Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok selain makanan dan pakaian. Meski rumah termasuk kebutuhan pokok, nyatanya banyak yang menilai bahwa punya rumah adalah sebuah hak istimewa (privilege) yang tidak bisa dimiliki semua orang.
Banyak faktor yang mempengaruhi sulitnya membeli hunian. Dua di antaranya adalah pendapatan per kapita yang belum memadai serta harga rumah yang terus melonjak tinggi setiap tahunnya.
Numbeo mencatat faktor-faktor tersebut dan menghitung indeks keterjangkauan dari setiap negara di dunia. Berikut negara-negara Asia Tenggara yang paling sulit beli rumah.
1. Vietnam
Vietnam merupakan negara di Asia Tenggara yang paling sulit untuk membeli rumah. Berdasarkan indeks keterjangkauan, Vietnam berada di peringkat teratas dengan skor 0,4 poin. Artinya, masyarakat Vietnam masih kesulitan dalam membeli hunian di negaranya.
Selain kesulitan untuk membeli rumah, masyarakat Vietnam juga menemui masalah lain, yaitu tingginya rasio harga rumah dengan pendapatan. Vietnam sendiri mempunyai skor rasio tersebut sebesar 23,7 poin, ketiga tertinggi dari negara Asia Tenggara.
Rasio tersebut dihitung dari rasio median harga hunian terhadap median pendapatan keluarga yang dapat dibelanjakan yang dinyatakan dalam tahun pendapatan.
Salah satu media bahkan menyebutkan bahwa membeli rumah di Vietnam sama seperti mission impossible atau misi yang mustahil. Hal tersebut dikarenakan harga properti di Vietnam yang meroket tinggi dari tahun ke tahun, namun pendapatan masyarakatnya belum memadai.
Dikatakan bahwa orang dengan penghasilan rata-rata di Vietnam harus mengumpulkan gaji selama 160 tahun agar bisa membeli rumah.
2. Filipina
Sama seperti di Vietnam, masyarakat Filipina juga kesulitan dalam membeli rumah. Negara yang mempunyai tiga pulau utama ini mendapatkan skor 0,4 poin, persis seperti negara Asia Tenggara lainnya, Vietnam.
Meski memiliki indeks keterjangkauan yang sama persis dengan Vietnam, rupanya masyarakat Filipina lebih kesulitan untuk bisa membeli rumah. Pasalnya, rasio harga rumah dengan pendapatan Filipina lebih tinggi dibandingkan dengan seluruh negara ASEAN lainnya, yaitu 27,0 poin. Hal ini menandakan bahwa harga properti yang ada di Filipina bahkan sulit dijangkau oleh masyarakatnya sendiri.
3. Indonesia
Tidak berbeda jauh dengan kedua negara sebelumnya, Indonesia juga masuk ke dalam peringkat atas negara ASEAN yang paling sulit untuk membeli rumah.
Numbeo menunjukkan bahwa indeks keterjangkauan Indonesia dalam membeli rumah ada di angka 0,5 poin, hanya selisih 0,1 poin dari Filipina dan Vietnam. Angka tersebut lantas menempatkan Indonesia di peringkat ketiga sebagai negara yang kesulitan membeli rumah.
Untuk menangani masalah ini, pemerintah Indonesia telah berkali-kali membuat kebijakan yang ditujukan untuk meringankan beban membeli rumah di Indonesia. Salah satunya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengumumkan adanya insentif gratis pajak pertambahan nilai (PPN) saat membeli rumah. Selain meringkankan beban, kebijakan tersebut juga dijalankan dalam rangka penguatan sektor perumahan.
4. Thailand
Thailand menempati posisi ketiga sebagai negara di Asia Tenggara yang kesulitan untuk membeli rumah. Berdasarkan data, skor indeks keterjangkauan rumah Thailand ada di angka 0,5 poin, sama seperti Indonesia.
Menariknya, skor rasio harga rumah dengan pendapatan Thailand juga menempati salah satu yang tertinggi, yaitu 26,5 poin.
Thailand sendiri merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang terkenal dengan pariwisatanya. Beberapa properti di Thailand digunakan untuk akomodasi turis, sehingga banyak masyarakat hingga ekspatriat yang berlomba-lomba untuk membeli properti di Thailand. Ketersediaan lahan dan nilai jual yang tinggi turut menjadi faktor sulitnya membeli properti, khususnya rumah di Thailand.
5. Singapura
Singapura menempati urutan keempat negara Asia Tenggara yang paling kesulitan untuk mencari properti. Berdasarkan data, skor indeks keterjangkauan untuk membeli rumah di Singapura adalah 1,0 poin.
Skor rasio harga rumah dengan pendapatan masyarakat Singapura terbilang cukup rendah daripada negara Asia Tenggara lain, yaitu berada di angka 14,9 poin. Artinya, pendapatan rata-rata warga Singapura lebih tinggi sehingga bisa lebih mudah untuk membeli sebuah hunian.
Meski demikian, properti di Singapura terbilang sangat mahal bahkan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Di tahun 2023 sendiri, Singapura menempati posisi kedua sebagai negara dengan properti termahal di dunia.
Penulis: Almas Taqiyya
Editor: Editor