9 Calon Gubernur Preferensi Warga Jakarta: Anies Masih Nomor 1

Terdapat 9 nama yang diisukan akan bersaing di Pilkada Jakarta 2024. Apa saja yang menjadi faktor nama tersebut dipilih oleh masyarakat?

9 Calon Gubernur Preferensi Warga Jakarta: Anies Masih Nomor 1 Gambar Anies dan PDIP | Antara Foto

Semakin mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang, semakin banyak kejanggalan di negeri ini. Terdapat carut marut di berbagai sektor, namun entah kapan permasalahannya bisa selesai.

Indonesia butuh kepastian, masyarakat butuh kedamaian. Negeri ini mendambakan pemimpin yang tegas dan memiliki komitmen kuat untuk bisa mengatasi segala permasalahan yang saat ini terjadi.

Langkah pertama bisa dimulai dari Jakarta, ibu kota Indonesia selama 495 tahun. Ada banyak pelajaran dan perubahan yang bisa diambil dari kemajuan Jakarta setiap pergantian kepemimpinan. Tahun 2024 ini, rakyat akan kembali menentukan wajah Jakarta selama lima tahun ke depan bersama pemimpin yang baru.

Preferensi Warga Jakarta di Pilkada 2024

Pada 27 November 2024, Pilkada akan berlangsung secara serentak di Indonesia, termasuk Jakarta. Terdapat beberapa nama calon gubernur yang tengah ramai dibicarakan dan dilontarkan harapan.

Beberapa nama tersebut diisukan akan berlaga di tengah persaingan politik pada November mendatang. Sebagian besar masyarakat telah menentukan pilihannya secara informal.

Anies Baswedan menempati posisi pertama calon gubernur pilihan warga Jakarta versi Litbang Kompas | GoodStats

1. Anies Baswedan (39%)

Anies Baswedan merupakan Gubernur Jakarta periode 2017-2022. Pada masa pemerintahannya, beberapa program berfokus pada pendidikan dan integrasi transportasi publik berhasil dilaksanakan.

Keberhasilannya dalam memperbaiki kualitas pendidikan melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP) menjadi salah satu alasan popularitasnya tetap tinggi di kalangan masyarakat.

2. Basuki Tjahaja Purnama (34,5%)

Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab disapa Ahok, memiliki reputasi sebagai gubernur yang tegas dan transparan. Selama masa jabatannya, Ahok dikenal dengan kebijakan penataan kota, perbaikan sistem birokrasi, dan pemberantasan korupsi.

Proyek besar seperti normalisasi sungai dan pembangunan infrastruktur untuk mengatasi banjir menjadi salah satu prestasinya yang dikenang.

3. Ridwan Kamil (24%)

Ridwan Kamil merupakan mantan Gubernur Jawa Barat. Sosoknya terkenal karena inovasi dalam tata kelola kota dan peningkatan ruang publik. Ridwan Kamil juga mendorong program smart city yang bertujuan untuk memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan kota. 

4. Erick Thohir (16%)

Erick Thohir adalah Menteri BUMN yang juga merupakan pengusaha sukses. Erick memiliki pengalaman dalam manajemen yang besar, baik di sektor swasta maupun pemerintah. Ia banyak berperan dalam restrukturisasi BUMN dan memperkuat perekonomian nasional.

5. Sri Mulyani (10,3%)

Sri Mulyani adalah Menteri Keuangan yang dikenal dengan reputasinya yang sampai ke panggung internasional. Ia memiliki pengalaman panjang di bidang ekonomi dan keuangan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Kebijakan fiskalnya yang kuat dan kemampuan manajerialnya dalam mengelola APBN menjadikannya salah satu kandidat potensial, meskipun pengalaman langsung di bidang pemerintahan daerah masih terbatas.

6. Kaesang Pangarep (9,8%)

Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, merupakan seorang pengusaha muda, memiliki beberapa bisnis di bidang kuliner dan retail. Walau masih baru dalam dunia politik, popularitasnya sebagai bagian dari keluarga presiden memberikan daya tarik tersendiri bagi kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.

7. Andika Perkasa (7,8%)

Andika Perkasa adalah mantan Panglima TNI yang memiliki latar belakang militer yang kuat. Keahliannya dalam bidang keamanan dan pertahanan memberikan perspektif yang berbeda dalam memimpin Jakarta, terutama dalam menjaga ketertiban dan keamanan ibu kota.

Meski pengalamannya lebih banyak di bidang militer, reputasinya sebagai pemimpin tegas dan berdisiplin menarik perhatian masyarakat.

8. Tri Rismaharini (6,5%)

Tri Rismaharini yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial, sebelumnya adalah Wali Kota Surabaya yang berhasil mentransformasi kota tersebut. Prestasinya dalam mengembangkan infrastruktur dan meningkatkan layanan publik di Surabaya menjadikannya figur populer di kalangan masyarakat.

Risma terkenal sebagai pemimpin yang sering turun langsung ke lapangan dan memiliki perhatian besar pada isu-isu sosial.

9. Heru Budi Hartono (2,8%)

Heru Budi Hartono saat ini menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden. Ia memiliki pengalaman sebagai pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya.

Meskipun proporsi dukungannya lebih kecil dibanding kandidat lainnya, pengalaman birokrasi dan kedekatannya dengan struktur pemerintahan pusat membuatnya menjadi calon yang diperhitungkan.

Faktor yang Memengaruhi Elektabilitas Calon Kandidat

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat sembilan nama calon yang digadang-gadang akan bersaing di Pilkada nanti. Seluruh calon tersebut akan dikurasi sampai mendapatkan yang terbaik versi masyarakat.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi publik dalam menentukan sosok pemimpin idealnya, mulai dari faktor agama, afiliasi partai politik, dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh, serta pengalaman sebagai kepala daerah sebelumnya.

Berdasarkan faktor-fakor di atas, para calon pemimpin kepala daerah dapat kembali mempersiapkan dan mengevaluasi tujuan yang dibawa dalam pencalonan kepala daerah ini. Masyarakat tentu memegang harapan yang besar pada pemimpin baru di tahun ini agar segala keresahan dan kegelisahan dapat segera terselesaikan.

Setiap calon memiliki kelebihan dan latar belakang yang berbeda, sehingga membawa harapan yang berbeda pula bagi masyarakat Jakarta. Pada akhirnya, siapapun yang terpilih sebagai Gubernur Jakarta, harapannya adalah proses pemilihan dapat berlangsung secara jujur, adil, dan bersih, sehingga hasilnya benar-benar mencerminkan kehendak masyarakat.

Baca Juga: Skor Indeks Rawan Pilkada Jakarta Paling Tinggi: Bawaslu dan KPU Siap Siaga

Penulis: Zakiah machfir
Editor: Editor

Konten Terkait

Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel: Mengupasnya dari Perspektif Sosiologi & Branding

77,2% orang Indonesia saat ini melakukan boikot terhadap produk terafiliasi Israel. Bagaimana sosiolog dan praktisi branding memandang hal ini?

Stunting di Indonesia Terus Meningkat, Apa Penyebabnya?

Terdapat 40%, anak usia dini yang mengalami keluhan kesehatan pada 2020. Hal ini mengakibatkan permasalahan stunting atau kekurangan gizi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook