Badai PHK, Inilah Sederet Perusahaan Teknologi RI yang Lakukan PHK Terbanyak 2023

Berdasarkan laporan, PT GoTo menjadi perusahaan teknologi Indonesia yang paling banyak melakukan PHK terhadap pegawainya sejak tahun 2020 silam.

Badai PHK, Inilah Sederet Perusahaan Teknologi RI yang Lakukan PHK Terbanyak 2023 Ilustrasi pegawai yang terkena PHK | Chayanuphol/Shutterstock

Sejak awal tahun 2022 lalu, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dilakukan oleh banyak startup dan perusahaan teknologi di dunia. Menurut Layoffs.fyi, jumlah pegawai yang terkena PHK oleh perusahaan dan startup di sektor teknologi bahkan sudah mencapai 208.181 orang oleh sebanyak 785 perusahaan per 19 Juni 2023.

Secara akumulatif, gelombang pemecatan paling masif dilaporkan terjadi di bulan Januari 2023 dengan jumlah pegawai yang terkena PHK mencapai 89.554 orang. Tercatat, jumlah PHK tersebut dilakukan oleh 273 perusahaan.

Adapun, ritel menjadi industri yang paling sering melakukan PHK terhadap pegawainya dengan jumlah mencapai 27.651 orang per 19 Juni 2023. Diikuti oleh industri consumer dan hardware dengan jumlah PHK masing-masing sebanyak 27.101 pegawai dan 21.693 pegawai.

Bahkan raksasa teknologi seperti Google, Meta, Microsoft, dan Amazon tidak luput dari situasi ini. Tercatat, Google telah melakukan PHK terhadap sebanyak 12.000 pegawainya sepanjang awal tahun 2023 ini. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Melansir CNBCIndonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) merupakan perusahaan teknologi yang paling banyak melakukan PHK di Indonesia dengan jumlah 1.900 pegawai hingga Juni 2023. Terbaru, GoTo juga dilaporkan menutup satu kantor operasionalnya di Pune, India.

Penataan ulang struktur organisasi perseroan di segmen finansial menjadi alasan penutupan kantor cabang tersebut. Imbas dari penutupan tersebut adalah pemecatan terhadap sebanyak 30 karyawannya.

Perusahaan teknologi Indonesia yang paling banyak melakukan PHK sejak tahun 2020 | Goodstats

Jumlah PHK terbanyak selanjutnya disusul oleh sejumlah perusahaan lainnya, yakni Zenius sebanyak 600 pegawai, Shopee dengan 500 pegawai, Gojek 430 pegawai, Modalin 400 pegawai, STOQO 250 pegawai, Hangry 219 pegawai, JD.ID 200 pegawai, Ruangguru 200 pegawai, serta Binar 160 pegawai.

Berkaitan dengan hal ini, Tauhid Ahmad selaku Direktur Eksekutif Institue for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut bahwa industri startup di Indonesia pada 2023 diproyeksikan melambat.

Ia mengatakan, kondisi tersebut tak lepas dari menurunnya tren daya beli masyarakat sehubungan dengan adanya krisis ekonomi global. Selain itu, ia juga melihat bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh startup di tanah air akan berat dari sisi pendanaan.

“Untuk pendanaan perusahaan rintisan di 2023 agak berat, karena kebanyakan investor dari luar negeri. Mereka sekarang akan lebih realistis mencari investasi yang menjanjikan dan lebih aman,” jelasnya seperti yang dikutip dari Beritasatu.com pada Sabtu, (10/6) lalu.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Editor

Konten Terkait

Indonesia Jadi Negara dengan Indeks Adopsi Kripto Tertinggi di Asia Tenggara

Faktor-faktor seperti regulasi, infrastruktur teknologi, dan tingkat kepercayaan masyarakat memainkan peran penting dalam perbedaan adopsi kripto.

Daftar Negara dengan Pengguna Smart Wristband Terbanyak di Dunia

Perangkat ini berpotensi menjadi tren global di masa depan, namun penggunaan dan adaptasinya masih berbeda-beda di setiap negara.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook