Deretan Penyakit Ini Dianggap Perlu Masuk Cakupan Asuransi Kesehatan

Meskipun asuransi kesehatan memberikan perlindungan yang signifikan, penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa perlindungan ini tidak bersifat menyeluruh.

Deretan Penyakit Ini Dianggap Perlu Masuk Cakupan Asuransi Kesehatan Ilustrasi Asuransi Kesehatan | Getty Images

Semakin kompleksnya masalah kesehatan di era modern telah menjadi perhatian utama di berbagai kalangan, mulai dari individu, tenaga medis, hingga pemerintah.

Pola hidup yang tidak sehat, peningkatan penyakit kronis, hingga ancaman penyakit menular yang muncul kembali adalah beberapa faktor yang memperburuk situasi kesehatan global.

Di sisi lain, kemajuan teknologi di bidang medis memang memberikan solusi, namun diiringi juga dengan biaya yang semakin tinggi. Hal ini membuat asuransi kesehatan menjadi salah satu opsi yang banyak dipilih untuk memberikan perlindungan finansial atas biaya kesehatan.

Asuransi kesehatan pada dasarnya dirancang untuk melindungi individu dan keluarga dari beban biaya kesehatan yang tinggi. Dengan memiliki asuransi, seseorang bisa mendapatkan bantuan dalam membayar biaya konsultasi, rawat inap, hingga berbagai prosedur medis yang dibutuhkan.

Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua masalah kesehatan masuk dalam cakupan asuransi kesehatan. Setiap polis asuransi memiliki ketentuan mengenai layanan atau jenis penyakit yang ditanggung dan yang tidak, sehingga penting bagi pemegang polis untuk memahami isi kontrak yang ditawarkan.

Penyakit diabetes, jantung, dan darah tinggi menjadi penyakit dengan sorotan utama yang seharusnya mesuk ke dalam asuransi kesehatan | GoodStats

Menurut survei yang dilakukan oleh Inventure pada September 2024 dalam laporan bertajuk Indonesia Market Outlook 2025, ada beberapa kategori masalah kesehatan yang sangat diinginkan masyarakat untuk masuk dalam cakupan asuransi kesehatan.

Di peringkat teratas, terdapat masalah kesehatan kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi, yang diungkapkan oleh 51,9% responden.

Ketiga penyakit ini semakin umum di masyarakat, terutama di kalangan generasi muda akibat gaya hidup yang kurang sehat dan stres yang tinggi. Biaya perawatan yang tinggi serta sifatnya yang kronis membuat perlindungan asuransi sangat diperlukan untuk meringankan beban finansial pasien.

Selanjutnya, kanker menjadi masalah kesehatan lain yang mendesak untuk masuk dalam asuransi yang disetujui oleh 48,5% responden. Penyakit ini sering kali membutuhkan pengobatan jangka panjang dan teknologi medis yang mahal, mulai dari kemoterapi hingga operasi kompleks.

Tanpa perlindungan asuransi, banyak pasien yang akan kesulitan menanggung beban biaya yang besar untuk perawatan kanker, sehingga cakupan asuransi di bidang ini dirasa sangat penting oleh masyarakat.

Masalah estetika, seperti kesehatan gigi, kulit, dan mata, juga dianggap perlu mendapat perhatian dari asuransi kesehatan dengan dukungan sebesar 36,1%.

Walaupun tidak bersifat darurat, perawatan estetika kini dianggap bagian dari kebutuhan kesehatan holistik, terutama bagi mereka yang memprioritaskan penampilan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Di urutan berikutnya, kebutuhan asuransi untuk kehamilan dan persalinan mendapat dukungan 34,1%. Mengingat tingginya biaya persalinan dan risiko kesehatan yang bisa terjadi selama masa kehamilan, asuransi yang mencakup layanan ini akan sangat membantu para calon orang tua. 

Penyakit mental atau gangguan psikis, dengan persentase dukungan 33,4%, juga semakin diakui kepentingannya untuk masuk dalam cakupan asuransi kesehatan.

Isu kesehatan mental telah menjadi perhatian serius di kalangan masyarakat, terutama bagi generasi muda yang semakin terbuka terhadap pentingnya kesehatan psikologis. 

Terakhir, ada masalah kesehatan yang berkaitan dengan gangguan pencernaan, seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), dengan persentase dukungan sebesar 33,2%. Penyakit ini sering kali muncul akibat pola makan yang kurang teratur dan stres, yang umum dialami masyarakat perkotaan. 

Meski banyak kasus GERD dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup, beberapa kondisi memerlukan perawatan medis yang berkelanjutan, sehingga perlindungan asuransi akan sangat membantu dalam meringankan biaya yang dikeluarkan.

Survei ini melibatkan 450 responden, terdiri dari 60% generasi milenial dan 40% generasi Z di kelas menengah yang berasal dari beberapa kota besar, yaitu Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar.

Secara keseluruhan, survei ini menunjukkan tingginya kesadaran generasi muda terhadap perlindungan kesehatan, serta harapan akan asuransi yang dapat mengakomodasi kebutuhan medis mereka di tengah kompleksitas permasalahan kesehatan saat ini.

Baca Juga: Pemuda Rawat Inap di RS Indonesia Makin Naik, Bagaimana Jaminan Kesehatannya?

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Gaji Petani Milenial Diproyeksi Capai Rp10 Juta, Bagaimana Realitanya?

Iming-iming pendapatan petani milenial ini sangat fantastis, berapa nominalnya?

Elektabilitas Pram-Doel Paling Tinggi di Survei Terbaru Indikator

Pemungutan suara Pilkada Jakarta 2024 tinggal menghitung hari. Bagaimana elektabilitas terakhir cagub-cawagub sebagai representasi hasil kampanye selama ini?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook