Belakangan ini, Indonesia dilanda duka akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh sejak 25 November 2025. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana ini disebabkan oleh hujan ekstrem berhari-hari dari Siklon Tropis Senyar di Selat Malaka.
Mengutip dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat sebanyak 744 korban jiwa dan 551 orang hilang per 2 Desember 2025. Tidak hanya korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerugian seperti rusaknya infrastruktur, jalan lintas yang terputus, hingga melemahnya perekonomian warga.
Pemberitaan di media online memuncak pada 28 November 2025 didukung oleh kabar terkait aktivis pemerintah, perusahaan BUMN, dan swasta dalam merespons bencana banjir di sejumlah wilayah tersebut.
Dalam laporannya, Drone Emprit melakukan analisis sentimen publik terhadap penanganan bencana di media online, dengan mengumpulkan 76.561 mentions dan diberitakan dalam 23.221 artikel. Analisis ini ini dilakukan pada 25-29 November 2025.
Berdasarkan laporan Drone Emprit, sebanyak 60% pemberitaan memiliki sentimen positif. Sentimen ini diisi dengan apresiasi atas respons cepat pemerintah, Basarnas, TNI, dan BNPB, dalam penanganan bencana, termasuk pengarahan helikopter, solidaritas perusahaan BUMN dan swasta dalam menolong korban, hingga seruan moral dan spiritualitas MUI untuk melakukan refleksi.
Sementara itu, sebanyak 17% pemberitaan merupakan sentimen negatif. Hal ini dipicu oleh kritik terhadap kinerja pemerintah yang dinilai lambat, nilai akar masalah bencana berupa sistemik dan kegagalan ekologis, hingga kritik pemerintah yang tidak menetapkan bencana ini sebagai bencana nasional.
Sisanya, sebanyak 23% pemberitaan media online diisi dengan sentimen netral.
Analisis Emosi: Publik Didominasi Emosi Antisipasi
Dalam laporannya, Drone Emprit juga melakukan analisis emosi melalui jumlah postingan warganet di sejumlah media sosial.
Hasilnya, sebanyak 2.500 postingan diliputi emosi antisipasi. Emosi ini diisi oleh postingan yang menunggu bantuan dari pemerintah, korporat, dan masyarakat umum. Warganet juga berharap infrastruktur segera pulih dan bencana segera ditetapkan statusnya sebagai bencana nasional. Selain itu, postingan juga diisi dengan penantian solidaritas publik untuk menggalang donasi.
Publik juga diliputi oleh emosi takut dengan 1.900 postingan. Hal ini dipicu oleh ketakutan terhadap sejumlah hal, mulai dari jumlah korban jiwa dan orang hilang yang terus bertambah, respon pemerintah yang lambat, kekhawatiran adanya bencana susulan, hingga takut terisolasi akibat komunikasi dan transportasi yang lumpuh.
Emosi sedih juga turut mewarnai media sosial dengan jumlah total 1.300 postingan. Rasa sedih mencakup ungkapan duka cita terhadap korban bencana. Selain itu, emosi juga mencakup kehilangan harta benda, rumah, dan mata pencaharian, serta melihat dampak tragis satwa dan lingkungan.
Baca Juga: Sentimen dan Analisis Jaringan Sosial di X Terkait Penanganan Bencana Sumatra 2025
Sumber:
https://pers.droneemprit.id/sentimen-publik-terhadap-penanganan-bencana-di-sumatera/
Penulis: Salamah Harahap
Editor: Editor