Meski cenderung memiliki reputasi yang buruk, seperti dianggap sombong, tidak ramah, seringkali mencakar atau menggigit dan pemalas, nyatanya kucing mendominasi jumlah hewan sebagai peliharaan di dunia.
Seperti contohnya di Amerika Serikat, sebagai peringkat teratas dalam kepemilikan kucing dan anjing peliharaan, jumlah kucing sebagai peliharaan lebih banyak dari anjing dengan jumlah sekitar 74 juta kucing peliharaan dan 70 juta anjing peliharaan.
Data dari Pet Secure memaparkan 10 negara teratas dengan jumlah populasi kucing peliharaan terbanyak di dunia.
Hasilnya, Amerika Serikat menempati posisi pertama sebagai negara dengan jumlah kucing peliharaan terbanyak mencapai 74 juta kucing peliharaan.
Disusul oleh China dengan jumlah 53 juta kucing peliharaan dan Rusia di peringkat ketiga dengan jumlah 17 juta kucing peliharaan.
Sementara di Indonesia sendiri, jumlah populasi kucing sebagai peliharaan mencapai 4,8 juta kucing.
Ada beberapa faktor alasan kucing menjadi hewan peliharaan dengan populasi terbanyak di berbagai negara.
Studi tahun 2019 yang dilakukan oleh Oregon State University dan diterbitkan dalam jurnal Current Biology mengatakan bahwa layaknya anjing, sebanyak 64% kucing memiliki ikatan erat dengan manusia sebagai pengasuhnya, “Mayoritas kucing bergantung pada pemiliknya sebagai sumber rasa aman,” ungkap Kristyn Vitale, peneliti utama studi tersebut.
Studi lain tahun 2017 yang dilakukan para peneliti dari Oregon State University mengamati preferensi kucing dan temuan mereka menunjukkan bahwa kucing sebenarnya lebih menikmati interaksi dengan manusia daripada makanan. Mengutip dari jurnal Behavioural Processes, Interaksi sosial merupakan aktivitas yang paling disukai kucing yang lalu diikuti oleh makanan.
Lebih lanjut, sebuah studi tahun 2011 dari University of Vienna menemukan bahwa hubungan atau ikatan antara kucing dan pemiliknya bisa serupa dengan ikatan dalam hubungan manusia. Mereka mengatakan bahwa kucing kemungkinan ingat ketika pemiliknya melakukan sesuatu yang baik dan akan membalas budi di lain waktu.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Editor