Busan International Film Festival (BIFF) 2023 telah rampung digelar pada 4-13 Oktober 2023. Berlokasi di Busan, Korea Selatan, BIFF merupakan festival film internasional pertama di Korea Selatan, dan menjadi salah satu event festival film terbesar di Asia saat ini. Event tahunan ini menjadi ajang prestisius bagi para sutradara pendatang baru, khususnya dari negara-negara di Asia, untuk memperkenalkan karyanya pada audience internasional.
BIFF tahun ini merupakan gelaran BIFF yang ke-28, sejak digelar pertama kali pada tahun 1996. Menampilkan 269 film karya sutradara dari 69 negara, BIFF tahun ini sukses menarik kehadiran sebanyak 142.432 orang selama 10 hari.
Pada tahun pertama pelaksanaannya, BIFF langsung mengundang antusiasme banyak orang dengan mencatatkan 184 ribu kehadiran. Jumlah kehadiran ini menembus angka 200 ribu orang untuk pertama kalinya pada tahun 2012, hingga mencatatkan angka tertingginya di tahun 2015, dengan 227 ribu orang pada gelaran BIFF ke-20.
Pandemi Covid-19 lalu membuat angka kehadiran pada festival ini menurun drastis, dengan hanya mencatatkan kehadiran 20 ribu dan 76 ribu orang berturut-turut pada tahun 2020 dan 2021. Namun, pada tahun 2022, jumlah kehadiran pada event ini berhasil kembali menembus angka 100 ribu, dan sukses dipertahankan pada gelaran ke-28 tahun ini.
Prestise yang dimiliki BIFF, membuat gelaran ini tiap tahunnya pun selalu menarik antusiasme dari para sutradara pendatang baru di seluruh dunia untuk mendatarkan film produksinya untuk ditampilkan dalam festival ini. Sejak pertama kali digelar, BIFF telah menampilkan sebanyak 7.364 film karya sutradatara pendatang dari berbagai belahan dunia. BIFF ke-14 yang digelar tahun 2009, menjadi gelaran BIFF dengan jumlah film screening terbanyak selama event ini digelar, dengan 355 film dari 70 negara. Sedangkan gelaran BIFF ke-24 pada tahun 2019, mencatatkan partisipasi sutradara dari 85 negara, menjadi yang terbanyak selama event ini digelar.
Selain kesempatan untuk menampilkan karya terbaru dengan cakupan audience internasional, yang membuat event ini mengundang antusiasme para sutradara baru di seluruh dunia, tentu juga karena adanya sejumlah titel penghargaan perfilman sebagai bentuk apresiasi yang dapat dimenangkan oleh para sutradara. Dinilai oleh para pakar film kenamaan dunia dan akademisi perfilman dari universitas ternama di Korea Selatan sebagai tim juri, titel penghargaan tertinggi dalam festival ini di antaranya, “The Asian Filmmaker of the Year”, “Korean Cinema Award”, dan “New Currents Award”.
Terdapat 5 film dari Indonesia yang pernah menerima penghargaan dalam gelaran ini:
- Jalanan (Streetside) – Daniel Ziv | BIFF Mecenat Award 2013
- Rare Fish – Basil Mironer | Sonje Award 2009
- A Lady Caddy Who Never Saw a Hole in One – Yosep Anggi Noen | Sonje Award 2012
- Madonna – Sinung Winahyoko | Sonje Award 2017
- The Sea Calls for Me – Tumpal Tampubolon | Sonje Award 2021
Pada gelaran BIFF tahun ini juga, sejumlah film karya sutradara Indonesia berhasil diputar secara perdana (world premiere), di antaranya film “24 Jam Bersama Gaspar” karya Yosep Anggi Noen, “Watch it Burn” karya Makbul Mubarak, dan serial “Gadis Kretek” karya duet sutradara Kamila Andini dan Ifa Isfansyah.
Penulis: Raka B. Lubis
Editor: Iip M Aditiya