Chrome Masih Rajai Browser Teraktif di Indonesia pada 2022, Safari di Posisi Dua

Pada laporan tersebut, Chrome memiliki persentase total halaman web yang ditampilkan ke tiap web browser yang berjalan di perangkat apa pun sebesar 82,42 persen

Chrome Masih Rajai Browser Teraktif di Indonesia pada 2022, Safari di Posisi Dua Ilustrasi tampilan aplikasi browser Google Chrome di dekstop | Wachiwit/Shutterstock

Peramban web yang dikembangkan Google, Chrome masih menjadi browser teraktif di Indonesia sepanjang 2022. Fakta tersebut diungkapkan Statcounter melalui data yang diuji pada 2022 lalu dan dirilis kembali oleh Kepios lewat laporannya yang bertajuk "Digital 2023: Indonesia" pada Kamis (9/2).

Pada laporan tersebut, Chrome memiliki persentase total halaman web yang ditampilkan ke tiap web browser yang berjalan di perangkat apa pun sebesar 82,42 persen. Angka ini naik sekitar 0,5 persen dari tahun sebelumnya.

Browser dengan persentase tampilan terbanyak 2022 | GoodStats

Peramban web buatan Apple, Safari berada di posisi dua dengan persentase sebesar 6,54 persen atau naik sekitar 7,4 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan persentase tertinggi terjadi pada Microsoft Edge yang memiliki angka kenaikan sebesar 26,4 persen dari tahun 2021 lalu.

Meskipun begitu, Microsoft Edge masih berada di posisi empat dengan persentase 2,78 persen. Posisi tiga masih dipegang peramban web kenamaan Mozilla yakni Firefox dengan persentase 3,52 persen. Sayangnya, Firefox mengalami penurunan sekitar 9 persen dari tahun sebelumnya.

Samsung Internet berada di posisi lima dengan persentase 1,66 persen atau turun sekitar 16,6 persen dari tahun sebelumnya, diikuti Opera di angka 1,43 persen atau turun sekitar 30,8 persen dari tahun sebelumnya. Anjlok paling tajam dialami Android yang mengalami penurunan sebesar 58,3 persen dan kini memiliki persentase sebesar 0,05 persen.

"Angka tersebut mewakili jumlah tampilan halaman yang disajikan ke setiap browser sebagai persentase dari total tampilan halaman yang disajikan ke browser yang berjalan di perangkat apa pun pada November 2022. Nilai perubahan persentase mewakili perubahan relatif tahun ke tahun," tulis Kepios dalam deskripsi laporannya (9/2).

Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Indonesia Jadi Negara dengan Indeks Adopsi Kripto Tertinggi di Asia Tenggara

Faktor-faktor seperti regulasi, infrastruktur teknologi, dan tingkat kepercayaan masyarakat memainkan peran penting dalam perbedaan adopsi kripto.

Daftar Negara dengan Pengguna Smart Wristband Terbanyak di Dunia

Perangkat ini berpotensi menjadi tren global di masa depan, namun penggunaan dan adaptasinya masih berbeda-beda di setiap negara.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook