Meskipun dikaitkan dengan segudang penyakit, termasuk tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes, konsumsi dan permintaan gula masih tetap tinggi.
Dilansir dari Insider Monkey, jumlah produksi gula tahun 2022/2023 mencapai 182,7 juta ton dengan jenis produksi gula tebu yang tertinggi sebanyak 145,5 juta ton.
Jumlah produksi gula ini diperkirakan akan bertambah menjadi 191 juta ton pada periode berikutnya. Menurut Departemen Pertanian A.S. (USDA), pasokan gula bahkan pada tahun 2023/2024 diperkirakan lebih rendah dari tahun ini, sebesar 2%, terutama karena stok pembukaan yang lebih rendah, produksi yang lebih rendah, dan impor yang lebih rendah.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri gula adalah pajak yang lebih tinggi atas gula, terutama di negara-negara besar Eropa, yang membuat pusing negara-negara dengan konsumsi gula tertinggi.
Meskipun sebagian besar pajak ini diterapkan pada minuman berkarbonasi yang sangat tidak sehat, beberapa negara juga mengenakan pajak tersebut pada barang-barang seperti susu manis, jus, dan minuman manis lainnya. Pajak ini diberlakukan untuk mencegah konsumsi gula karena dampak negatifnya terhadap kesehatan seseorang telah dibuktikan selama beberapa dekade.
Menurut Riset dan Inovasi Inggris, pajak minuman manis ini mungkin telah menghasilkan pencegahan 5.000 kasus obesitas per tahun, yang merupakan kabar baik bagi kesehatan suatu negara tetapi tidak begitu baik bagi beberapa perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia.
Berikut, daftar negara yang memiliki tingkat konsumsi gula tertinggi di dunia, berdasarkan Insider Monkey.
5. Kuba
Kuba adalah salah satu negara penghasil gula utama, yang sekaligus menjadikan gula sebagai bagian penting dari sejarah negara tersebut selama berabad-abad. Negara yang terletak di Teluk Meksiko, Laut Karibia ini memiliki total konsumsi gula sebanyak 760 ribu metrik ton.
Meskipun dalam keadaan hancur akibat sanksi AS selama beberapa dekade ini yang juga menyebabkan terkikisnya industri gula di negara tersebut, kegemaran warga Kuba akan gula tetap tinggi. Jumlah konsumsi gula per kapita di negara tersebut mencapai 67,6 kg.
4. Arab Saudi
Negara berbentuk kerajaan tersebut memiliki total konsumsi gula mencapai 1,670 juta metrik ton dengan konsumsi gula per kapitanya mencapai 50 kg. Sebuah studi ekonomi mengatakan bahwa konsumsi gula dari tahun 2000-2012 meningkat setiap tahun sebesar 3,9%.
Sementara popularitas gula tetap tinggi di dalam negeri, sehingga membuat Arab Saudi terpaksa mengimpor gula sebab fasilitas produksi di negara tersebut tidak memenuhi permintaan gula yang tinggi.
3. Malaysia
Malaysia masuk dalam jajaran negara dengan konsumsi gula tertinggi, mencapai 1,850 juta metrik ton. Bahkan, total konsumsi gula per kapita di negara tetangga Indonesia ini sebanyak 56,9 kg.
Konsumsi gula Malaysia memang terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena semakin banyak orang yang pindah ke daerah perkotaan, di mana konsumsi gula jauh lebih tinggi. Apabila tren konsumsi gula ini berlanjut, Malaysia berpotensi naik peringkat dalam daftar negara dengan konsumsi gula tertinggi.
Bahkan, menurut Insider Monkey, pasar gula Malaysia diperkirakan akan mencapai nilai $1 miliar pada tahun 2028 mendatang.
2. Uni Emirat Arab
Dengan konsumsi per kapita yang jauh lebih tinggi daripada negara lain, Uni Emirat Arab (UEA) dengan mudah menduduki peringkat teratas negara dengan konsumsi gula tertinggi. Total konsumsi UEA sebanyak 2,015 juta metrik ton dan total konsumsi per kapitanya sentuh angka 214,4 kg.
Saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi UEA adalah dumping gula dari India yang berdampak pada industri gula di UEA. Sedangkan kilang Gula Al-Khaleej di Dubai merupakan kilang gula independen terbesar di seluruh dunia.
1. Brasil
Sebagai salah satu produsen konsumen gula terbesar di seluruh dunia, Brasil mempunyai total konsumsi gula sebanyak 10,6 juta metrik ton. Lebih dari 400 pabrik gula beroperasi di negara yang mempunyai julukan produsen tebu terbesar di dunia. Angka konsumsi gula per kapita di Brasil ini sebesar 50,7 kg.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Iip M Aditiya