Wabah monkeypox atau cacar monyet kini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Global (WHO). Atas hal ini, masyarakat di seluruh dunia diminta agar tetap waspada.
Melansir The Guardian, Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreysus menetapkan virus ini menjadi keadaan darurat kesehatan global sebab penularannya yang begitu cepat.
“Wabah ini telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, melalui mode penularan yang baru kami pahami sedikit dan ini masuk ke dalam kriteria keadaan kesehatan global,” jelasnya.
Mengutip Nature, ini merupakan kali ketujuh sejak sistem alarm darurat kesehatan global dimulai pada 2005 ketika WHO resmi mendeklarasikan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), langkah yang dicanangkan untuk peristiwa-peristiwa dengan risiko besar bagi banyak negara dan memerlukan respon global. Adapun, peringatan darurat tersebut termasuk Covid-19 dan polio.
Menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Sekitar 19 ribu orang dari total 76 negara di dunia per 26 Juli 2022 terkonfirmasi telah terjangkit virus cacar monyet. Virus ini diketahui telah menyebar ke berbagai penjuru dunia sejak kasus pertama terdeteksi di Afrika pada 1970an.
Israel menjadi negara dengan kasus cacar monyet tertinggi di Asia dengan total kasus mencapai 121 kasus per 26 Juli 2022. Uni Emirat Arab ada di posisi kedua dengan total 16 kasus. Diikuti oleh Singapura dengan jumlah 10 kasus. Sementara, India dan Lebanon menyusul dengan masing-masing memiliki 4 kasus cacar monyet.
Sehubungan dengan banyaknya kasus yang ditemukan di Asia, WHO meminta agar negara-negara di Kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat pengawasan dan langkah-langkah pengendalian cacar monyet.
“Cacar monyet telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah mengalami kejadian sebelumnya,” kata Direktur Regional WHO Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh seperti yang dilansir dari laman resmi WHO.
Adapun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan hingga saat ini belum ada kasus cacar monyet yang ditemukan di Indonesia. Namun, Dicky Budiman selaku Epidemiolog dari Griffith University menegaskan bahwa potensi penyebaran virus ini masuk ke Indonesia tetap ada.
“Jadi, bahwa dia ada di Indonesia. Sekali lagi saya sampaikan bahwa potensinya jelas ada,” ujarnya seperti yang dikutip dari Kompas.com pada Selasa (26/7).
Sementara itu, WHO mengingatkan upaya antisipasi agar dapat difokuskan di antara populasi yang berisiko, sebab umumnya temuan kasus terjadi pada hubungan seks sesama jenis kaum pria. Virus cacar monyet ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui kontak secara langsung maupun tidak.
Kemudian, penularannya dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi yang menular, misalnya tatap muka, kulit ke kulit, hingga droplet melalui pernapasan. Penularan juga bisa terjadi dari bahan terkontaminasi, seperti tempat tidur, linen, serta pakaian.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Editor