Program makan bergizi gratis (MBG) merupakan inisiatif yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto untuk memerangi stunting dengan memastikan pemenuhan gizi di kalangan pelajar, balita, dan ibu hamil/menyusui. Seiring dengan pelaksanaannya, program ini menuai pro dan kontra dari publik, mulai dari keyakinan bahwa program akan mendorong ekonomi masyarakat setempat hingga kekhawatiran akan terjadinya praktik korupsi.
Untuk melaksanakan program MBG, jumlah dana yang dialokasikan cukup fantastis. Pemerintah menyiapkan hingga Rp240 triliun untuk keberhasilan program.
"Kalau kita lihat dari sisi outlook anggaran, dari mulai Rp71 triliun, ke Rp116 triliun, atau bahkan kalau keseluruhan program mungkin bisa mencapai Rp240 triliun. Dalam hal ini, cukup signifikan di dalam porsi belanja pemerintah," ujar mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI pada Rabu (2/7/2025).
Seiring berjalannya waktu, bahasan program MBG pada pemberitaan media online mengalami pergeseran total, dari narasi pemenuhan gizi menjadi krisis keracunan berskala nasional atau disebut Kejadian Luar Biasa (KLB).
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang diberi tanggung jawab menyediakan dan menyalurkan makanan gratis menjadi pembahasan utama publik melalui berita nasional. Banyak pemberitaan yang diunggah seputar kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa di berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sulawesi Tengah.
Puncak pembahasan program MBG di media online terjadi pada 29 September 2025, dengan total mencapai 13.937 mentions. Laporan terkait lebih dari 5.000 siswa keracunan akibat menu MBG seperti mi goreng bau serta susu kemasan di Jawa Barat dan Lampung menjadi pemantik kritik massal kepada pemerintah untuk segera membatasi porsi dapur SPPG, menyertakan sertifikasi higienis, dan mengevaluasi anggaran.
Lantas bagaimana sentimen publik melalui platform media online terhadap program MBG?
Berdasarkan laporan Drone Emprit, sebanyak 61% pemberitaan merupakan sentimen negatif. Sentimen ini diisi dengan berbagai isu, seperti keracunan massal yang terus meningkat, temuan kualitas makanan yang buruk dan tidak higienis, pencabutan kartu liputan jurnalis CNN oleh Istana ketika bertanya seputar MBG, penolakan tegas dari masyarakat, serta kritik dari ahli gizi.
Kemudian, 31% lainnya merupakan pemberitaan dengan sentimen positif yang berisi pembahasan seputar langkah-langkah responsif aparat dan pemerintah daerah, potensi pengalihan anggaran MBG jika tidak efektif, dan mengangkat contoh dapur sehat di SD Muhammadiyah 1 Solo. Sisanya, sebanyak 8% merupakan sentimen netral.
Adapun metode yang digunakan Drone Emprit adalah dengan menganalisis kata kunci, seperti "Makan Bergizi Gratis" dan "MBG" pada media online dari tanggal 17 sampai 30 September 2025. Pembahasan program MBG diberitakan dalam 24.690 artikel dan 102.096 mentions.
Baca Juga: Analisis Emosi Warganet terhadap Program Makan Bergizi Gratis
Sumber:
https://pers.droneemprit.id/sentimen-publik-terhadap-makan-bergizi-gratis/
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250701204708-532-1245798/sri-mulyani-siapkan-rp240-t-untuk-makan-bergizi-gratis
https://money.kompas.com/read/2025/07/02/110314526/sri-mulyani-perkirakan-mbg-bisa-sedo-init-apbn-rp-240-triliun-tahun
Penulis: Faiza Az Zahra
Editor: Editor