46 Ribu Pekerja Terkena PHK 2024, Jawa Tengah Tertinggi

Data per Januari-Agustus 2024 mencatat, kasus PHK terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan total 14.712 pekerja.

46 Ribu Pekerja Terkena PHK 2024, Jawa Tengah Tertinggi Ilustrasi Karyawan Terkena Dampak PHK | snowing/Freepik

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi isu sensitif dalam dunia ketenagakerjaan. Data terbaru di 2024 menunjukkan adanya peningkatan angka PHK yang signifikan.

Menghimpun data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), sepanjang Januari-Agustus 2024, sebanyak 46.240 pekerja di Indonesia terkena PHK dengan jumlah terbesar berasal dari Jawa Tengah.

5 Provinsi dengan Kasus PHK Terbanyak 

5 Provinsi Indonesia dengan PHK Terbanyak | GoodStats
Per Januari-Agustus 2024, Jawa Tengah berada di posisi tertinggi dengan 14.712 pekerjanya terkena PHK | GoodStats

Pada periode Januari-Agustus 2024, data terbaru mengungkapkan bahwa Jawa Tengah menempati posisi pertama provinsi dengan kasus PHK terbesar, sebanyak 14.712 pekerjanya terdampak.

DKI Jakarta menyusul di posisi kedua dengan 7.469 pekerja, Banten berada di urutan ketiga dengan 6.359 pekerja yang kena PHK.

Selanjutnya, menempati posisi keempat ada Jawa Barat yang melaporkan 6.210 kasus PHK dan Sulawesi Tengah sebagai provinsi kelima dengan 1.812 pekerja.

PHK yang terjadi di Jawa Tengah kebanyakan berasal dari sektor manufaktur, sektor ini memainkan peran penting dalam perekonomian daerah dengan banyaknya pekerja yang terlibat dalam proses produksi barang. Di sisi lain, kasus PHK di DKI Jakarta lebih banyak terjadi di sektor jasa.

"Jawa Tengah sektor manufaktur, tekstil, garmen, alas kaki. Kalau di DKI kebanyakan jasa, restoran, kafe, itu jasa banyak. Banten ya industri," tutur Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemnaker Indah Anggono Putri, mengutip Kumparan.

Baca Juga: 32 Ribu Karyawan Kena PHK di 2024, Jakarta Terbanyak

Sektor Manufaktur Indonesia Terkena Imbas dari PHK

Meningkatnya jumlah kasus PHK juga dipengaruhi oleh penurunan kinerja sektor manufaktur nasional. Hal ini terlihat dari indeks manajer pembelian (PMI) yang turun ke angka 48,9 pada Agustus 2024, menandakan adanya kontraksi industri selama dua bulan berturut-turut. 

Selain itu, beberapa panelis juga berpendapat bahwa penurunan nilai ekspor turut mempengaruhi banyaknya kasus PHK di tanah air. Permintaan ekspor yang rendah mendorong penurunan produksi, yang menyebabkan pabrik sektor manufaktur memangkas kapasitas produksinya, salah satunya dengan melakukan PHK.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, menginformasikan bahwa terdapat komitmen dari perusahaan lokal dan asing untuk mendirikan pabrik tekstil baru di Indonesia. Diharapkan dengan kehadiran pabrik ini dapat menyerap kembali pekerja tekstil yang terkena PHK.

“Iya ada pabrik baru. Pemerintah mendorong agar teman-teman yang terkena PHK di perusahaan tekstil bisa bekerja di perusahaan tekstil baru,” tutur Ida, dikutip dari Warta Ekonomi

Selain meningkatkan volume produksi tekstil lokal, pemerintah juga berencana untuk memperkuat kebijakan seleksi terhadap impor produk tekstil dari luar negeri. Kedua langkah ini diyakini dapat mengurangi ketergantungan pada barang impor serta dapat memperkuat penggunaan produk dalam negeri.

Baca Juga: 5 Ribu Pekerja di Jakarta Ter-PHK, Apakah Layoff seperti Tokopedia Sedang Marak?

Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor

Konten Terkait

Kembali Terpilih, Bagaimana Citra DPR Selama Dipimpin Puan Maharani?

Puan Maharani kembali terpilih sebagai Ketua DPR RI. Citra DPR RI tercatat mengalami pasang surut selama 5 tahun masa kepemimpinan Puan pada 2019-2024.

Keterwakilan Perempuan di DPD RI Terus Naik

Peningkatan keterlibatan perempuan di DPD RI mendorong kebijakan yang semakin eksklusif dan berkaitan dengan isu-isu wanita.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook