Kasus penyakit gangguan ginjal misterius pada anak terlihat meningkat dalam satu tahun terakhir. Laporan ini diumumkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan kasus gangguan gagal ginjal akut pada 131 anak di Indonesia pada 10 Oktober 2022 lalu.
Kondisi penyakit yang berpengaruh pada fungsi ginjal ini terjadi secara tiba-tiba. Secara medis, penyakit ini disebut dengan istilah gangguan ginjal akut progresif atipikal. Sejak dulu, kasus gangguan ginjal akut ini sudah ada di Indonesia, tetapi hanya sedikit. Namun belakangan, jumlahnya melonjak naik dengan laporan 1 atau 2 kasus dalam satu bulan.
Hasil dari penelitian membuktikan, peningkatan kasus tersebut banyak menyerang balita usia di bawah 5 tahun. Gejala klinis yang dilaporkan, yakni anak mengalami demam dan kehilangan nafsu makan. Gejala spesifik yang dialami dengan gangguan ginjal adalah tidak bisa buang air kecil dengan normal.
Hingga pada akhirnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan beberapa obat sirup anak yang beredar di pasaran diduga kuat menjadi penyebab maraknya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak balita. Obat sirup yang dilarang tersebut banyak digunakan sebagai obat penurun demam dan batuk pada anak-anak. Umumnya, obat sirup yang dilarang dijual bebas di toko obat dan apotek.
Lalu bagaimana perkembangan kasusnya hingga saat ini?
Menkes: gangguan ginjal akut anak mencapai 241 kasus, 133 meninggal dunia
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam hal ini menyampaikan laporan jumlah kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak per 21 Oktober 2022 sudah mencapai 241 kasus dengan persentase 55 persen dari jumlah atau 133 orang meninggal dunia.
Secara tren, tercatat hanya ada 2 kasus yang dilaporkan pada Januari 2022. Angka tersebut kemudian meningkat 2 kasus lagi pada Maret 2022. Disusul dengan penambahan 5 kasus pada Mei 2022, 3 kasus pada Juni 2022, dan 5 kasus pada Juli 2022.
Jumlah peningkatan kasus ini mulai terjadi sejak Agustus 2022 lalu yang naik sekitar 36 kasus dan 78 kasus pada September 2022. Hingga kemudian menjadi 110 kasus terhitung hingga 21 Oktober 2022.
Kasus gangguan ginjal akut pada anak paling banyak terjadi di Jakarta
Berdasarkan wilayahnya, kasus gangguan ginjal akut pada anak kini telah terjadi di 22 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyebaran tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan catatan kasus mencapai 57 kasus dengan 28 diantaranya meninggal dunia, 22 pasien sedang dalam masa pengobatan, dan 7 pasien lainnya dinyatakan sembuh.
Wilayah dengan laporan gangguan ginjal akut pada anak tertinggi juga terjadi di Jawa Barat sejumlah 33 kasus dengan 28 pasien meninggal dunia, 22 pasien dalam pengobatan, dan 7 pasien sembuh.
Peringkat tertinggi ketiga berada di Aceh dengan total 31 kasus, 21 diantaranya meninggal dunia, 6 pasien dalam pengobatan, dan 4 pasien sembuh. Lalu kemudian disusul Jawa Timur dan Sumatra Barat dengan jumlah masing-masing mencapai 30 dan 22 kasus.
Guna menekan tren peningkatan kasus gangguan ginjal akut pada anak, Menkes telah mengatakan telah menyediakan obat antidot dan fomepizole yang didatangkan langsung dari Singapura sebagai obat penawar.
Menurut Budi, sejauh ini obat tersebut efektif dapat menyembuhkan kasus gangguan ginjal pada anak. Terlihat dari kondisi 10 pasien gangguan ginjal akut di RSCM Jakarta semakin membaik dan stabil setelah mengkonsumsi obat-obatan tersebut.
"Karena kita sudah lihat, obatnya sudah ada dan efektif. Kita berharap trennya akan menurun," kata Budi dalam konferensi pers "Perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia", pada Jumat (21/10).
Lebih lanjut, Kemenkes meminta para orang tua yang anaknya ber gejala gangguan ginjal akut segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan. Dalam hal ini, Kemenkes melalui Surat Edaran Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor SR.01.05/III/3461/2022 mencantumkan 14 rumah sakit rujukan dialis anak. Rumah sakit rujukan tersebut merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki paling sedikit fasilitas ruangan intensif berupa high care unit (HCU) dan pediatric intensive care unit (PICU).
Daftar obat sirup yang ditarik dari peredaran hingga yang aman dikonsumsi
Bersamaan dengan hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah merilis terdapat 133 obat sirup dan drop atau tetes yang tidak empat pelarut yang diduga mencemari Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Obat sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 (empat) bahan larutan, yakni propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol. Sesuai Farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.
BPOM menemukan 5 produk yang telah dilarang dan dinyatakan mengandung cemaran EG dan DEG melebihi ambang batas aman yakni:
- Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
- Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
- Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.
Selain itu terdapat 133 obat yang dinyatakan aman dikonsumsi. BPOM memperluas temuan sampelnya dan ditemukan 13 produk obat sirup yang aman dikonsumsi berdasarkan sarananya, 6 diantaranya adalah Bodrexin Flu & Batuk PE Sirup, Calorex Sirup, Fasidol Drops, Fermol Sirup, Fortusin Sirup, dan Promedyl Sirup Rasa Jeruk.
Lalu kemudian, terdapat 102 produk yang tidak mengandung 4 perlarut, yakni Cazetin, Amoxan, Alerfed sirup, Cefspan syrup, Cefacef syrup, Yusimox, Zinc Syrup, Devosix Drop dan Etamox syrup serta Cetirizin.
Disusul dengan 7 dari 102 produk yang dikumpulkan dari pasien dan telah dinyatakan aman jika dikonsumsi sesuai aturan pakai, yaitu yaitu Ambroxol HCI, Anakonidin OBH, Paracetamol Sirup dari Sampharindo, Afi Farma, Kimia Farma dan Mersifarma TM dan satu Paracetamol Drops dari Afi Farma.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya