiliki persentase perokok di atas 15 tahun sebesar 32,71%, dan membuatnya menjadi provinsi dengan persentase perokok tertinggi ketiga di Indonesia. Tak hanya itu, di NTB (Nusa Tenggara Barat) rokok juga menjadi pengeluaran rumah tangga tertinggi kedua setelah beras.
Jawa Barat
BPS mencatat persentase penduduk Jawa Barat di atas 15 tahun yang merokok adalah sebesar 32,68%. Proporsi perokok di Jawa Barat didominasi oleh kaum laki-laki, dimana 51% dari seluruh penduduk berjenis kelamin laki-laki di Jawa Barat adalah perokok, dan hanya 1,3% perempuan yang merokok.
Sejumlah 58,7% perokok di Jawa Barat menghabiskan lebih dari 60 batang rokok dalam seminggu. Kabupaten Cianjur menjadi wilayah dengan persentase perokok tertinggi di Jawa Barat dengan persentase sebesar 31,89%.
Banten
Proporsi perokok di atas 15 tahun di Banten adalah sebesar 31,76 persen. Kabupaten Lebak menjadi salah satu wilayah dengan jumlah perokok usia remaja tertinggi di Banten. Berdasarkan data dari tahun 2019, terdapat 876.653 perokok yang berusia antara 15-20 tahun di Kabupaten Lebak.
Penulis: Rangga Hadi Firmansyah
Editor: Iip M Aditiya