Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, terutama dalam hal bahasa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan tingginya tingkat urbanisasi, eksistensi bahasa daerah mulai mengalami pergeseran di beberapa wilayah. Mengutip data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, terdapat dinamika menarik mengenai persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang masih aktif menggunakan bahasa daerah, baik di lingkungan rumah maupun pergaulan sehari-hari.
Berikut adalah ulasan 10 provinsi dengan persentase penggunaan bahasa daerah terendah di Indonesia.
Baca Jga: Bahasa Daerah dengan Penutur Terbanyak di Tiap Pulau
Di peringkat pertama, DKI Jakarta mencatatkan angka penggunaan bahasa daerah yang paling minim, yakni hanya sebesar 5,89%. Sebagai pusat ekonomi dan titik temu berbagai suku bangsa, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa utama yang mendominasi ruang publik hingga privat di ibu kota.
Fenomena serupa juga terlihat di tanah Papua, di mana Provinsi Papua menempati urutan kedua terendah dengan 13,84%, diikuti oleh Papua Barat Daya sebesar 17,56%. Meskipun wilayah ini kaya akan ratusan bahasa suku, tingginya keberagaman etnis di area urban serta statusnya sebagai pintu masuk utama membuat masyarakat lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia untuk menjembatani komunikasi antar-suku.
Beralih ke Pulau Kalimantan, Kalimantan Utara berada di posisi keempat dengan 23,21%, disusul oleh Kalimantan Timur yang mencatatkan 27,53%. Di kedua provinsi ini, keberagaman penduduk, mulai dari suku asli seperti Dayak dan Tidung hingga para pendatang dari Jawa dan Sulawesi, membuat bahasa Indonesia menjadi pilihan utama agar komunikasi tetap efektif. Apalagi dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, lonjakan pendatang diperkirakan akan semakin memperkuat posisi bahasa nasional dalam pergaulan sehari-hari.
Sementara itu, di wilayah kepulauan, Kepulauan Riau memiliki tingkat penggunaan bahasa daerah sebesar 33,72%. Sebagai pusat perdagangan internasional dan pariwisata, interaksi yang intens dengan pihak asing mendorong masyarakatnya lebih sering menggunakan bahasa nasional maupun bahasa asing.
Tren penurunan ini juga merambah ke Pulau Sulawesi, di mana Sulawesi Tengah mencatatkan angka 39,64% dan Sulawesi Tenggara sebesar 41,58%. Di kota-kota besar seperti Palu, penggunaan bahasa lokal mulai tersisih oleh bahasa Indonesia yang dianggap lebih universal, ditambah lagi arus modernisasi yang membuat generasi muda cenderung lebih memilih bahasa nasional.
Di sisi barat Indonesia, Papua Barat menunjukkan persentase sebesar 43,76%, yang mengindikasikan hampir separuh penduduknya sudah mulai beralih dari bahasa ibu. Terakhir, Sumatra Utara menutup daftar sepuluh besar dengan angka 44,44%. Walaupun sangat identik dengan budaya Batak, Melayu, dan Nias, penggunaan bahasa Indonesia dengan dialek Medan yang ikonik ternyata jauh lebih dominan di wilayah perkotaan dibandingkan penggunaan bahasa daerah murni.
Data ini memberikan gambaran bahwa tantangan pelestarian bahasa daerah di Indonesia semakin nyata, terutama di wilayah yang memiliki tingkat mobilitas penduduk yang tinggi. Secara nasional, rata-rata penggunaan bahasa daerah di Indonesia sendiri masih berada di angka 74,32%.
Baca Juga: Provinsi Paling Banyak Pengguna Bahasa Daerah
Sumbers:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjUyNiMy/persentase-penduduk-berumur-10-tahun-ke-atas-yang-menggunakan-bahasa-daerah--baik-di-rumah-maupun-dalam-pergaulan--persen-.html
Penulis: Emily Zakia
Editor: Editor