Kesehatan mental menjadi topik penting yang perlu dibicarakan di semua usia, baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Isu ini perlu dipahami dengan baik demi membangun pola hidup sehat, tidak hanya bagi tubuh namun juga jiwa.
Masalah kesehatan mental dapat mengganggu kegiatan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan produktivitas. Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental biasanya memiliki suasana hati yang buruk serta sulit untuk mengelola emosi.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang sering terjadi, yaitu stres, gangguan kecemasan (anxiety), hingga depresi. Jika tidak ditangani lebih lanjut, keadaan tersebut dapat memburuk dan membahayakan diri. Lantas, apa saja jenis dukungan yang dapat membantu pemulihan kesehatan mental?
Menurut laporan terbaru Populix, sebanyak 85% responden mengaku mengalami gangguan kesehatan mental, seperti stres hingga kecemasan pasca momen traumatik. Survei ini dilakukan pada 8-9 Oktober 2025 dengan melibatkan 1.356 responden.
Pada laporan tersebut, Populix mencatat beberapa hal yang mendukung pemulihan kesehatan mental.
Di posisi pertama, terapi dan konseling menjadi jenis dukungan yang paling banyak membantu masyarakat pulih dari gangguan kesehatan mental, yaitu dengan persentase sebesar 37%. Terapi dan konseling biasanya dilakukan dengan mengunjungi ahli, seperti psikolog, psikiater, ataupun terapis, baik secara langsung ataupun daring. Konsultasi dengan ahli dapat mendorong pemulihan dengan baik karena membantu kita mengenali jenis gangguan mental, penyebab, hingga dosis obat yang tepat.
Kemudian, sebanyak 23% responden merasa terbantu dengan adanya komunitas yang mendukung pemulihan gangguan kesehatan mental. Komunitas ini biasanya terdiri dari orang yang menderita jenis kesehatan mental yang sama. Setiap anggota akan saling berbagi cerita dan mendukung satu sama lain.
Selanjutnya, sebanyak 22% responden merasa terbantu dengan adanya aktivitas fisik dan rekreasi. Aktivitas fisik dapat berupa olahraga seperti lari, bersepeda, hingga mendaki gunung. Kegiatan ini dinilai dapat membantu pemulihan kesehatan mental karena semakin sering tubuh bergerak, maka pikiran juga semakin jernih. Bentuk rekreasi dapat beraneka ragam, mengikuti preferensi masing-masing orang. Beberapa di antaranya seperti menonton konser, pergi ke bioskop, liburan ke alam, hingga bermain wahana.
Sementara itu, sebanyak 12% responden memilih program kesadaran trauma dalam pemulihan kesehatan mental dan 6% responden terbantu dengan jenis dukungan lainnya.
5 Bagian Tersulit dalam Proses Pemulihan
Selain jenis dukungannya, Populix juga mencatat beberapa hal paling sulit yang dilewati selama proses pemulihan.
Sebanyak 65% responden kesulitan menghadapi ketakutan dan kecemasan pada masa pemulihan. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah lainnya seperti gangguan tidur, kelelahan, hingga sakit kepala.
Sementara itu, sebanyak 19% responden mengaku menghadapi rasa kehilangan merupakan bagian tersulit. Sisanya, sebanyak 11% responden merasa sulit untuk berdamai dengan ketidakpastian, 4% kesulitan dalam meminta pertolongan, dan 1% lagi berupa hal lainnya.
Baca Juga: 93% Fasilitas Kesehatan Jiwa Hanya Tersedia di Perkotaan
Sumber:
https://www.instagram.com/p/DPntNH4EgeH/?igsh=c2dqcjBocTgzMXZn&img_index=5
https://ayosehat.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental
Penulis: Salamah Harahap
Editor: Editor