Catatan Manis 21 Juni, Hari Musik Sedunia: Puncak Kejayaan Industri Streaming Lagu

Merayakan Hari Musik Sedunia, mari melihat tren konsumsi musik selama 20 tahun. Benarkah streaming musik sedang pada peak timenya?

Catatan Manis 21 Juni, Hari Musik Sedunia: Puncak Kejayaan Industri Streaming Lagu Ilustrasi Proses Rekaman Suara | Freepik

Hari Musik Sedunia pertama kali diperingati pada 21 Juni 1982 di Prancis. Peringatan ini awalnya diadakan sebagai acara tahunan guna menghargai musisi, baik profesional maupun amatir, untuk dapat tampil di ruang publik.

Tanggal 21 Juni sendiri dipilih karena merupakan waktu yang tepat untuk perayaan luar ruangan dan bertepatan dengan titik balik matahari musim panas atau hari terpanjang dalam setahun di belahan bumi utara. Sejak itu, Hari Musik Sedunia telah berkembang menjadi perayaan global.

Lebih dari 40 tahun setelahnya, musik semakin berkembang tidak hanya sebatas didengarkan dengan cara tradisional, tetapi juga semakin modern dengan memanfaatkan teknologi digital. Media musik yang tadinya dapat didengarkan melalui piringan hitam (vinyl) mulai bergeser ke kaset, kemudian radio, CD (Compact Disc), pengunduhan digital, dan yang paling baru beralih ke platform streaming.

Transformasi teknologi membuat popularitas media musik berubah dengan sangat cepat. Berikut grafik yang menggambarkan perubahan tren konsumsi musik oleh International Federation of the Phonographic Industry (IFPI).

Perubahan tren setiap 10 tahun: Produk fisik berjaya di 2003, online streaming di 2023, dan pengunduhan digital yang cukup melonjak di 2013 | GoodStats
Perubahan tren setiap 10 tahun: produk fisik berjaya di 2003, online streaming di 2023, dan pengunduhan digital cukup melonjak di 2013 | GoodStats

Dalam 20 tahun terakhir, pergeseran minat pendengar akan media untuk mendengarkan musik terlihat jelas dari grafik di atas. Pendapatan akan produk berbentuk fisik (album fisik, CD, vinyl, dan semacamnya) semakin berkurang dari tahun ke tahun.

Di sisi lain, pendapatan dari online streaming memperlihatkan kenaikan yang signifikan. Peningkatannya di 2023 bahkan sudah dapat melampaui pendapatan produk fisik pada 20 tahun lalu. Artinya, streaming musik berkontribusi secara signifikan pada total pendapatan industri di 2023 yang mencapai titik kejayaannya.

Streaming sendiri pertama kali muncul pada akhir 2001 dengan platform bernama Rhapsody atau sekarang dikenal sebagai Napster. Namun, pendapatannya baru signifikan tumbuh sekitar 2007-2008 saat Spotify mulai diluncurkan. Setelah Spotify, muncul platform-platform lain yang turut meramaikan pasar streaming berbayar, seperti YouTube Music, Apple Music, Amazon Music, dan banyak lainnya.

Selain pergeseran minat konsumen yang signifikan dari produk fisik ke online streaming, hal unik yang dapat ditangkap dari grafik di atas adalah minat pengguna pada produk pengunduhan digital yang sempat melonjak di 2013.

Minat konsumen pada pengunduhan digital tidak terlihat signifikan pada grafik, tapi tetap terlihat membentuk suatu pola. Alasan tidak signifikannya kenaikan pendapatan untuk produk pengunduhan digital yakni karena harga produk yang cenderung lebih murah dibandingkan produk fisik, tetapi pembelian produk umumnya hanya sekali sehingga tidak memberi keuntungan sebanyak streaming.

Selain itu, alasan produk pengunduhan sempat meningkat tetapi segera digeser online streaming juga dapat dikarenakan harga internet yang cenderung masih tinggi di era 2000-an awal hingga 2015. Hal ini sempat membuat orang memilih opsi mengunduh pada saat itu agar lebih hemat.

Namun ketika harga internet sudah tidak setinggi dulu, minat konsumen otomatis bergeser ke online streaming. Ditambah, produk streaming juga memiliki efisiensi tinggi dengan penawaran akan miliaran lagu tanpa perlu menyiapkan tempat penyimpanan terpisah seperti yang dibutuhkan produk unduh.

Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor

Konten Terkait

Meski Diterpa Ransomware, Indonesia Masuk Negara Paling Siap Hadapi Ancaman Siber

Walau serangan siber PDN ungkap kelemahan keamanan digital Indonesia, Indonesia tergolong salah satu negara paling siap hadapi ancaman Siber di Asia Tenggara.

Ada Sensor Konten Palestina di Facebook dan Instagram?

Meta, perusahaan yang mengelola Instagram dan Facebook, ditemukan oleh Human Rights Watch (HRW) melakukan penyensoran terstruktur terhadap konten Palestina.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook