Apa Betul Cari Kerja di Indonesia Susah?

Menurut BPS, jumlah lowongan kerja dan pencari kerja yang terdaftar di Indonesia belum seimbang, jumlah pencari kerja selalu lebih tinggi dibanding lowongan.

Apa Betul Cari Kerja di Indonesia Susah? Ilustrasi Pekerja Indonesia | Shutterstock

Isu seputar ketenagakerjaan di Indonesia selalu ramai diperbincangkan. Mulai dari syarat yang diajukan perusahaan yang membuat calon pekerja geleng-geleng kepala seperti minimal pengalaman dan batas usia, hingga lingkungan kerja toxic yang sering dikeluhkan pekerja saat ini. Beberapa saat lalu juga sempat viral tagar #KaburDuluAja, yang menonjolkan nyamannya bekerja di luar negeri dengan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi, yang tentunya turut meningkatkan kualitas hidup.

Di Indonesia, masalah pengangguran masih terjadi. Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan bahwa jumlah penduduk angkatan kerja menganggur mencapai 7,47 juta orang per Agustus 2024. Jumlah ini turun 390 ribu orang dibandingkan Agustus 2023.

“Angka ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka sebelum pandemi COVID -19 pada Agustus 2019 yang mencapai 5,2%,” ungkapnya pada acara rilis berita resmi statistik ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (5/11/2024).

Terdapat beberapa faktor yang mendorong angka pengangguran yang masih tinggi di Indonesia, mulai dari kurangnya keterampilan dan pendidikan penduduk angkatan kerja, kriteria yang tidak terpenuhi, hingga jumlah tenaga kerja dan lowongan kerja yang tidak seimbang. Ledakan jumlah penduduk mengakibatkan persaingan yang semakin ketat di lapangan kerja, apalagi jika tidak dibarengi dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia.

Lantas, apa betul mencari pekerjaan di Indonesia itu sulit?

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pencari kerja dan lowongan kerja yang terdaftar di Indonesia memang masih belum seimbang. Meski jumlah lowongan kerja terus meningkat, peningkatan ini tidak sebanding dengan kenaikan jumlah pencari kerja, membuat pengangguran masih menjadi isu yang mendarah daging di Indonesia.

Jumlah lowongan kerja dan pencari kerja yang terdaftar di Indonesia belum seimbang | GoodStats
Jumlah lowongan kerja dan pencari kerja yang terdaftar di Indonesia belum seimbang | GoodStats

Pada 2024, BPS mencatat terdapat 909 ribu pencari kerja yang terdaftar, terdiri atas 479 ribu laki-laki dan 430 ribu perempuan. Namun, lowongan kerja terdaftar hanya sebanyak 630 ribu. Hal ini berarti ada sekitar 279 ribu pencari kerja yang belum terserap.

Kondisi tahun sebelumnya malah lebih buruk. Dari 1,98 juta pencari kerja terdaftar, hanya tersedia 216 ribu lowongan kerja, yang berarti sekitar 1,6 juta tenaga kerja tidak terserap oleh pasar kerja dalam negeri.

Pada 2022, lowongan kerja yang terdaftar hanya sebanyak 59 ribu saja, sedangkan jumlah pencari kerjanya nyaris mencapai 1 juta, membuat tingginya tingkat pengangguran kala itu.

Pada 2024, Jawa Barat menjadi provinsi dengan kekurangan lowongan kerja terbanyak. Jumlah pencari kerja terdaftar mencapai 296 ribu, sedangkan lowongan kerja yang tersedia hanya 148 ribu saja.

Meski begitu, beberapa provinsi mencatatkan surplus lowongan kerja, salah satunya adalah DKI Jakarta. Pada 2024, surplus lowongan kerja di Jakarta jadi yang terbanyak di Indonesia, di mana jumlah pencari kerja ada sekitar 35 ribu orang dan lowongan kerjanya mencapai 61 ribu, yang berarti terdapat surplus sebanyak 26 ribu lowongan kerja.

Kesenjangan yang cukup tinggi antara jumlah pencari kerja dan lowongan kerja masih menjadi perhatian pemerintah. Bukan hanya dari sudut pandang pencari kerja, perusahaan pun mengaku masih kesulitan mencari calon karyawan yang sesuai persyaratan. Riset antara Populix dan KitaLulus menunjukkan bahwa pencari kerja di Indonesia belum mempunyai pengalaman, keterampilan, dan tingkat pendidikan yang dibutuhkan pencari kerja. Sebanyak 50% perusahaan menyebut keterampilan teknis pelamar masih rendah, dan 35% mengungkapkan bahwa soft skill pelamar masih kurang baik.

Peningkatan keterampilan dan pendidikan menjadi kunci penting untuk memenuhi persyaratan perusahaan, sekaligus membantu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Baik melalui lembaga pendidikan formal maupun nonformal, para pencari kerja dapat berusaha untuk lebih meningkatkan keterampilannya sesuai yang dicari perusahaan.

Baca Juga: Jobstreet, Situs Lowongan Kerja yang Paling Banyak Digunakan Masyarakat 2023

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Survei GoodStats: Bagaimana Rencana Mudik Publik Indonesia pada Ramadan 2025?

Tradisi mudik menjadi cerminan dinamika sosial yang unik di Indonesia, di mana kebersamaan dan silaturahmi tetap dapat terjalin meski dengan cara yang berbeda.

Meski Nilainya Rendah, Investasi Lokal Serap Lebih Banyak Pekerja dari Investasi Asing

Investasi lokal mampu serap lebih banyak pekerja dibanding investasi asing selama 5 tahun terakhir, meski nilai investasinya lebih rendah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook