Angka Kecukupan Gizi Masyarakat Indonesia Belum Terpenuhi, Konsumsi Kalori di Perkotaan Rendah

BPS mencatat ketidaktercapaian rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan dengan capaian sebesar 2.071,17 kkal.

Angka Kecukupan Gizi Masyarakat Indonesia Belum Terpenuhi, Konsumsi Kalori di Perkotaan Rendah Ilustrasi makanan pemenuhan kebutuhan kalori / Freepik

Konsumsi kalori harian masyarakat Indonesia tidak mencapai target ideal selama dua tahun belakangan. Padahal, kalori berperan sangat penting untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar.

Dalam ilmu gizi, kalori adalah energi yang diperoleh dari makanan dan minuman serta penggunaan energi dalam aktivitas fisik. Kalori dianalogikan sebagai bahan bakar bagi tubuh. Oleh karena itu, kekurangan kalori akan menyebabkan tubuh terasa lemah dan daya tahan tubuh menurun sehingga pemenuhan terhadap Angka Kecukupan Gizi (AKG) sangat penting.

“Tubuh kini dipandang sebagai mesin dan makanan merupakan bahan bakar. Hal ini mengubah bagaimana manusia melihat makanan,” kata Nick Cullather, professor sejarah dan ilmu internasional di Indiana University, Bloomington, dikutip dari BBC.

Pemenuhan gizi harian dapat menciptakan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas. Selain itu, pemenuhan AKG masyarakat merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Deveopment Goals (SDGs) poin kedua. Dalam poin tersebut, seluruh negara di dunia, khususnya Indonesia bertekad untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi, dan memajukan pertanian yang berkelanjutan.

Recommended dietary allowances atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap energi, zat gizi (protein, lemak dan karbohidrat, serta air), 14 vitamin, dan 14 mineral termasuk elektrolit. Di Indonesia, tingkat kecukupan konsumsi kalori penduduk ialah sebanyak 2.100 kkal, menurut Permenkes Nomor 28 Tahun 2019.

Akan tetapi, berdasarkan data dari BPS, konsumsi kalori per kapita sehari masyarakat Indonesia masih berada di bawah target ideal. Per Maret 2023, pemenuhan kebutuhan kalori masyarakat Indonesia hanya mencapai 2.087,64 kkal. Angka tersebut mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan AKG Maret 2022 yang hanya sekitar 2.079,09. Meski demikian, capaian dua tahun tersebut masih menjadi angka paling rendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, dalam Statistik Konsumsi Kalori dan Protein Indonesia dan Provinsi, Maret 2023 tercatat, ketidaktercapaian rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan dengan capaian sebesar 2.071,17 kkal. Sementara itu, konsumsi kalori harian di perdesaan telah berada di atas standar kecukupan dengan angka 2.110,52 kkal.

Raihan konsumsi kalori yang lebih tinggi di wilayah perdesaan turut dipengaruhi oleh kedekatan masyarakat dengan sumber pangan, yakni komoditas pertanian dan kelautan. Jika dilihat dari komoditas konsumsi, masyarakat di perdesaan mendapatkan pasokan kalori yang cukup tinggi dari padi-padian, umbi-umbian, ikan, dan sayur. Sedangkan, sebagian besar pemenuhan kalori masyarakat perkotaan diperoleh dari padi-padian, daging, telur dan susu, serta produk makanan dan minuman jadi.

Penulis: Aslamatur Rizqiyah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia Kembali ke Angka 10 tahun Lalu

Meski sempat mengalami fluktuasi, Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia pada 2023 kembali ke angka yang sama seperti 2014.

Dari Sekian Kota Besar Dunia, Udara Jakarta Paling Berpolusi

Meskipun bukan lagi hal asing, polusi udara Jakarta dan kota lain di Indonesia masih perlu menjadi perhatian.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook