Aluminium merupakan unsur paling melimpah ketiga di kerak bumi, namun aluminium jarang muncul dalam bentuk murni dan biasanya ditemukan dalam bijih bauksit.
Pasar aluminium global berjumlah US$ 179,32 miliar pada 2022 dan diproyeksikan mencapai US$ 277,5 miliar pada tahun 2031 mendatang.
Tingginya nilai pasar ini didukung oleh perkembangan di beberapa sektor seperti otomotif, konstruksi, dan industri pengemasan yang membutuhkan aluminium untuk memenuhi produksinya.
Diketahui bahwa konsumsi aluminium global pada tahun 2022 tercatat sebesar 65,87 juta metrik ton. Insider Monkey bahkan memprediksikan pada 2029 nanti angka konsumsi aluminium mencapai 78,4 juta metrik ton.
Hal ini disebabkan oleh membesarnya ekspansi industri di seluruh dunia serta terpilihnya aluminium sebagai bahan manufaktur pilihan karena bahannya yang ringan, tahan lama, dan tahan korosi.
Meskipun peningkatan ini memberi tanda positif bagi negara-negara penghasil aluminium utama di dunia, namun tak dapat dipungkiri penipisan cadangannya memprihatinkan. Oleh karena itu, sebagai jalan keluar dari menipisnya cadangan aluminium, negara-negara menerapkan daur ulang sebagai upaya pengurangan beban smelter (peleburan).
Seperti pada sektor otomotif dan bangunan, daur ulang aluminium mencapai 90%. Dari hasil tersebut, sebanyak 75% aluminium yang pernah diproduksi masih bisa digunakan sampai sekarang, yang menunjukkan stabilitas jangka panjang industri ini.
Mengacu pada data Insider monkey, Indonesia tidak termasuk dalam daftar negara produsen aluminium terbesar di dunia.
Pada tahun 2022 lalu, Indonesia bahkan menerima 724 ribu ton impor aluminium mulai dari China hingga Jepang. Akan tetapi,dilansir dari laman kikt.co.id Kementerian Perindustrian tengah menargetkan produksi aluminium nasional sebesar 1,5 - 2 juta ton pada tahun 2025 mendatang.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh United States Geological Survey (USGS) pada tahun 2023 dan 2018, berikut daftar 5 negara produsen aluminium terbanyak di dunia.
5. Uni Emirat Arab
Sepanjang tahun 2022, USGS mencatat bahwa Uni Emirat Arab (UAE) tercatat telah memproduksi aluminium sebanyak 2,7 juta metrik ton. Sebagai negara yang memiliki kekayaan mineral di dunia, sudah sepatutnya masuk jajaran negara produsen aluminium tertinggi.
Di UEA, pabrik yang memproduksi aluminium terbesar merupakan Emirates Aluminium Smelter Complex (EMAL). Keberadaan pabrik peleburan aluminium ini dapat memperkuat posisi UEA dalam jajaran teratas produsen industri aluminium.
4. Kanada
Negara yang masuk dalam kawasan Amerika Utara ini, dapat masuk dalam jajaran negara produsen aluminium terbesar di dunia. Berkat infrastruktur pertambangan yang mumpuni. Negara ini dapat menghasilkan 3 juta metrik ton aluminium pada tahun 2022 serta memperkuat industri otomotif.
Pabrik smelter aluminium terbesar di Kanada yakni Aluminerie Alouette di Quebec, yang juga merupakan pabrik smelter terbesar di Amerika Utara. Kapasitas smelter ini mencapai 0,629 juta metrik ton dan tidak tergantikan dalam rantai pasok aluminium.
3. Rusia
Berada di posisi ketiga, selama tahun 2022 Rusia mampu memproduksi aluminium sebesar 3,7 juta metrik ton. Perlu diketahui juga menurut Insider Monkey, pasar aluminium Rusia merupakan salah satu pasar terbaik di dunia.
Pabrik yang berperan sebagai produsen utama aluminium Rusia adalah RUSAL. Tak hanya terbesar di Rusia, RUSAL juga termasuk dalam salah satu pabrik aluminium terbesar di dunia.
Sementara itu, smelter Krasnoyarsk, merupakan salah satu kilang paling berteknologi maju di dunia yang menghasilkan aluminium bermutu tinggi. Performa produksi ini menunjukkan kejeniusan metalurgi Rusia dan peran infrastruktur berteknologi canggih dalam pertambangan.
2. India
Beralih ke urutan kedua, ada India yang telah memproduksi sebanyak 4 juta metrik ton aluminium sepanjang tahun 2022.
Kilang dan smelter aluminium utama India memiliki pendekatan berkelanjutan, seperti fasilitas yang tersedia di Jharsuguda Vedanta. Pabrik yang terletak di Odisha ini merupakan salah satu pabrik smelter aluminium dengan satu lokasi terbesar di dunia serta beroperasi dengan teknologi canggih.
Pabrik smelter Jharsuguda juga patuh akan standar lingkungan yang ketat dan menunjukkan komitmen India untuk menjadi produsen juara "logam masa depan", sebuah nama yang dialokasikan untuk aluminium oleh India.
1. China
Seperti dalam industri logam dan mineral, China juga cukup memimpin di sektor aluminium dengan menghasilkan 40 juta metrik ton aluminium sepanjang tahun 2022.
Berkat tingginya total produksi, setidaknya China telah menyumbang 58% dari seluruh produksi global aluminium. Hal ini didukung oleh kepemilikan China akan cadangan aluminium terbesar di dunia yang disertai oleh besarnya kapasitas peleburan sehingga tingginya angka produksi aluminium sangat mungkin terjadi.
Negara yang dihuni oleh lebih dari 1 miliar penduduk ini, China Hongqiao Group bertugas menyandang gelar sebagai produsen aluminium terbesar di dunia serta bertanggung jawab atas hasil smelter utama negara tersebut.
Kendati demikian, sejumlah masalah seperti lingkungan serta smelter aluminium yang padat akan sumber daya ternyata masih menjadi hambatan bagi industri aluminium di negara tersebut.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Iip M Aditiya